Anak dengan Gangguan Intelektual Tunagrahita

1 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 15 tugas-tugas yang memerlukan kecepatan serta gerakan-gerakan yang kompleks Zaenal Alimin 2007. 2 Aspek Bicara dan Bahasa Ketunarunguan sangat mempengaruhi keterampilan berbicara dan bahasa, apalagi bagi anak-anak yang ketunarunguannya dibawa sejak lahir, bahasa yang dikeluarkan oleh individu dengan ketunarunguan biasanya sulit untuk dimengerti karena mereka mengalami kesulitan dalam membeda-bedakan artikulasi, kualitas suara, dan tekanan suara. Hal ini terjadi karena mereka kurang bahkan ada yang tidak pernah mendengar informasi melalui suara. Menurut Djadja Rahardja 2006 bagi individu yang ketunarunguannya congenital atau berat, suara yang keras tidak dapat didengarnya meskipun dengan menggunakan alat bantu dengar. Anak tunarungu memerlukan perhatian khusus dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Dudi Gunawan 2011, berikut ini strategi yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran: a Tidak membelakangi anak ketika berbicara dengannya b Tempatkan anak pada posisi tempat duduk paling depan, sehingga memudahkan mereka untuk membaca gerak bibir guru. c Usahakan untuk berbicara kepada anak dengan posisi berhadapan dan bila memungkinkan kepala guru sejajar dengan kepala anak. d Volume suara guru tidak perlu dikeraskan, tetapi yang diusahakan adalah gerakan bibir yang jelas.

c. Anak dengan Gangguan Intelektual Tunagrahita

Anak dengan gangguan intelektual Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental-intelektual di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya Menurut Dudi Gunawan 2011. 1 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 16 Ada tiga indikator yang harus terpenuhi untuk mengklasifikasikan seorang anak sebagai tunagrahita, yaitu: 1 Hambatan fungsi intelektual, misalnya dalam kemampuan pemahaman sebab-akibat, pemecahan masalah, perencanaan, berpikir abstrak, kemampuan akademik, dan belajar dari pengalaman. Hal ini harus berdasarkan hasil asesmen klinis dan tes inteligensi yang standar. 2 Ketidakmampuan dalam fungsi sosial adaptif, dan 3 Hambatan intelektual dan perilaku sosialadaptif terjadi pada usia perkembangan DSM V, 2013 Tunagrahita dapat dikelompokkan menjadi 4 empat berdasar tingkat inteligensinya, yaitu: 1 Tunagrahita ringan : IQ 70-55 2 Tunagrahita sedang : IQ 55-40 3 Tunagrahita berat : IQ 40-25 4 Tunagrahita berat sekali : IQ 25 Ada beberapa kondisi fisik, penampilan dan perilaku yang sering nampak pada anak tunagrahita, diantaranya: Penampilan fisiknya tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecilbesar, Koordinasi gerakan kurang gerakan sering tidak terkendali Rentang atensi singkat, sangat mudah terdistraksi Kesulitan dalam menerima hal-hal baru, Lebih menyukai bermain dengan anak yang lebih kecil usianya Takut mencoba hal-hal baru Kesulitan dalam memecahkan masalah Daya ingatnya kurang baik Ketidakmampuan untuk menerapkan kemampuan yang telah dimiliki pada situasi baru Mudah frustrasimarah dengan adanya perubahan Secara umum dampak dari gangguan intelektual dapat dilihat pada indikator sebagai berikut: 1 PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 17 1 Lamban dalam mempelajari hal-hal baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari konsep yang abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang di pelajari apabila tanpa latihan terus menerus. 2 Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru. 3 Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak tunagrahita berat. 4 Cacat fisik dan perkembangan gerak. Anak tunagrahita berat mempunyai keterbatasan dalam gerak fisik, ad yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala. 5 Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak tunagrahita berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti; berpakaian, makan, mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk meMpelajari kemampuan dasar. 6 Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai tunagrahita berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak tunagrahita dalam memberikan perhatian terhadap lawan main. 7 Tingkah laku kurang wajar yang terus menerus. Banyak anak tunagrahita berat bertingkah laku tanpa tujuan yang jelas. Pendidikan bagi peserta didik tunagrahita seharusnya ditujukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara optimal, agar mereka dapat hidup mandiri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di tempat mereka berada.

d. Anak dengan Gangguan Gerak Anggota Tubuh Tunadaksa