Populasi dan Sampel METODOLOGI PENELITIAN

30 siswa memberikan jawaban sesuai dengan indikator-indikator pemahaman konsep. Pemberian skor jawaban siswa disusun berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis yang disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep No Indikator Ketentuan Skor 1. Menyatakan ulang sebuah konsep a. Tidak menjawab b. Menyatakan ulang sebuah konsep tetapi salah 1 c. Menyatakan ulang sebuah konsep dengan benar 2 2. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya a. Tidak menjawab b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya 1 c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 2 3. Memberi contoh dan non contoh dari konsep a. Tidak menjawab b. Memberi contoh dan non contoh tetapi salah 1 c. Memberi contoh dan non contoh dengan benar 2 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis a. Tidak menjawab b. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis tetapi salah 1 c. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dengan benar 2 5. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep a. Tidak menjawab b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah 1 c. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep dengan benar 2 6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu a. Tidak menjawab b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur tetapi salah 1 c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur dengan benar 2 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah a. Tidak menjawab b. Mengaplikasi konsep atau algoritma ke pemecahan masalah tetapi tidak tepat 1 c. Mengaplikasi konsep atau algoritma ke pemecahan masalah dengan tepat 2 Sartika 2011:22 31 Instrumen tes yang baik adalah instrumen tes yang harus memenuhi beberapa syarat, yaitu validitas isi, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. 1. Validitas Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dari tes kemampuan pemahaman konsep matematis diketahui dengan cara mem- bandingkan isi yang terkandung dalam tes kemampuan pemahaman konsep matematis dengan indikator kemampuan pemahaman konsep tersebut. Sebelumnya butir tes dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mitra. Penilaian dosen dan guru mitra menyatakan butir-butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur, maka tes tersebut dikategorikan valid. Hasil penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi. Hasil penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.5. Selanjutnya setelah semua butir soal dinyatakan valid maka soal tes diujicobakan pada siswa kelas diluar sampel yang telah mempelajari materi garis singgung lingkaran. Pada penelitian ini, semua kelas VIII sedang mempelajari materi garis singgung lingkaran, namun kelas yang telah selesai mempelajari materi garis lingkaran hanya kelas VIII A , sehingga tes diujicobakan pada kelas VIII A . Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas tes, dan tingkat kesukaran butir soal.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 38

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 10 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 42 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAYTERHADAPPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (StudipadaSiswaKelasIX SMPNegeri20 Bandar Lampung Semester Ganjil TahunPelajaran 2014/2015)

0 7 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 59

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE

1 16 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 20 44