40 dengan tujuan agar terjadi kejelasan arah konsultasi yaitu dengan adanya
pemahaman tentang pembatasan waktu konsultasi, pembatasan masalah apa yang dibahas, dan peranan keduanya akan membantu melancarkan kesuksesan layanan
konsultasi.
2.3. Membahas Masalah Yang Dibawa Konsulti Berkenaan Dengan Pihak Ketiga
”Seperti untuk layanan konseling perorangan, materi yang dibahas dalam layanan konsultasi tidak dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh konselor,
melai nkan akan dikemukakan oleh konsulti ketika layanan berlangsung” BSNP,
2006: 24. Masalah yang dibahas oleh konsulti adalah masalah yang dialami oleh pihak ketiga, baik itu permasalahan pribadi, sosial, belajar atau karir.
2.4. Mendorong dan Melatih Konsulti Untuk :
1 Mampu menangani masalah yang dialami pihak ketiga
Tugas konselor sebagai konsultan adalah membekali konsulti memperoleh WPKNS konsulti wawasan, pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap agar dapat bertindak membantu penyelesaian masalah pihak ketiga. WPKNS konsulti diuraikan sebagai berikut Prayitno
2014:208: a
Wawasan. Meliputi wawasan konsulti tentang diri pihak ketiga, permasalahan
pihak ketiga, dan lingkungan pihak ketiga. b
Pengetahuan. Yaitu konsulti perlu memiliki pengetahuan tentang diri pihak ketiga,
permasalahan pihak ketiga, ataupun lingkungan pihak ketiga yang
41 pembahasannya dikaitkan dengan kaidah pendidikan, psikologi,
sosial, ekonomi, budaya, dll. c
Keterampilan. Konsulti perlu menguasai berbagai keterampilan yang disesuaikan
dengan permasalahan yang dialami pihak ketiga. Menurut Prayitno 2012: 209 bahwa ”Keterampilan yang perlu dikuasai konsulti dan
diterapkan terhadap pihak ketiga adalah aplikasi alat-alat pendidikan, tiga-m, pertanyaan terbuka, dorongan minimal, refleksi, serta teknik
khusus pengubahan tingkah laku, seperti pemberian informasi dan contoh, latihan sederhana, dan pemberian nasihat secara tepat”.
d Nilai.
Konsultan perlu mengembangkan nilai-nilai pada diri konsulti dengan tujuan agar konsulti juga dapat memandang pihak ketiga berdasarkan
nilai-nilai di kehidupan masyarakat. Misalnya nilai kemanusiaan, nilai sosial, nilai moral, dan lain sebagainya.
e Sikap.
Sikap merupakan suatu respon yang dihasilkan dari stimulus. Seorang konsulti pada layanan konsultasi perlu mengembangkan sikap positif
dan dinamis developmental terhadap diri pihak ketiga dan permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga itu. Dengan adanya nilai
dan sikap tersebut, diharapkan hubungan konsulti dan pihak ketiga semakin kondusif.
42
2.5 Memanfaatkan Sumber-Sumber Yang Ada