48
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang harus ditempuh dalam penelitian ilmiah guna menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan. Di dalam metode penelitian dijelaskan tentang ututan suatu penelitian yang akan dilakukan.
Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah ketepatan penggunaan metode yang sesuai dengan objek dan tujuan yang hendak dicapai sehingga
penelitian dapat terarah dengan baik dan sistematis. Dalam metode penelitian ini akan di bahas mengenai 1 jenis penelitian 2 variabel penelitian, 3 populasi
dan sampel 4 dan teknik pengumpulan data, 5 penyusunan instrumen 6 validitas dan reliabilitas, dan 7 teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono 2013: 18, secara umum metode penelitian diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dengan metode penelitian, pelaksanaan penelitian akan menjadi lebih terarah,
sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian.
Penelitian ini berjudul “ Implementasi Layanan Konsultasi Bimbingan dan Konseling di SMK Negeri se-
Kota Semarang”. Berdasarkan judul tersebut, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif karena penelitian ini menggambarkan
49 kenyataan atau kejadian sebagaimana dilapangan. Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang menggambarkan, menjelaskan, atau meringkaskan, berbagai kondisi, situasi, fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun
rekayasa manusia Sukmadinata 2009:72 Hasil analisis secara kuantitif dari instrumen penelitian akan dilakukan
dengan cara dideskripsikan. Penelitian ini menggunakan metode survey atau juga termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian menggunakan desain penelitian
survei yaitu karena dalam penelitian ini peneliti ingin menyoroti keadaan yang sebenarnya yang terjadi dilapangan, dan hasil dari penelitian agar menjadi
perhatian guru BK di sekolah terkait.
3.2 Variabel penelitian
3.2.1 Identifikasi variabel penelitian
Sutrisno Hadi dalam Arikunto 2010:159 mendefinisikan “variabel
sebagai gejala yang bervariasi” sedangkan menurut Sugiyono 2012 : 61, “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Gejala adalah obyek penelitian, sehingga
variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Dari penejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan
salah satu komponen penting dalam penelitian karena konsep-konsep dapat diteliti secara empiris jika mereka dioperasionalkan menjadi sebuah variabel sehinga
dapat diukur secara kuantitatif. Hasil pengukuran bisa konstan ataupun berubah- ubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Berhubung dalam penelitian ini
50 merupakan penelitian deskriptif, maka tidak terdapat variabel terikat dan variabel
bebas. Variabel penelitian ini adalah implementasi layanan konsultasi. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal sehingga tidak ada variabel terikat
maupun variabel bebas.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Definsi operasional merupakan suatu definisi yang didasarkan atas sifat- sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati diobservasi. Definisi operasional
dalam penelitian ini adalah Implementasi Layanan Konsultasi. Implentasi layanan konsultasi adalah suatu aktivitas penerapan pemberian bantuan yang dilaksanakan
oleh konselor atau guru BK terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan atau permasalahan pihak ketiga. Konsultasi dapat juga dilakukan dua orang konsulti atau lebih kalau
konsultasi-konsulti itu menghendakinya. Implementasi layanan konsultasi meliputi :
1 Perencanaan
a. Mengidentifikasi konsulti
b. Mengatur pertemuan
c. Menetapkan fasilitas layanan
d. Menyiapkan kelengkapan administrasi
2 Pelaksanaan
a. Menerima konsulti
b. Menyelenggarakan penstrukturan konsultasi
51 c.
Membahas masalah yang dibawa konsulti berkenaan dengan pihak ketiga
d. Mendorong dan melatih konsulti untuk : mampu menangani masalah
yang dialami pihak ketiga e.
Memanfaatkan sumber-sumber yang ada f.
Membina komitmen konsulti untuk menangani masalah pihak ketiga dengan bahasa dan caracara konseling,
g. Melakukan penilaian segera,
3 Evaluasi
a. Melakukan penilaian jangka pendek
b. Melakukan penialain jangka panjang
4 Analisis Hasil Evaluasi
a Mempertimbangkan upaya tindak lanjut yang akan dilakukan
5 Tindak Lanjut
a Konsultasi lanjutan dengan konsulti untuk membicarakan hasil
evaluasi serta menentukan arah dan kegiatan lebih lanjut.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Menurut Azwar 2004:77, populasi ialah keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang sama yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian. Populasi adalah seluruh objek penelitian Arikunto, 2010 :173. Dari pengertian
– pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan subyek yang akan diteliti dengan sifat yang relatif sama. Populasi
52 dalam penelitian ini adalah seluruh konselor guru Bimbingan Konseling di SMK
Negeri se Kota Semarang. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap, berikut ini
disajikan tabel daftar jumlah Guru BK di SMK Negeri se Kota Semarang Tabel 3.1
Daftar Jumlah Guru BK SMK Negeri se Kota Semarang tahun Pelajaran 20142015
No Nama Sekolah
Alamat sekolah kecamatan
Jumlah Guru BK
1 SMK Negeri 1 Semarang
Jl. Dr Cipto No 93 Semarang Timur
4 2
SMK Negeri 2 Semarang Jl. Dr Cipto No 121 A
Semarang Timur 7
3 SMK Negeri 3 Semarang
Jl. Atmodiro Raya No 7A Semarang Selatan
3 4
SMK Negeri 4 Semarang Jl. Pandanaran II No 7
Semarang Selatan 3
5 SMK Negeri 5 Semarang
Jl. Dr Cipto No 121 Semarang Timur
5 6
SMK Negeri 6 Semarang Jl. Setia Budi Barat
Semarang Timur 4
7 SMK Negeri 7 Semarang
Jl. Simpang Lima Semarang Selatan
5 8
SMK Negeri 8 Semarang Jl. Pandanaran II No 12
Semarang Selatan 5
9 SMK Negeri 9 Semarang
Jl. Peterongan Sari II Semarang Selatan
3 10
SMK Negeri 10 Semarang Jl Brotojoyo Barat No 75
Semarang Utara 3
11 SMK Negeri 11 Semarang
Jl. Cemara Raya No 1 Banyumanik
7
Total 49
Sumber: Data Hasil observasi yang diolah oleh peneliti dan MGBK SMKN Kota Semarang tahun 2015.
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto 2010: 174 sampel adalah sebagian objek penelitian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi
yang diteliti. Maka sampel penelitian yang baik adalah sampel yang benar-benar mampu mewakili sifat-siat poulasi. Semakin mendekati sifat populasi, semakin
baik sampel yang diambil sehingga hasil penelitian semakin akurat
53 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh.
Menurut Sugiyono 2012: 124-125, sampel jenuh atau sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel Sugiyono 2012:125 Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh guru
BK SMK Negeri Se Kota Semarang.
3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu langkah yang standar dan sistematis untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Data merupakan hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta maupun angka Arikunto,2006. Agar diperoleh data yang lengkap maka harus
digunakan teknik pengumpulan data yang tepat sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang tepat dan dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang
dirumuskan.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini alat utama pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Angket atau kuisioner menggunakan suatu bentuk instrumen
pengumpulan data yang sangat flesibel dan relatif mudah digunakan. Arikunto, 2006:151 menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
54 pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Instrumen untuk menggunakan angket
adalah angket atau kuisioner. Bentuk angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis angket tertutup, “ yang dimaksud angket tertutup adalah angket yang
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih” Arikunto, 2006:128. Angket pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data implementasi layanan konsultasi Bimbingan dan Konseling. Angket atau kuisioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau
pertanyaan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab
oleh responden Sutoyo, 2009:167. Mc. Millan, J.H 2001:257 dalam anwar Sutoyo, memandang angket atau kuisioner sebagai teknik yang banyak digunakan
untuk menggali informasi dari subyek. Angket juga dipandang relatif ekonomis, sebab dalam waktu singkat sejumlah pertanyaan atau pernyataan dapat dijawab
oleh responden dalam jumlah yang banyak pula. Metode angket digunakan karena memiliki beberapa keunggulan. Menurut
Arikunto, 2010:195 angket atau kuesioner memang mempunyai banyak keuntungan sebagai instrumen pengumpulan data, yaitu tidak memerlukan
hadirnya peneliti, dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, dapat dijawan oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut
waktu senggang responden, dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab, dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua
responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
55 Disamping adanya keuntungan- keuntungan dari metode angket tersebut,
terdapat juga kelemahan-kelemahannya yaitu : responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar
diulangi diberikan kembali padanya; sering kali sukar dicari validitasnya; walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul-betul atau tidak jujur; sering kali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos.
Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan angket atau kuesioner diatas, maka peneliti berusaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan
tersebut, antara lain : memberikan petunjuk-petunjuk dengan singkat dan lengkap untuk menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket
agar responden dapat memberikan jawaban yang jujur, memberikan penjelasan sebelum menyebarkan angket sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa
adanya perasaan terpaksa, mengamati dan meneliti jawaban yang telah disi responden agar tidak ada pertanyaan yang terlewati atau belum dijawab.
Dengan demikian pemilihan angket sebagai instrumen sangat membantu peneliti dalam memperoleh data tentang implementasi layanan konsultasi
Bimbingan dan Konseling.
56
3.4.3 Penyusunan Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah angket yang beruapa seperangkat pernyataan yang digunakan untuk memeperoleh data atau informasi mengenai
implementasi layanan konsultasi bimbingan konseling di SMKN se Kota Semarang. Alasan memilih menggunakan angket tertutup ini adalah karena
peneliti ingin memperoleh jawaban dari guru bimbingan dan konseling sesuai dengan data yang ingin diungkap.
3.4.4 Prosedur Penyusunan Instrumen
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengadaan instrumen penelitian melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto, 2010-2009 prosedur yang ditempuh
dalam penyusunan instrumen adalah perencanaan, penulisan butir soal, penyuntingan, uji coba, analisis hasil, revisi, dan instrumen jadi. Sedangkan dalam
penelitian ini, langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti dalam
penyusunan instrumen dapat dilihat pada bagian berikut Arikunto, 2010:166: Gambar 3.1
Prosedur penyusunan instrumen
Teori Kisi-kisi instrumen
Uji coba Revisi
Instrumen hasil Instrumen
57 Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen dilakukan dalam beberapa
tahap. Dalam pembuatan maupun uji cobanya, peneliti menyusun kisi-kisi pengembangan instrumen yang meliputi variabel, sub variabel, indikator, nomor
item dan jumlah peryanyaan. Penyusunan butir-butir angket didasarkan atas kisi- kisi angket yang telah dikonstruksi sesuai dengan landasan teori yang telah dikaji
dan dikembangkan. Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diuji dan dikembangkan. Setelah angket disusun, butir-butir angket tersebut diuji cobakan
kepada sejumlah guru BK untuk mengetahui validitas dan reliabiitas instrumen. Sehingga dengan kriteria tertentu dapat ditemukan butir instrumen yang dapat
digunakan dan yang tidak dapat digunakan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu langkah yang standar dan sistematis untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Agar diperoleh data yang lengkap maka harus digunakan teknik pengumpulan data yang tepat sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang tepat
dan dapat digunakan ntuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penliti dalam penelitian
ini yaitu menggunakan angket kuesioner. Angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung sukmadinata 2009:219. Sedangkan
menurut sutoyo 2009: 167, “ Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau penyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden”.
58
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas