Faktor Ekstrinsik 1 Jangka waktu atau lamanya terpapar pestisida 2 Dosis Pestisida 3 Kebersihan Perorangan Personal Higiene

dengan organofosfat. Usia di bawah 20 tahun dapat merupakan kontra indikasi bagi pekerja dengan organofosfat karena menurunkan aktivitas kolinestrase sehingga memperberat keracunan yang terjadi. 22

b.2 Jenis Kelamin

Menurut Gallo dan Lawryk 1999 dari beberapa penelitian yang telah dilakukan aktivitas kolinestrase secara signifikan lebih tinggi pada pria di bandingkan dengan wanita. Aktivitas kolinestrase pada pria dan wanita dalam butir darah merah bervariasi 13,50-15,60 dan plasma darah 14,7-26,80 dengan menggunakan metode manometri. Pekerja wanita yang berhubungan dengan organofhosfat terutama dalam keadaan hamil akan mempunyai aktivitas kolinestrase yang lebih rendah. Beberapa penelitian menemukan hubungan pestisida sebagai pencetus timbulnya kanker, tingkat kesuburan menurun dan gangguan dari terhadap sistem kekebalan tubuh. 23

b.3 Pendidikan

Permasalahan penggunaan pestisida menurut Achmadi 1983 bertumpu pada dua hal yaitu kuantitas jumlah petani yang sangat besar dan secara kualitas kurang memadai karena faktor pendidikan yang umumnya rendah sehingga tidak jarang petani tidak membaca petunjuk pengunaan pestisida. Selain itu kurang disosialisasikan penggunaan pestisida yang benar, sehingga tingkat kesadaran masyarakat terhadap dampak pestisida masih sangat rendah. c. Faktor Ekstrinsik c.1 Jangka waktu atau lamanya terpapar pestisida Universitas Sumatera Utara Paparan yang berlangsung terus-menerus lebih berbahaya daripada paparan yang terputus-putus pada waktu yang sama. Jadi pemaparan yang telah lewat perlu diperhatikan bila terjadi resiko pemaparan baru. Karena itu penyemprot yang terpapar berulang kali dan berlangsung lama dapat menimbulkan keracunan kronik. Telah dibuktikan bahwa penggunaan pestisida secara berlama-lama untuk pertanian dapat menyebabkan kanker seperti non Hodgkins lymphoma. 23

c.2 Dosis Pestisida

Dosis pestisida berpengaruh langsung terhadap bahaya keracunan pestisida, karena itu dalam melakukan pencampuran pestisida umtuk menyemprot petani hendaknya memperhatikan takaran atau dosis yang tertera pada label. Dosis atau takaran yang melebihi aturan akan membahayakan penyemprot itu sendiri. Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk menegendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan satu kali aplikasi atau lebih. 24 Dosis pestisida ditentukan oleh produsen atau lembaga penelitian yang berwenang setelah melalui penelitian yang mendalam dan harus ditaati oleh pengguna pestisida. namun kenyataanya di lapangan, dosis biasa disesuaikan menurut keadaan. Dosis aplikasi umumnya diberi dalam satu kisaran range yaitu 1-1,5 literha dan konsentrasinya 1,5-2 mlliter air. Berdasarkan hasil penelitian Silaban 2005 Ada hubungan dosis teradap kejadian keracuanan pestisida. Hal ini dapat dijelaskan karena petani ingin Universitas Sumatera Utara mendapatkan hasil yang cepat dalam memberantas dan pertumbuhan tanaman, sehingga melakukan peracikan dengan menambahkan dosis yang telah ditetapkan. Penambahan dosis menjadi lebih pekat jika terhirup melalui inhalasi dapat beresiko terhadap kesehatan dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan seperti tanah dan air. 25

c.3 Kebersihan Perorangan Personal Higiene

Kebersihan perorangan Personal higiene ditujukan untuk menjaga kebersihan badan dan mencegah material berbahaya menempel untuk waktu yang lama dan diserap oleh kulit. Sama bahayanya dengan menghisap atau memakan bahan kimia dalam jumlah kecil yang dapat menggangu kesehatan. 26

c.4 Alat Pelindung Diri APD

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015

27 194 85

Gambaran Pengetahuan Petani Jeruk tentang Keracunan Akibat Penggunaan Pestisida di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo

3 61 95

(ABSTRAK) ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI SAYUR DI DESA PANDANSARI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2010.

0 0 3

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA NGRAPAH KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA NGRAPAH KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008.

1 1 73

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

0 0 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

1 8 110

GAMBARAN PERILAKU PENGGUNAAN PESTISIDA DAN GEJALA KERACUNAN YANG DITIMBULKAN PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

0 8 78

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI HORTIKULTURA DIKECAMATAN JORLANG HATARAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2005

0 1 8

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan Merek Kabupaten Karo Tahun 2015

0 0 13