3.3 Aspek Pengukuran
No Variabel
Cara dan Alat Ukur
Hasil Ukur Skala
Ukur
1 Kejadian
Keracunan Pestisida
Wawancara Kuesioner
1. Keracunan Pestisida sesak
nafas, keringat berlebih, mual, muntah, mata berair,
pusing
2. Tidak Keracunan Pestisida
apabila tidak terdapat salah satu tanda-tanda diatas
Nominal
2 Umur petani
Wawancara Kuesioner
1. Umur Muda 18-36 2. Umur Tua 37-65
Ordinal
3 Jenis
Kelamin Wawancara
Kuesioner 1. Laki-laki
2. Perempuan Nominal
4 Pendidikan
petani Wawancara
Kuesioner 1.
Pendidikan rendah, jika pendidikan responden
tidak sekolah, SD dan SMP
2. Pendidikan Tinggi
AkademiPerguruan Tinggi dll.
Ordinal
5 Lama
Pemaparan Wawancara
Kuesioner 1.
≤ 2 jam 2.
2 jam Ordinal
6 Dosis
Pestisida Wawancara
Kuesioner 1. Kurang baik apabila skor
≤ 44-74 bila nilai4- 8
2. Baik apabila skor 75 bila nilai 9-12
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
7 Personal
Higiene Wawancara
Kuesioner 1. Kurang Baik apabila skor
≤44 - 74 bila nilai 12-20
2. Baik apabila skor 75
bila nilai 21-28 Ordinal
8 Alat
Pelindung Diri
Wawancara Kuesioner
1. Kurang baik apabila skor 44 -74 bila nilai 4-8
2. Baik apabila skor 75 bila nilai 9-12
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan menggunakan desain cross sectional.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka. Pemilihan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dari ke Sembilan desa yang ada di
kecamatan merdeka, Desa Cinta Rakyat merupakan desa yang padat penduduknya. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten karo bahwa desa
cinta rakyat sangat tinggi dalam penggunaan pestisida dan belum pernah diadakan penelitian terhadap faktor yang berhubungan dengan kejadian keracunan pestisida di
desa Cinta Rakyat kecamatan Merdeka.
4.2.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani buah jeruk yang berumur 19-60 tahun dan yang melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida di
Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka.
4.3.2 Sampel
31
Sampel pada penelitian ini adalah orang yang sering melakukan penyemprot jeruk di dalam satu rumah tangga yang ada di lingkungan I Desa Cinta Rakyat
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010. Rumus ukuran sampel minimal untuk menaksir proporsi populasi adalah
sebagai berikut :
Keterangan : n
: besar sampel minimal p
: Perkiraan proporsi prevalensi variabel dependen pada populasi = 0,57 d
: tingkat ketetapan absolut Presisi = 0,10 z
: standar deviasi normal sesuai dengan derajat kamaknaan 95 = 1,96 CI
: tingkat kepercayaan 95 Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel minimal adalah :
n= 95 Untuk mengantisipasi adanya kekurangan sampel maka besar sampel ditambah 10
dari minimal sampel sehingga besar sampel n= 95+10, n = 105 orang.
4.4 Metode Pengambilan Sampel
Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka terdiri dari 3 lingkungan, lingkungan I, II, III dan yang paling banyak lingkungan I sebanyak 120 Rumah Tangga. Metode
pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu lingkungan I dan dianggap
Universitas Sumatera Utara
homogen dengan lingkungan lain. Setiap rumah tangga diambil 1 orang yang paling sering melakukan penyemprotan. Berdasarkan pertimbangan diatas maka lingkungan
tersebut memiliki penyemprot jeruk dan memenuhi besar sampel minimal yang dibutuhkan. Penduduk di lingkungan I mempunyai karakteristik yang sama dengan
penduduk lainnya.
4.5 Metode Pengumpulan Data 4.5.1 Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani penyemprot jeruk mengenai kejadian keracunan selama satu tahun
terakhir dengan menggunakan kuesioner tertutup yang telah dipersiapkan sebelumnya meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan dan dosis pestisida, lama paparan, personal
higiene, penggunaan alat pelindung diri APD.
4.5.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari sumber data demografi desa, profil kecamatan
dan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karo tentang kejadian keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
4.6 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan computer yaitu program SPSS Statistical Product and Service Solution agar analisis
penelitian menghasilkan informasi yang benar, terlebih dahulu dilakukan empat
Universitas Sumatera Utara
tahapan yaitu editing, coding, entry data dan cleaning. Jenis analisis yang dilakukan sebagai berikut:
4.6.1 Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.
4.6.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengtahui hubungan variabel-variabel indepeden dengan variabel dependen yaitu dengan menggunakan Chi-Square. Dari
hasil analisis akan diketahui variabel independen manakah yang berhubungan bermakna secara statistik dengan variabel dependen. Dari hasil uji statistik akan
diketahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti dengan melihat nilai p. Bila dari hasil uji statistik nilai p0,05 berarti terdapat hubungan yang
bermakna antara kedua variabel.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Geografis
Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka berada di dataran tinggi tanah karo dengan jarak kurang lebih 10 km dari kota pariwisata Berastagi, 20 km Dari Kota
Kabanjahe sebagai ibukota kabupaten dan 97 km dari Medan Ibukota Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 590 Ha dan mempunyai 4 lingkungan. Desa
Cinta Rakyat berada pada ketinggian rata-rata 1300-1600 m diatas permukaan laut dengan temperature 16 -1
dengan kelembaban 88,47. Desa Cinta Rakyat mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Raya Bukit Barisan
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kurbakti
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Merdeka
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ujung Teran
5.1.2 Demografi
Jumlah penduduk di Desa Cinta Rakyat sebanyak 2.677 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.337 49.94 jiwa dan perempuan 1.340 jiwa 50.0. Desa Cinta
Rakyat merupakan Desa yang memiliki penduduk yang heterogen yang majemuk dari suku dan agama. Suku yang terdapat di Desa Cinta Rakyat adalah Batak Karo,
Batak Toba, Batak Simalungun dan Jawa. Keberadaan suku dan agama itu diikat dalam suatu kekeluargaan yang sering
di sebut dengan Sada Perarih. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam
Universitas Sumatera Utara
kegiatan gotong-royong dan kegiatan peradatan dalam acara pernikahan maupun meninggal yang terjadi dilingkungan Desa Cinta Rakyat.
Berdasarkan data kependudukan Kecamata Merdeka dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian seperti uraian sebagai berikut
Tabel 5.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Merdeka Tahun 2008
No Kelompok
Umur Jenis Kelamin
f Laki-Laki
Perempuan 1
0-4 748
701 1.449
11,31
2 5-9
714 657
1.371 10,70
3 10-14
712 665
1.377 10,75
4 15-19
643 613
1.256 9,80
5 20-24
515 538
1.053 8,22
6
25-29 548
565 1.113
8,69
7 30-34
512 512
1.024 7,99
8 35-39
448 456
904 7,05
9
40-44 385
397 782
6,10
10 45-49
321 326
647 5,05
11 50-54
248 247
495 3,86
12 55-59
189 208
397 3,88
13 60-64
165 179
344 2,68
14 65+
248 346
594 4,63
Total 6.396
6.410 12.806
100,0 Sumber : BPS Kab.Karo 2008
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Distribusi Luas, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Merdeka Tahun 2008
No Desa
Luas Km2 Jumlah
Penduduk Kepadatan
Penduduk
1 Deram
3,93 504
128,24
2 Ujung Teran
6,42 838
130,53
3 Cinta Rakyat
5,90 2677
453,73
4
Sada Perarih 4,53
1257 277,48
5 Semangat
2,87 966
336,59
6 Merdeka
2,80 1881
486,05
7
Gongsol 5,46
1771 632,50
8 Jaranguda
5,46 2304
421,98
9 Semangat Gunung
8,39 608
72,47 Total
44,17 12806
289,93 Sumber : BPS Kab.Karo 2008
5.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel yang berhubungan dengan kejadian keracunan
pestisida petani penyemprot jeruk. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut:
5.2.1 Faktor Intrinsik
Proporsi petani penyemprot jeruk berdasarkan karakteristik host umur, jenis kelamin, pendidikan, dan profil petani lama pemaparan, jumlah frekuensi
penyemprotan tiap minggu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Petani Penyemprot Jeruk Berdasarkan Faktor
Intrinsik di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010
No Karakteristik Host f
1 Umur Tahun
18-24 25-31
32-38 39-45
46-52 53-59
59 2
20 41
39 11
5 2
1,7 16,7
34,2 32,5
9,2 4,2
1,7
Total 120
100,0
2 Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
103 17
85,8 14,2
Total 120
100,0
3 Pendidikan
Tidak tamat SD SD
SLTP SLTA
AkademiPerguruan Tinggi 12
19 21
54 14
10,0 15,8
17,5 45,0
11,7
Total 120
100,0
Profil Petani 1
Lama Paparan Jam 1
2 3
4 5
13 34
43 19
11 10,8
28,3 35,8
15,8 9,2
2 Frekuensi Penyemprotan
1-3 kaliminggu 4-6 kaliminggu
102 18
85,0 15,0
Total 120
100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa proporsi petani penyemprot
jeruk yang paling tinggi pada umur 39-45 tahun dengan proporsi yaitu 30,7, sedangkan proporsi petani penyemprot jeruk yang paling rendah pada umur 18-24
tahun yaitu dengan proporsi 1,7 dan pada umur 59 tahun 1,7. Berdasarkan jenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin, proporsi petani penyemprot jeruk yang paling tinggi adalah laki-laki dengan proporsi 86,7 sedangkan perempuan adalah proporsinya 13,3. Berdasarkan
pendidikan, proporsi petani yang menyemprot jeruk yang paling tinggi SLTA yaitu 40,0, sedangkan proporsi petani penyemprot jeruk yang paling rendah adalah
akademiperguruan tinggi adalah 4,2. Berdasarkan lama paparan yang alami oleh petani penyemprot jeruk paling
tinggi adalah 3 jam dengan proporsinya yaitu 35,8, sedangkan Proporsi petani dengan lama paparan paling rendah adalah 5 jam yaitu 9,2.
Berdasarkan frekuensi penyemprotan yang dilakukan oleh petani penyemprot jeruk paling tinggi adalah 1-3 kaliminggu yaitu 85,0, sedangkan
frekuensi penyemprotan yang dilakukan penyemprot jeruk paling rendah adalah 4-6 kaliminggu yaitu 15,0.
5.2.2 Faktor Ekstrinsik
Proporsi petani penyemprot jeruk berdasarkan faktor ekstrinsik lama pemaparan, Dosis Pestisida, Personal Higiene, Pemakaian Alat Pelindung Diri
APD.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4 Distribusi Proporsi Petani Penyemprot Jeruk Berdasarkan Faktor Ekstrinsik di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo Tahun 2010
No Faktor Ekstrinsik f
1 Lama Pemaparan
≤ 2 jam 2 jam
46 74
38,3 61,7
Total 120
100,0
2 Dosis Pestisida
1. Kurang Baik 2. Baik
88 32
73,3 26,7
Total 120
100,0
3 Personal Higiene
1.Kurang Baik 2.Baik
97 23
80,8 19,2
Total 120
100
4 Penggunaan
Alat Pelindung Diri APD
1.Kurang Baik 2.Baik
62 58
51,7 48,3
Total 120
100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa proporsi petani penyemprot
jeruk adalah yang memiliki lama pemaparan 2 jam 61,7. Berdasarkan Dosis Pestisida, proporsi petani penyemprot yang paling tinggi adalah kurang baik 73,3.
Berdasarkan Personal Higiene, proporsi petani penyemprot jeruk yang yang paling tinggi kurang baik 80,8. Berdasarkan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD,
proporsi petani penyemprot jeruk yang paling tinggi adalah baik 51,7.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Kejadian Keracunan Pestisida Tabel 5.5 Distribusi Petani Penyemprot Jeruk Berdasarkan Kejadian
Keracunan Pestisida di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010
No Kejadian Keracunan f
1 Keracunan Pestisida
44 36,7
2 Tidak Keracunan
76 63,3
Total 120
100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa proporsi prevalensi gejala keracunan pestisida 1 tahun terakhir sebesar 36,7 pada petani penyemprot jeruk di
Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka tahun 2010.
5.3 Analisis Bivariat 5.3.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani
Penyemprot Jeruk Tabel 5.6
Tabulasi Silang Umur Petani Peyemprot Jeruk Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat
Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Umur Petani
Tahun
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,86
1,16-2,97 6,8960,009
1 Muda
24 51,1
23 48,9
47 100,0
2 Tua
20 27,4
53 72,6
73 100,0
RP= Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dibahwa Proporsi Prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida yang berumur Muda 51,1, sedangkan yang berumur Tua 27,4. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani
penyemprot jeruk yang berumur Muda dibandingkan dengan petani penyemprot jeruk berumur Tua 1,86 95 CI = 1,16-2,97. Umur yang lebih muda merupakan
faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara umur yang
lebih muda dengan kejadian keracunan pestisida.
5.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Jenis Kelamin Petani Jeruk Dengan Kejadian
Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Jenis Kelamin
Petani
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 0,74
0,42-1,31 0,9210,33
1 Laki-laki
36 35,0
67 65,0
103 100,0
2 Perempuan
8 47,1
9 52,9
17 100,0
RP= Ratio Prevalens Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Proporsi Prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida yang jenis kelamin laki-laki 35,0, sedangkan jenis kelamin perempuan 47,1. Ratio prevalensi keracunan pestisida
pada petani penyemprot jeruk yang laki-laki dibandingkan dengan petani penyemprot jeruk pada perempuan adalah 0,74 95 CI = 0,42-1,31. Artinya jenis kelamin
bukan merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pada petani penyemprot jeruk. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 Hal ini berarti tidak terdapat hubungan asosiasi antara jenis kelamin dengan kejadian keracunan pestisida.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.8 Tabulasi Silang Pendidikan Petani Penyemprot Jeruk Dengan
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Pendidikan Petani
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 2,52
1,52-4,20 14,4200,000
1 Rendah
29 55,8 23 44,2 52 100,0 2
Tinggi 15 22,1 53 77,9 68 100,0
RP= Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi Prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida yang memiliki pendidikan rendah 55,8 sedangkan yang memiliki pendidikan tinggi 22,1. Ratio prevalens keracunan
pestisida pada petani penyemprot jeruk yang memiliki pendidikan rendah dibandingkan dengan petani penyemprot jeruk yang memiliki pendidikan tinggi
adalah 2,52 95 CI;1,52-4,20. Artinya pendidikan rendah merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara pendidikan
rendah dengan kejadian keracunan pestisida.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4 Hubungan Lama Pemaparan dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Lama Pemaparan Penyemprot Jeruk Dengan
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Lama Pemaparan
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 2,32
1,44-3,73 12,66
0,000 1
≤ 2 jam 26
56,5 20
43,5 46
100,0 2
2 jam 18
24,3 56
75,7 74
100,0 RP= Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan lama pemaparan
≤ 2 jam 56,5 sedangkan yang lama paparannya 2 jam 24,3. Ratio prevalens keracunan
pestisida pada petani penyemprot jeruk yang lama paparan ≤ 2 jam dibandingkan
dengan lama paparan 2 jam adalah 2,32 95 CI = 1,44-3,73. Artinya bahwa lama paparan
≤2 jam merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara lama
paparan ≤2 jam dengan kejadian keracunan pestisida.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5 Hubungan Dosis Pestisida dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Dosis Pestisida Petani Penyemprot Jeruk Dengan
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No
Dosis Pestisida
Kejadian Keracunan
Pestisida Total
RP 95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,153
0,662- 1,269
0,294 0,587
1 Kurang Baik
57 64,8
31 35,2
88 100,0
2 Baik
13 40,6
19 59,4
32 100,0
RP= Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan dosis pestisida kurang baik 64,8 sedangkan yang baik 40,6. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani
penyemprot jeruk yang pengaturan dosis pestisida kurang baik dibandingkan dengan baik adalah 1,153 95 CI = 0,662-1,269. Artinya bahwa pengaturan dosis
pestisida kurang baik bukan merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p 0,05, berarti tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara dosis pestisida dengan
kejadian keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk di Desa Cinta Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6 Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Personal Higiene Pestisida Petani Penyemprot
Jeruk Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Personal Higiene
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,406
0,845- 2,339
1,5260,217 1
Kurang Baik
33 34,0
64 66,0
97 100,0
2 Baik
11 47,8
12 52,2
23 100,0
RP= Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan personal higiene kurang baik 34,0 sedangkan yang baik 47,8. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani
penyemprot jeruk yang pengaturan dosis pestisida kurang baik dibandingkan dengan baik adalah 1,406 95 CI = 0,845-2,339. Artinya bahwa personal higiene kurang
baik bukan merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p 0,05, berarti tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara personal higiene yang
kurang dengan kejadian keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk di Desa Cinta Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7 Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Pengunaan Alat Pelindung Diri APD Petani
Penyemprot Jeruk Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010
RP,95CI,
No Penggunaan APD
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,698
1,040- 2,771
4,7240,030 1
Kurang Baik 17 27,4 45 72,6 62 100,0
2 Baik
27 46,6 31 53,4 58 100,0 RP= Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan pengguanaan alat pelindung diri
APD kurang baik 27,4 sedangkan yang baik 46,6. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani penyemprot yang menggunakan APD kurang baik
dibandingkan dengan baik adalah 1,698 95 CI = 1,040-2,771. Artinya bahwa penggunaan APD kurang baik merupakan faktor risiko terjadinya keracunan
pestisida pada petani penyemprot jeruk. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p
0,05, berarti ada hubungan asosiasi yang bermakna antara penggunaan Alat Pelindung Diri APD yang kurang baik dengan kejadian keracunan pestisida pada
petani penyemprot jeruk di Desa Cinta Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Analisis Univariat 6.1.1 Proporsi Proporsi Prevalensi Keracunan Pestisida
Prevalens rate keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Prevalensi Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk di Cinta Rakyat Kecamatan
Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa proporsi prevalensi kejadian keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk dalam 1 tahun terakhir di Desa
Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo tahun 2010 yaitu 36,7.
63,3 36,7
Proporsi Prevalens Keracunan Pestisida
Tidak Pernah Pernah
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil laporan kajian faktor risiko lingkungan dan dampaknya terhadap kesehatan di Kabupaten Karo Propinsi Sumatera Utara tahun 2006 menunjukkan bahwa hasil
pada petani penyemprot yang keracunan 23,30.
10
Gambar 6.2 Diagram Bar Distribusi Proporsi Petani Penyemprot Jeruk Berdasarkan Umur di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo Tahun 2010
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa proporsi umur petani penyemprot jeruk yang terbanyak adalah pada umur 32-38 tahun yaitu 34,2
sedangkan proporsi umur petani yang sedikit pada umur 18-24 tahun adalah 1,7 dan umur 59 tahun adalah 1,7.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Silaban 2005 di kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun yang menunjukkan bahwa 20,8 responden berada
pada umur 25-28 tahun, dan 2,7 responden pada umur 49-52 tahun.
25
1,7 16,7
34,2 32,5
9,2 4,2
1,7 5
10 15
20 25
30 35
40
18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 59
P rop
or si
Umur Tahun
Universitas Sumatera Utara
51,1
27,4 48,9
72,6
10 20
30 40
50 60
70 80
Muda Tua
P ro
p o
rs i
Umur Petani
pernah Tidak pernah
Namun berdasarkan Peraturan menteri tenaga kerja Republik Indonesia ada kesesuaian bahwa tenaga kerja yang dipekerjakan mengelola pestisida harus
memenuhi syarat yaitu telah berumur 18 delapan belas tahun ke atas.
32
6.2 Analisis Bivariat 6.2.1 Hubungan Umur Dengan Kejadian Keracunan Pestisida