Sisingamangaraja XII Raja Buleleng dan Gusti Ketut Jelantik

115 Pergerakan Nasional Untuk memenuhi tenaga manusia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa di negara jajahannya. Orang-orang dipaksa bekerja untuk kepentingan Jepang yang dinamakan romusha. Para romusha di- paksa bekerja berat tanpa menerima upah. Mereka diperlakukan sewenang-wenang. Mereka dipaksa bekerja untuk memban- gun lapangan terbang, kubu-kubu perta- hanan, dan jalan kereta api. Tenaga romusha kebanyakan diambil dari desa-desa, terutama dari Pulau Jawa. Mereka dipekerjakan ke luar Jawa. Bahkan ada yang dikirim ke luar negeri, seperti Ma- laysia, Burma Myanmar, dan Thailand. Diperkirakan lebih dari 230.000 orang Indo- nesia dipekerjakan sebagai romusha.

b. Akibat Pengerahan Tenaga Romusha

Keadaan para pekerja romusha sangat memprihatinkan. Mereka diperlaku- kan secara kasar dan kejam. Mereka bekerja siang malam namun kesehatan dan makanannya tidak terjamin. Akibatnya, banyak para romusha yang meninggal karena kelaparan dan penyakit malaria. Pengerahan tenaga romusha menye- babkan penduduk Indonesia berkurang akibat meninggal dunia. Penderitaan itu meninggalkan rasa ketakutan bagi mereka yang pernah mengalaminya. Pendudukan Jepang di Indonesia mem- bawa malapetaka bagi rakyat Indonesia. Propaganda dan janji-janji Jepang hanya tipuan belaka. Selama dijajah Jepang, rakyat Indonesia semakin miskin, bodoh, dan menderita. Gambar 6.14 Para tenaga romusha siap dikirim dengan kereta api menuju Malaysia, Myanmar, dan Thailand Sumber: 50 thn Indonesia Merdeka Gambar 6.15 Ilustrasi kekejaman Jepang ke- pada para romusha. Sumber: dok. penerbit 116 SD Kelas V

3. Perlawanan Terhadap Jepang

Setelah mengetahui maksud Jepang yang sebenarnya, timbullah berbagai bentuk perlawanan. Contohnya perjuangan di Aceh, di Desa Sukamanah Tasikmalaya, Indramayu, dan perlawanan Peta.

a. Perjuangan Melawan Jepang di Aceh

Perlawanan rakyat Aceh terjadi di Cot Plieng. Perlawanan ini dipimpin oleh Teuku Abdul Jalil. Ia adalah seorang guru mengaji. Peristiwa ini berawal dari sikap tentara Jepang yang bertindak sewenang-wenang. Rakyat diperas dan ditindas. Jepang berusaha membujuk Teuku Abdul Jalil untuk berdamai. Namun, Teuku Abdul Jalil menolaknya. Akhirnya, pada 10 November 1942 Jepang menyerang Cot Plieng. Rakyat Aceh pun tidak gentar mengahadapi serangan Jepang. Mereka hanya bersenjatakan pedang, rencong, dan klewang. Meskipun demikian, rakyat Aceh berhasil mengalahkan Jepang. Mereka berhasil memukul mundur pasukan Jepang. Serangan Jepang yang kedua pun gagal. Tentara Jepang terpaksa kembali ke markasnya di Lhokseumawe. Kegiatan 6.2 Ayo jawab pertanyaan berikut dengan tepat 1. Mengapa Jepang ingin menguasai Asia Tenggara? 2. Mengapa Belanda terancam sejak Jepang masuk ke Indonesia? 3. Bagaimana cara Jepang menarik perhatian bangsa Indonesia? 4. Mengapa Jepang mengerahkan tenaga romusha? 5. Bagaimana keadaan rakyat Indonesia semasa pendudukan Jepang? Ayo berlatih Diskusikan dengan teman kelompokmu 1. Mengapa Jepang ingin menguasai wilayah Asia? 2. Bagaimana sikapmu terhadap pengerahan tenaga romusha yang dilakukan Jepang? 117 Pergerakan Nasional Dalam serangan ketiga, Jepang berhasil setelah membakar masjid yang biasa dipakai beribadah Teuku Abdul Jalil. Teuku Abdul Jalil berhasil meloloskan diri, namun akhirnya tertembak.

b. Perjuangan Melawan Jepang di Sukamanah Singaparna

Perlawanan rakyat pada masa pen- dudukan Jepang banyak dipimpin para ulama. Perlawanan yang terkenal adalah perlawanan rakyat yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustofa. Ia adalah pemimpin pondok pesantren di Sukamanah, Singaparna, Jawa Barat. Perlawanan ini bermula dari paksaan Jepang melakukan Seikeirei. Yakni penghormat- an kepada kaisar Jepang. Penghormatan ini di- lakukan dengan cara menghadap ke arah timur laut Tokyo dan membungkukkan badan. Cara ini dianggap oleh K.H. Zaenal Mustofa sebagai tindakan musyrik menyekutukan Tuhan. Tin- dakan ini melanggar ajaran agama Islam. Oleh karena itu, tindakan itu sehingga harus ditentang. Akibat penentangan itu, Jepang mengirim pasukan untuk menggempur Sukamanah. Akhirnya meletuslah pertempuran pada 25 Februari 1944 setelah salat Jumat. Pertempuran ini mengakibatkan banyak korban dari kedua belah pihak. K.H. Zaenal Mustofa berhasil ditangkap. Ia ditahan di Tasikmalaya, kemudian dibawa ke Jakarta untuk diadili. Ia dihukum mati dan dimakamkan di Ancol. Pada 10 November 1974 makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tasikmalaya.

c. Perlawanan Rakyat Indramayu

Perlawanan terhadap Jepang juga terjadi di Indramayu pada April 1944. Latar belakang perlawanan ini adalah masalah ekonomi. Rakyat menolak menyerahkan sejumlah padi yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang. Penolakan tersebut dianggap sebagai suatu pemberontakan. Oleh karena itu, Jepang mengirim pasukan untuk memaksa rakyat agar tunduk. Kedatangan pasukan Jepang disambut rakyat secara serentak dengan perla- wanan. Perlawanan terus dilakukan sementara penolakan penyerahan sejumlah padi belum dapat diatasi. Perlawanan berakhir setelah Jepang mendatangkan tokoh pergerakan yang disegani. Mereka membujuk rakyat agar menaati peratur- an untuk kemenangan bersama. Gambar 6.16 K.H. Zaenal Mustofa Sumber: Album Pahlawan bangsa