5.3.4 Hubungan Lama Pemaparan dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Lama Pemaparan Penyemprot Jeruk Dengan
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Lama Pemaparan
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 2,32
1,44-3,73 12,66
0,000 1
≤ 2 jam 26
56,5 20
43,5 46
100,0 2
2 jam 18
24,3 56
75,7 74
100,0 RP= Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan lama pemaparan
≤ 2 jam 56,5 sedangkan yang lama paparannya 2 jam 24,3. Ratio prevalens keracunan
pestisida pada petani penyemprot jeruk yang lama paparan ≤ 2 jam dibandingkan
dengan lama paparan 2 jam adalah 2,32 95 CI = 1,44-3,73. Artinya bahwa lama paparan
≤2 jam merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05. Hal ini berarti terdapat hubungan asosiasi yang bermakna antara lama
paparan ≤2 jam dengan kejadian keracunan pestisida.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5 Hubungan Dosis Pestisida dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.10 Tabulasi Silang Dosis Pestisida Petani Penyemprot Jeruk Dengan
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No
Dosis Pestisida
Kejadian Keracunan
Pestisida Total
RP 95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,153
0,662- 1,269
0,294 0,587
1 Kurang Baik
57 64,8
31 35,2
88 100,0
2 Baik
13 40,6
19 59,4
32 100,0
RP= Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan dosis pestisida kurang baik 64,8 sedangkan yang baik 40,6. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani
penyemprot jeruk yang pengaturan dosis pestisida kurang baik dibandingkan dengan baik adalah 1,153 95 CI = 0,662-1,269. Artinya bahwa pengaturan dosis
pestisida kurang baik bukan merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p 0,05, berarti tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara dosis pestisida dengan
kejadian keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk di Desa Cinta Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6 Hubungan Personal Higiene dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.11 Tabulasi Silang Personal Higiene Pestisida Petani Penyemprot
Jeruk Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010 RP,95CI,
No Personal Higiene
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,406
0,845- 2,339
1,5260,217 1
Kurang Baik
33 34,0
64 66,0
97 100,0
2 Baik
11 47,8
12 52,2
23 100,0
RP= Ratio Prevalens Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan
pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan personal higiene kurang baik 34,0 sedangkan yang baik 47,8. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani
penyemprot jeruk yang pengaturan dosis pestisida kurang baik dibandingkan dengan baik adalah 1,406 95 CI = 0,845-2,339. Artinya bahwa personal higiene kurang
baik bukan merupakan faktor risiko terjadinya keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p 0,05, berarti tidak ada hubungan asosiasi yang bermakna antara personal higiene yang
kurang dengan kejadian keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk di Desa Cinta Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7 Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada petani Penyemprot Jeruk
Tabel 5.12 Tabulasi Silang Pengunaan Alat Pelindung Diri APD Petani
Penyemprot Jeruk Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Tahun 2010
RP,95CI,
No Penggunaan APD
Kejadian Keracunan Pestisida
Total RP
95CI
χ
2
p
Pernah Tidak
Pernah
f f
f 1,698
1,040- 2,771
4,7240,030 1
Kurang Baik 17 27,4 45 72,6 62 100,0
2 Baik
27 46,6 31 53,4 58 100,0 RP= Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi prevalensi keracunan pestisida pada petani penyemprot pestisida dengan pengguanaan alat pelindung diri
APD kurang baik 27,4 sedangkan yang baik 46,6. Ratio prevalens keracunan pestisida pada petani penyemprot yang menggunakan APD kurang baik
dibandingkan dengan baik adalah 1,698 95 CI = 1,040-2,771. Artinya bahwa penggunaan APD kurang baik merupakan faktor risiko terjadinya keracunan
pestisida pada petani penyemprot jeruk. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p
0,05, berarti ada hubungan asosiasi yang bermakna antara penggunaan Alat Pelindung Diri APD yang kurang baik dengan kejadian keracunan pestisida pada
petani penyemprot jeruk di Desa Cinta Rakyat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Analisis Univariat 6.1.1 Proporsi Proporsi Prevalensi Keracunan Pestisida