Identitas menurut Shaffer 2005 adalah pendefinisian diri yang matang, sebuah perasaan tentang siapa diri kita, kemana tujuan hidup kita dan bagaimana
kita menyocokkan diri ke dalam masyarakat. Kaplan 2000 mendefinisikan identitas sebagai perasaan yang kita miliki ketika kita mengenal siapa diri kita
yang sebenarnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian
identitas yaitu perasaan mengenai diri, menerima keadaan diri dan pandangan mengenai tujuan hidup, nilai-nilai dan kepercayaan yang kita pegang.
2. Pembentukan Identitas
Pembentukan identitas diri membuat individu mulai mempertanyakan kembali tentang dirinya, meninjau dan mengevaluasi perubahan perasaan-perasaan dan
penampilan yang terjadi dan mempertanyakan kembali bagaimana hubungan yang dilakukan dengan orangtua dan oranglain Gardner, 2002.
Proses pembentukan identitas diri merupakan suatu proses yang berkepanjangan. Pembentukan identitas muncul sejak timbulnya kelekatan,
perkembangan perasaan diri dan munculnya kemandirian pada masa bayi, dan mencapai fase akhirnya dengan tinjauan dan integrasi kehidupan pada masa lanjut
usia. Pembentukan identitas tidak dimulai atau berakhir pada masa remaja Santrock, 1995.
Perkembangan identitas oleh Marcia 1993 berfokus pada area ideologi yang merefleksikan pendekatan individu dalam konteks umum yaitu pada pekerjaan,
Universitas Sumatera Utara
agama dan politik dan area interpersonal yang meliputi peran jenis kelamin, hubungan berpacaran dan hubungan persahabatan. Sejumlah pencarian dan
komitmen yang dimiliki pada area interpersonal merupakan aspek yang penting dalam perkembangan identitas yang secara khusus berhubungan dengan
pembentukan keintiman dalam hubungan berpacaran. Marcia 1993 menyatakan bahwa pembentukan identitas dapat dilihat melalui kehadiran dari krisis dan
komitmen.
3. Krisis
Krisis didefinisikan sebagai sebuah periode pembuatan keputusan ketika pilihan-pilihan, kepercayaan-kepercayaan, dan pengidentifikasian yang telah ada
sebelumnya dipertanyakan oleh individu dan informasi atau pengalaman yang berhubungan terhadap pilihannya untuk dilakukan pencarian. Krisis juga
menggambarkan sejumlah pencarian untuk meninjau kembali atau mendefinisikan ulang mengenai dirinya.
Masa ini biasanya ditandai dengan kebingungan, kecemasan dan ketidakkonsistenan dan sebuah usaha aktif untuk bekerja melalui konflik dalam
Kroger, 2001. Adapun kriteria yang digunakan untuk menggambarkan terjadinya krisis yaitu :
1. Kemampuan Mengetahui
Orang dewasa memiliki kemampuan mengetahui dengan standard yang lebih tinggi dari pada anak sekolah atau mahasiswa. Kehidupan yang lebih
lama dan waktu yang lebih panjang dalam mengumpulkan informasi
Universitas Sumatera Utara
berarti bahwa mereka melewati gambaran yang lebih spesifik tentang alternatif yang mereka pertimbangkan sebagai orang dewasa atau sudah
mereka pertimbangkan sebelumnya. Kemampuan ini dapat dilihat dari keluasan dan kedalaman pengetahuan dalam menyelidiki berbagai pilihan
yang tersedia. 2.
Aktivitas Yang Bertujuan Untuk Mengumpulkan Informasi Aktivitas yang dilakukan orang dewasa untuk mendapatkan informasi dan
memperdalam pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keputusan diantara berbagai alternatif yang ada.
3. Mempertimbangkan Alternatif Elemen Identitas yang Potensial
Bukti dari sejumlah eksplorasi yang dilakukan. Hal ini terlihat dari keputusan penting yang akan diambil seseorang yang mencerminkan
eksplorasi yang dilakukan. Mengenai cara yang dilakukan seseorang dalam mempertimbangkan alternatif pilihan yang tersedia dalam rangka
mendapatkan komitmen yang jelas dalam hidupnya. 4.
Bentuk-Bentuk Emosi Ketika krisis identitas selama masa remaja awalnya menyenangkan dan
proses eksplorasi dinikmati sebagai pengembangan pengalaman. Hal ini jarang menjadi masalah apabila seseorang menjelang masa dewasa dan
memasuki krisis dengan kehidupan. Selama tahun-tahun dewasa krisis identitas biasanya melibatkan perubahan pola aktivitas yang sudah ada,
berhenti melakukan apa yang telah diketahui dan mencoba hal lain yang belum diketahui. Meskipun tujuan atau nilai lama dipandang tidak lagi
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan seseorang di situasi yang sekarang, prospek untuk menemukan pilihan yang baru lebih cenderung menghasilkan kecemasan
daripada semangat.
4. Komitmen