16 c Pemimpin
Pada hakikatnya pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dalam kerjanya dengan
menggunakan kekuasaan. Menurut H. Jodeph Reitz dalam Fattah 2013:98 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin, antara lain:
1 Kepribadian, pengalaman, masa lalu, dan harapan
2 Harapan dan perilaku atasan
3 Karakteristik, harapan, dan perilaku bawaan.
4 Kebutuhan tugas
5 Iklim dan kebijakan organisasi
6 Harapan dan perilaku rekan
7 Pengawasan
Keberhasilan implementasi program bimbingan dan konseling selain tergantung pada kinerja para pengelola dan pelaksanaanya yaitu kepala sekolah,
ketua tim BK, dan para konselor atau guru pembimbing, juga membutuhkan dukungan sarana- prasarana, instrumen dan bahan yang memadai. Komunikasi
dan kerja sama antar tim BK dan tim BK dengan jurusan-jurusan di lembaga pendidikan tinggi keguruan LPTK dapat membantu memudahkan mendapatkan
instrumen dan bahan yang dperlukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling Hikmawati: 2012: 8.
2.3 Layanan Konsultasi BK
2.3.1 Pengertian Layanan Konsultasi BK
Menurut Prayitno 2012: 197 “layanan konsultasi adalah layanan
bimbingan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang pelanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan,
17 pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi
dan atau permasalahan pihak ketiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format tatap muka antara konselor sebagai konsultan
dengan konsulti”. Dougherty dalam Muro dan Kottman 1995: 284
konsultasi adalah sebuah proses dimana seorang profesional dalam menjalankan layanan kemanusiaan
membantu konsulti dengan pekerjaan yang terkait atau perawatan terkait dengan masalah klien, dengan tujuan membantu masalah konsulti dan klien dalam
beberapa cara yang telah ditentukan. Konsultasi melibatkan sebuah hubungan segitiga dimana fokus konsultan
dan konsulti adalah orang ketiga yang bisa saja seorang individu atau sebuah sistem. karena dalam prosesnya melibatkan pihak ketiga, konsultan sering
meningkatkan pemahaman diri dengan siapa saja dia berhubungan. akan tetapi, sangat penting untuk diingat bahwa, meskipun konsultasi dapat bersifat
terapeutik, namun ia bukanlah terapi. konsultasi bukanlah satu pengalaman konseling yang intens Neukrug, 2007: 210.
Konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan konselor
lainya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektifitas peserta didik siswa atau sekolah Juntika , 2007: 16. Dijelaskan juga
bahwa layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
18 dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Badan
Standar Nasional Pendidikan 2006:6 Brown dkk menegaskan bahwa konsultasi bukan konseling atau
psikoterapi sebab konsultasi bukan merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa, tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang
diberikan orang lain Juntika, 2007 : 16 Dari beberapa pengertian layanan konsultasi di atas dapat disimpulkan
bahwa layanan konsultasi yaitu layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada konsulti dengan tujuan memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara yang perlu dilaksanakan konsulti dalam rangka membantu terselesaikannya masalah yang dialami pihak ketiga konseli yang bermasalah.
2.3.2 Tujuan Layanan Konsultasi BK