BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survei evaluation observasional untuk melihat pelaksanaan penatalaksanaan gizi terhadap balita gizi buruk apakah sudah sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, sedangkan rancangan penelitian menggunakan pre-test dan post-test design yang gunanya untuk menilai keberhasilan
Puskesmas dalam perbaikan status gizi pada balita gizi buruk , dengan melihat data hasil pengukuran antropometri BBTB yang telah dilakukan oleh tenaga pelaksana
gizi sebelum dan setelah dilakukan penatalaksanaan gizi pada balita gizi buruk di Puskesmas se-Kota Medan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di 30 Puskesmas dari 39 Puskesmas yang ada di Kota Medan. Alasan memilih lokasi adalah bahwa hanya 30 Puskesmas ini yang
mempunyai kasus gizi buruk tahun 2011. Waktu penelitian dimulai dari survei awal pada bulan Juni tahun 2011, sedangkan pelaksanaan penelitian pada bulan April
sampai dengan penulisan pada bulan Juni 2012 .
3.3. Populasi dan Sampel
Universitas Sumatera Utara
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga pelaksana gizi TPG yang ada di 30 Puskesmas yang telah melakukan penatalaksanaan gizi pada balita gizi
buruk pada bulan Desember 2011, dan balita dengan status gizi buruk di wilayah kerja 30 Puskesmas yang berjumlah 139 balita dengan kriteria Inklusi sebagai
berikut: a.
Balita dengan faktor ibu yang mendukung dilakukannya penatalaksanaan gizi terhadap balitanya.
b. Balita yang tidak memiliki penyakit penyerta.
c. Balita dengan faktor ekonomi menengah keatas.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah seluruh populasi yaitu tenaga pelaksana gizi TPG yang ada di 30 Puskesmas yang telah melakukan penatalaksanaan gizi pada balita gizi buruk pada
bulan Desember 2011, dan balita dengan status gizi buruk yang ada di wilayah kerja 30 Puskesmas tersebut.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpukan terdiri dari data primer dan data sekunder Data primer meliputi data :
1. Karakteristik tenaga pelaksana gizi yang meliputi : Umur, jenis kelamin, lama
bekerja dan latar belakang pendidikan, dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengorganisasian yang meliputi : Ada tidaknya Tim Asuhan Gizi, buku
pedomanJuknis, sosialisasi, koordinasi dan kerjasama antara Tim Asuhan Gizi, dikumpulkan dengan wawancara dan pengamatan langsung ke masing-
masing puskesmas. 3.
Tatacara meliputi tahap-tahap penanganan yang dimulai dari tahap identifikasi balita gizi buruk sampai dengan jadwal kunjungan rumah setelah anak selesai
dari penatalaksanaan gizi apakah sudah sesuai dengan yang standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, dikumpulkan melalui wawancara
langsung dengan tenaga pelaksana gizi dengan menggunakan kuesioner di masing-masing puskesmas.
4. Tindak lanjut meliputi apakah dilakukan perawatan sampai pemberian
makanan pemulihan atau hanya dilakukan salah satunya saja, data tindak lanjut ini dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.
5. Pengawasan meliputi ada tidaknya pencatatan dan pelaporan tentang jumlah
kasus gizi buruk yang mau dirujuk, kasus yang menolak dirujuk, kasus yang sembuh, kasus yang meninggal sampai kasus yang dilakukan
pendampingankunjungan rumah, dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung dengan melihat buku
catatanpelaporan masing-masing puskesmas. 6.
Pengetahuan tenaga pelaksana gizi Puskesmas dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada responden dengan alat bantu kuesioner berupa
pertanyaan-pertanyaan.
Universitas Sumatera Utara
Data sekunder meliputi data: 1.
Jumlah kasus gizi buruk yang dilakukan penatalaksanaan gizi bulan Desember 2011.
2. Data hasil pengukuran antropometri BBTB sebelum dan sesudah dilakukan
penatalaksanaan selama 3 tiga bulan laporan bulan Januari sampai bulan Maret 2012 yang ada di setiap puskesmas yang kemudian dibandingkan
dengan standar WHO 2005 sehingga diketahui status gizi balita gizi buruk setiap bulannya.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1.Variabel Penelitian