Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5 menemukan konsep-konsep matematika. Kondisi seperti ini tidak sesuai dengan karakteristik siswa yang aktif dalam proses pembelajaran di kelas, selain itu juga siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat, bakat, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Dengan keberagaman karakteristik siswa, guru sebagai salah satu komponen pembelajaran diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif dapat menjadi solusi untuk mengajak siswa aktif dalam memahami konsep matematika dengan cara menemukan konsep-konsep matematika. Dijelaskan oleh Suherman, dkk 2003:259 bahwa pembelajaran kooperatif dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif siswa dalam matematika dan siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan pembelajaran, serta menjadi penuh perhatian selama jam pelajaran. Hal ini berdampak positif pada kemampuan siswa untuk memahami konsep-konsep dalam pembelajaran matematika. Ada banyak tipe model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah pembe- lajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Pembelajaran kooperatif tipe TSTS menekan- kan partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari informasi pelajaran secara berpasangan dengan berkunjung ke kelompok lain. Struktur TSTS memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain, ketika anggota kelompok bertamu ke kelompok lain maka akan terjadi proses pertukaran informasi yang saling melengkapi. Dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS ini siswa tidak hanya menerima, tetapi siswa 6 aktif di kelas dengan belajar menemukan konsep-konsep matematika, sehingga siswa mampu memahami setiap konsep-konsep matematika yang ada. Selain itu, pada pembelajaran TSTS juga setiap kelompok mendiskusikan materi yang sama sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep secara terstruktur. Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang membagi siswa dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok mendiskusikan materi yang berbeda. Pembagian materi yang berbeda pada setiap kelompok tidak sesuai dengan karakteristik matematika yang terstruktur, karena dalam matematika ada konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami konsep selanjutnya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa model pembelajaran TSTS efektif diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Berdasarkan hasil penelitan Mahardika 2013 di SMP Negeri 26 Bandar Lampung diperoleh hasil rata-rata nilai kognitif pemahaman konseptual matematika siswa kelas VII di kelas dengan tipe pembelajaran kooperatif TSTS lebih tinggi daripada kelas dengan pembelajaran konvensional. Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian Ambika 2013 di SMK Negeri 1 Bandar Lampung siswa kelas X bahwa model pembelajaran TSTS efektif diterapkan dalam meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa 7 kelas VIII semester genap SMP Negeri 25 Bandar Lampung tahun pelajaran 20132014? ”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 25 Bandar Lampung tahun pelajaran 20132014.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain. 1. Bagi guru, memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. 2. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan perbaikan mutu pembelajaran matematika. 3. Bagi peneliti lain, memberikan referensi tentang model pembelajaran TSTS dan pemahaman konsep matematis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut. 1. Pengaruh merupakan suatu tindakan yang dapat membentuk atau merubah sesuatu yang lain. Pada penelitian ini, model pembelajaran TSTS dikatakan berpengaruh jika kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TSTS lebih tinggi dari kemampuan 8 pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konven- sional. 2. Pembelajaran kooperatif tipe TSTS merupakan tipe pembelajaran yang menekankan partisipasi dan aktivitas siswa untuk berdiskusi, membagikan, menerima, dan menyajikan informasi pokok bahasan yang dipelajari secara berpasangan dengan berkunjung ke kelompok lain dan setiap anggota kelompok ada yang bertugas sebagai tamu serta menerima tamu. 3. Pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan siswa untuk memahami suatu materi yang diperoleh dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan ide-ide matematika yang dapat ditunjukkan dengan kemam- puan siswa sebagai berikut. a. Menyatakan ulang sebuah konsep. b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu. g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Pada hakikatnya siswa mempunyai beragam kemampuan dalam belajar, dengan keberagaman itu guru dituntut berinovasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran kooperatif yang dapat menarik siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto 2010:37 adalah pendekatan dengan kelompok- kelompok kecil dalam pembelajaran sehingga siswa dapat bekerja sama dan memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dijelaskan lebih lanjut oleh Yamin dan Ansari 2012:74 bahwa pembelajaran kooperatif me- rupakan pembelajaran yang mengutamkan kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran serta menciptakan saling ketergantungan antar siswa sehingga sumber belajar siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Ada banyak metode dan model pembelajaran yang diterapkan guru ketika pem- belajaran matematika di kelas. Salah satunya model pembelajaran kooperatif. Setiap model pembelajaran mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Ada beberapa ciri pembelajaran kooperatif yang membedakan pembelajaran ini dengan model 10 pembelajaran lainnya. Diantaranya menurut Yamin dan Ansari 2012:74 ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 1 Siswa belajar dalam kelompok kecil, untuk mencapai ketuntasan belajar, 2 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, 3 Diupayakan agar dalam setiap kelompok siswa terdiri dari suku, ras, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda, 4 Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada individual. Dijelaskan kembali oleh Zulhartati 2010 ciri-ciri pembelajaran kooeperatif adalah 1 siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai, 2 kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan 3 penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada individu. Ada unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif. Suparyadi 2011 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mem- punyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan sebagai berikut. 1 Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2 Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3 Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama. 4 Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok. 5 Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. 6 Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. 7 Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Tugas-tugas kelompok dalam pembelajaran kooperatif harus dapat memacu para siswa untuk bekerja sama, saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasi-

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 10 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAYTERHADAPPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (StudipadaSiswaKelasIX SMPNegeri20 Bandar Lampung Semester Ganjil TahunPelajaran 2014/2015)

0 7 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 20 44