dapat berhasil dengan efektif, terlebih dahulu guru harus memahami letak kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dorongan guru untuk memecahkan masalah
kesulitan siswa merupakan salah satu unsur dalam pengembangan profesi guru. Hal ini berlandaskan pada prinsip diagnosis dalam konteks pemecahan masalah.
Masalah kesulitan belajar siswa dapat ditemukan dengan memberikan tes diagnostik.
Menurut Depdiknas 2007: 1, tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa. Tes diagnostik dapat
berupa tes pilihan ganda dengan alasan yang sudah ditentukan, tes pilihan ganda dengan alasan terbuka dan tes esai tertulis.
Tes diagnostik perlu dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa terhadap penguasaan suatu bagian atau keseluruhan materi
pelajaran. Dengan tes diagnostik, kesulitan-kesulitan belajar yang muncul dapat diidentifikasi sehingga kegagalan dan keberhasilan siswa dapat diketahui.
Berdasarkan uraian di atas, maka pe neliti memilih judul “Analisis Kesulitan
Siswa Dalam Memecahkan Masalah Fisika Berbentuk Grafik Dengan Tes Diagnostik”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:
1 Bagaimanakah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika
berbentuk grafik? 2
Bagaimanakah profil kesulitan siswa dalam memecahkan masalah fisika berbentuk grafik?
1.3 Pembatasan Masalah
Beberapa batasan masalah yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah: 1
Tes diagnostik dapat dikembangkan untuk setiap pokok bahasan mata pelajaran IPA di SMP, tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada materi
gerak lurus kelas VIII semester 1 dengan soal hanya berbentuk grafik. 2
Penelitian dibatasi pada materi Gerak Lurus Beraturan GLB dan Gerak Lurus Berubah Beraturan GLBB.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dan profil kesulitan siswa dalam memecahkan
masalah fisika yang berbentuk grafik dengan menggunakan tes diagnostik pada siswa SMP kelas VIII.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1
Bagi Guru : Sebagai bahan masukan bagi guru tentang profil kesulitan yang dihadapi
siswa dalam mengerjakan soal fisika yang berbentuk grafik, sehingga dapat
memberikan penanggulangan yang sesuai dengan jenis masalah yang dihadapi siswa.
2 Bagi Sekolah :
Meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di sekolah. 3
Bagi Peneliti : Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan khususnya yang
terkait dengan kesulitan siswa dalam memecahkan masalah fisika berbentuk grafik.
1.6 Penegasan Istilah
Untuk memperjelas penafsiran dan menghindari perbedaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan
adanya penegasan istilah.
1.6.1 Tes Diagnostik
Menurut Depdiknas 2007: 1, tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang
tepat dan sesuai dengan kelemahan yang dimiliki siswa. 1.6.2
Kemampuan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah merupakan salah satu tipe keterampilan intelektual yang menurut Gagne 1992 lebih tinggi derajatnya dan lebih kompleks dari tipe
keterampilan intelektual lainnya. Gagne 1992 berpendapat bahwa dalam menyelesaikan pemecahan masalah diperlukan aturan kompleks atau aturan
tingkat tinggi dan aturan tingkat tinggi dapat dicapai setelah menguasai aturan
dan konsep terdefinisi. Demikian pula aturan dan konsep terdefinisi dapat dikuasai jika ditunjang oleh pemahaman konsep konkrit. Pemecahan masalah
pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika dalam bentuk grafik.
1.6.3 Grafik
Menurut Warsito yang dikutip oleh Marjani 2013, Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi
statistik yang saling berhubungan.
1.7 Sitematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi. Bagian
awal skripsi terdiri dari halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, sari, daftar isi,
daftar tabel dan daftar lampiran. Pada bagian isi skripsi terdiri dari hal-hal berikut ini.
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi. Bab 2 Landasan Teori. Landasan teori berisi tentang: teori-teori yang
mendasari penelitian pemecahan masalahi, kesulitan belajar, tes diagnostik , grafik, kerangka berpikir.
Bab 3 Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang: objek penelitian waktu dan tempat penelitian; populasi; sampel, variabel penelitian, desain penelitian,
metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan metode analisis data. Bab 4 Hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini berisi tentang hasil-hasil
penelitian dan pembahasannya. Bab 5 Penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran dari penelitian. Pada
bagian akhir skripsi terdapat daftar pustaka dan lampiran.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemecahan Masalah
2.1.1 Pengertian Pemecahan Masalah
Menurut Anderson, sebagaimana dikutip oleh Schunk 2012:416, beberapa pakar teori menganggap pemecahan masalah menjadi proses kunci
dalam pembelajaran, khususnya pada ranah – ranah seperti sains dan matematika.
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya kedalam situasi baru yang baru dikenal. Ciri dari soal atau tugas
dalam bentuk memecahkan masalah adalah : ada tantangan dalam materi penugasan dan masalah tidak dapat diselesaikan menggunakan prosedur yang
diketahui oleh penjawab atau pemecah masalah. Polya sebagaimana dikutip oleh Schunk 2012 mengajukan teori bahwa
pemecahan meliputi beberapa indikator yaitu pemahaman masalah, pembuatan rencana pemecahan masalah, pelaksanaan rencana dan peninjauan ulang solusi
yang diperoleh. Pada tahap awal pemecahan masalah individu memahami masalah yang berkaitan dengan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan apa
persyaratannya. Tahapan selajutnya, individu harus memikirkan alat dan strategi yang cocok untuk penyelesaian masalah tersebut yang dilanjutkan dengan
mengerjakan penyelesaian masalah seperti yang direncanakan sampai menemukan hasil, setiap langkah diperiksa kebenarannya. Tahap yang terakhir, individu
memeriksa kembali hasil penyelesaian masalah, memeriksa argumen tiap langkah,