1
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pemerintah  Indonesia,  melalui  Kementrian  Pendidikan  dan  Kebudayaan sudah  mencanangkan  penerapan  Pendidikan  Berbasis  Karakter  untuk  semua
tingkat  pendidikan,  dari  SD  sampai  Perguruan  Tinggi.
1
Dasar  pemikirannya adalah  bahwasanya,  tujuan  pendidikan  menurut  UU  Pendidikan  Nasional  No  20
tahun 2003:
Pendidikan  Nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk  berkembangnya  potensi peserta didik  agar menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,
berakhlak  mulia,  sehat  ,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2
Pendidikan  bukan  hanya  untuk  menghasilkan  manusia  cerdas,  tapi  manusia yang  berkarakter.  Justru,  karakterlah  yang  dipandang  lebih  penting  dalam
kehidupan  manusia.  Melalui  pendidikan,  kita  ingin  menghasilkan  manusia- manusia  yang  jujur,  bersemangat  kerja  keras,  tidak  malas,  berani,  kreatif,  cinta
kebersihan, toleran, dan sebagainya. Selama ini, pendidikan kita dianggap belum menghasilkan manusia-manusia sebagaimana yang diinginkan.
Mengapa bangsa Jepang yang mayoritasnya bukan muslim bisa menghasilkan orang-orang  yang  berkarakter.  Kejujuran  sangat  dihargai,  kerja  keras  menjadi
tradisi,  budaya  malu  untuk  gagal  tertanam  kuat.  Mengapa  kebersihan  sangat dihargai  di  negara-negara  barat?Sedangkan  di  negara-negara  Muslim  kurang  di
perhatikan? Padahal, Islam adalah agama yang sangat menganjurkan kebersihan.
3
1
Adian  Husaini,  Pendidikan  Islam,  Membentuk  Manusia  Berkarakter  dan  Beradab, Jakarta: Cakrawala Publishin, 2012, hal. 33
2
Abd. Rozak, Fuzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta: FTIK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah,
2010, h. 6
3
Adian Husaini, op. Cit., h. x
1
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
2
Islam adalah satu-satunya agama yang begitu menganggap penting arti kebersihan karna dalam islam, kebersihan dianggap sebagian dari iman.
Menurut  Mentri  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  Prof.  Muhammad  Nuh, “pembentukan  karakter  perlu  dilakukan  sejak  usia  dini.  Jika  karakter  sudah
terbentuk  sejak  usia  dini,  maka  tidak  akan  mudah  untuk  mengubah  karakter seseorang.”
Munculnya  gagasan  program  pendidikan  karakter  di  Indonesia  bisa dimaklumi.  Sebab,  selama  ini  dirasakan,  proses  pendidikan  dirasakan  belum
berhasil  membangun  manusia  Indonesia  yang  berkarakter.  Bahkan,  banyak  yang menyebut,  pendidikan    telah  gagal,  karena  banyak  lulusan  sekolah  atau  sarjana
yang  piawai  dalam  menjawab  soal  ujian,  berotak  cerdas,  tetapi  mental  dan moralnya lemah.
Banyak  pakar  bidang  moral  dan  agama  yang  sehari-hari  mengajar  tentang kebaikan,  tetapi  prilakunya  tidak  sejalan  dengan  ilmu  yang  diajarkannya.  Sejak
kecil,  anak-anak  diajarkan  menghafal  tentang  bagusnya  sikap  jujur,  berani,  kerja keras,  kebersihan,  dan  jahatnya  kecurangan.  Tapi,  nilai-nilai  kebaikan  itu
diajarkan  dan  diujikan  sebatas  pengetahuan  diatas  kertas  dan  dihafal  sebagai bahan yang wajib dipelajari, karena diduga akan keluar dalam kertas soal ujian.
Pendidikan  karakter  bukanlah  sebuah  proses  menghafal  materi  soal  ujian,  dan teknik-teknik  menjawabnya.  Pendidikan  karakter  memerlukan  pembiasaan.
Pembiasaan  untuk  berbuat  baik,  pembiasaan  untuk  berlaku  jujur,  ksatria,  malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkungannya kotor dan
seterusnya.  Karakter  tidak  terbentuk  secara  instan,  tetapi  harus  dilatih  secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.
4
Dunia  pendidikan  dan  sekolah  adalah  bidang  ilmu  yang  terus  berkembang dinamis.  Seorang  guru  profesional  tidak  boleh  tertinggal  dalam  dinamika
perkembangan ilmu pendidikan tersebut.
5
Tidak  hanya  sistem  pendidikan  saja  yang  perlu  dibenahi  dalam  membentuk karakter siswa tetapi para pendidik guru perlu pembelajaran untuk menjadi guru
4
Ibid, h. 33-35.
5
Munif  Chatib,  Sekolahnya  manusia:  Sekolah  Berbasis  Multiple  Intelegensi  di Indonesia, Bandung: Kaifa, 2010, Hal. 149.
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
3
profesional dalam mendidik peserta didiknya agar menjadi manusia-manusia yang unggul,  bermatabat,  berbudi  luhur  berakhlakul  karimah  dan  berkarakter  mulia,
berprestasi dan memberi kontribusi bagi dunianya. Guru  di  Indonesia  diharapkan  punya  empat  kompetensi  dalam  menjalankan
profesinya,  yaitu  kompetensi  pedagogi,  kompetensi  kepribadian  kompetensi profesionalisme, dan kompetensi sosial.
Kompetensi  pedagogi  adalah  kemampuan  mengelola  pembelajaran  siswa yang  meliputi  pemahaman  terhadap  siswa,  perancangan  dan  pelaksanaan
pembelajaran,  evaluasi  hasil  belajar,  dan  pengembangan  siswa  untuk mengaktualisasikan  potensi  yang  dimilikinya.  Lebih  terperinci,  kompetensi
pedagogi diuraikan sebagai: 1.  Memahami karakteristik siswa.
2.  Memahami  karakteristik  siswa  dengan  kelainan  fisik,  sosial,  emosional, dan intelektual yang membutuhkan penanganan khusus.
3.  Memahami  latar  belakang  keluarga  dan  masyarakat  untuk  menetapkan kebutuhan belajar siswa dalam konteks budaya yang beragam.
4.  Memahami cara dan kesulitan belajar siswa. 5.  Mampu mengembangkan potensi siswa.
6.  Menguasai prinsip-prinsip dasar belajar mengajar yang mendidik. 7.  Mengembangkan  kurikulum  yang  mendorong  keterlibatan  siswa  dalam
pembelajaran. 8.  Merancang aktivitas belajar mengajar yang mendidik.
9.  Melaksanakan aktivitas belajar mengajar yang mendidik. 10. Menilai  proses  dan  hasil  pembelajaran  yang  mengacu  pada  tujuan  utuh
pendidikan. Kompetensi  kepribadian    adalah  kemampuan  kepribadian  yang  mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa yang akan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia.
Kompetensi  profesional  adalah  penguasaan  materi  pembelajaran  secara  luas dan  mendalam  sehingga  guru  dapat  membimbing  siswa  memenuhi  standar
kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi ini meliputi:
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
4
1.  Menguasai  secara  luas  dan  mendalam  substansi  dan  metodologi  dasar keilmuan.
2.  Menguasai materi ajar dalam kurikulum. 3.  Mampu mengembangkan kurikulum dan aktivitas belajar mengajar secara
kreatif dan inovatif. 4.  Menguasai  dasar-dasar  materi  kegiatan  ekstrakurikuler  yang  mendukung
tercapainya tujuan utuh pendidikan siswa. 5.  Mampu  menilai  dan  memperbaiki  pembelajaran  melalui  penelitian
tindakan kelas. Sementara itu,  yang dimaksud dengan  kompetensi sosial  adalah kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif  di  antara  peserta  didik,  sesama  pendidik,  tenaga  kependidikan,
orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan  demikian,  apapun  kondisi  yang  dihadapi  pemerintah  dan  terutama
setiap  guru  tidak  boleh  berhenti  membangun  program-program  peningkatan kualitas  guru.  Hal  yang  terpenting  dalam  program  peningkatan  kualitas  tersebut
adalah  niat  dan  kemauan  guru  untuk  kreatif  dan  bertanggung  jawab  terhadap
keberhasilan pekerjaannya.
6
Guru  adalah  pemimpin  di  kelas.  Guru  mesti  memberikan  contoh  yang  baik kepada  siswa  di  kelas.  Akhlak  guru  memancar  menjadi  inspirasi  pembentukan
karakter  peserta  didik  di  kelasnya.  Tak  hanya  itu,  guru  harus  bisa  memberikan motivasi bagi siswa di kelas. Sebagai tenaga pendidik seorang guru harus benar-
benar mampu memberikan teladan yang baik, karena guru adalah seorang yang di gugu dan ditiru.
Disinilah  peran  kita  sebagai  orang  tua  maupun  guru  untuk  mengembalikan ruh pendidikan kepada rel  yang  sebenarnya  agar  anak-anak kita tumbuh menjadi
dirinya  yang  unik  sesuai  talenta  bawaannya,  sehingga  anak-anak  kita  mampu memainkan  peranannya  sesuai  keunikannya  dalam  memberikan  kontribusi  bagi
dunia dan kehidupannya.
6
Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara, Bandung: Kaifa, 2012, Hal. 28-29
PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools
5
Peran  pendidikan  terutama  orang  tua  dan  guru  adalah  menggali,  mengenali, melatih,  mendidik  dan    mengembangkan  potensi-potensi  yang  bersifat  potensial
tersebut  menjadi  kekuatan  personal  bagi  peserta  didik  itu  sendiri,  sehingga  ia menjadi  dirinya  sendiri  yang  mandiri  untuk  orang  lain  dan  kehidupannya  serta
menjadi  manusia-manusia  unggul  berkarakter  mulia,  berprestasi  dan  memberi kontribusi bagi dunianya.
7
Dari  uraian  diatas,  maka  penulis  dapat  menyimpulkan  bahwa  dalam pembentukan karakter pada siswa, semua orang harus berperan, seperti; keluarga,
sekolah, dan lingkungan. Oleh karena itu maka pelaksanaan pendidikan disekolah harus dilakukan secara intensif terutama dalam pendidikan karakter.
Bertitik  tolak  pada  persoalan  di  atas,  maka  penulis  tertarik  untuk  membuat skripsi  dengan  judul:
“Penerapan  Pendidikan    Berbasis  Karakter  di  SDIT Nurul Amal Pondok Cabe Ilir
Pamulang”
B.  Identifikasi Masalah