Mekanisme Pengambilan Kebijakan Mengenai Harga BBM

subsidi dan beralihnya masyarakat pengguna BBM non subsidi ke BBM bersubsidi. 4. Harga BBM di Dalam Negeri Penentuan harga jual BBM bersubsidi dipatok pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan kondisi demikian maka akan menimbulkan konsekuensi jika harga minyak mentah dunia naik, maka beban subsidi BBM juga akan semakin meningkat. Beban subsidi BBM yang terus meningkat akan menganggu keberkelanjutan sustainability anggaran pemerintah, yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas perekonomian dan mengurangi kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia. Erosi kepercayaan berisiko mendorong arus modal keluar, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah. Jika nilai tukar rupiah melemah, harga-harga domestik akan ikut melonjak karena imported inflation. Jika harga-harga naik, maka beban perekonomian rakyat akan semakin berat. Situasi tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melemah, pengangguran meningkat dan kemiskinan semakin tinggi. Selain itu, peningkatan beban subsidi BBM dan listrik akan membawa akibat kepada pengurangan anggaran pemerintah untuk berbagai program penting untuk kesejahteraan rakyat, seperti alokasi untuk kemiskinan dan infrastruktur http:www.bappenas.go.idget-file-servernode2739. Diakses pada tanggal 23 Mei 2009.

3.5.4 Mekanisme Pengambilan Kebijakan Mengenai Harga BBM

BBM adalah jenis komoditas yang sangat strategis. Bagi negara BBM merupakan sumber devisa untuk menopang Pendapatan Dalam Negeri PDN, sedangkan bagi rakyat merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk aktivitas rumah tangga maupun ekonomi. Oleh karena itu, setiap kebijakan pemerintah yang bersentuhan dengan komoditi BBM selalu memunculkan pro dan kontra. Sikap pro dan kontra ini terjadi terutama ketika menyikapi masalah, isu dan argumentasi kebijakan yang dibangunnya untuk memilih kebijakan subsidi BBM. Dalam perspektif analisis kebijakan publik tersedia beberapa tahaplangkah prosedural yang harus dikritisi, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa suatu kebijakan itu diperlukan atau perlu kebijakan lainnya. Studi analisis kebijakan dalam konteks rencana kenaikan harga BBM ini akan mengambil fokus pada area studi perumusan kebijakan. Dalam area studi formulasi kebijakan, menurut Agus Dwiyanto 2004 dalam Zamroni, langkah- langkah analisis yang dapat dilakukan adalah : a.Merumuskan Masalah Menaikkan Harga BBM b.Mengembangkan Model Kebijakan c.Mengidentifikasi Alternatif Kebijakan yang Fleksibel, sesuai dengan yurisdiksi kewenangan dan mandat d.Memberi Rekomendasi Kebijakan Zamroni. 2008 : 3 Dari analisis di atas Prosesnya adalah antara Pemerintah dan DPR. Lazimnya dulu, pekerjaan itu dimulai dengan Pemerintah dalam hal ini presiden dan mentri ESDM dibantu Pertamina mengusulkan 1 perkiraan jumlah BBM yang akan didistribusikan, serta 2 perkiraan biaya ‐biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan BBM tersebut ke masyarakat. Termasuk dalam perkiraan biaya‐biaya penyediaan BBM adalah: i biaya pengadaan minyak mentah termasuk minyak mentah bagian Pemerintah serta produksi Pertamina sendiri, ii biaya kilang, iii biaya transportasi dan distribusi, dan iv biaya impor BBM. Setelah proses itu maka ditetapkan UU yang mengikatnya untuk disahkan, Pemerintah dan DPR kemudian juga menyepakati, 1 jenis BBM yang akan disubsidi serta jumlah quota‐nya, dan 2 harga jual BBM bersubsidi yang akan diterapkan. Setelah itu baru kebijakan mengenai harga BBM dapat disahkan setelah sebelumnya telah dirumuskan dan ditambah dengan pajak. Selanjutnya di tahun 2005, karena perubahan harga minyak yang cepat serta tidak dapat diandalkannya angka angka perkiraan biaya penyediaan BBM yang tidak bisa disediakan secara akurat dan cepat, apalagi untuk yang telah di‐audit, maka rencana perkiraan besaran Subsidi BBM didekati dengan indeks MOPS Mid Oil Platts Singapore serta berbagai hal administrasi lain seperti pajak yang dapat mempengaruhi kebijakan dari harga BBM. MOPS dianggap mencerminkan proses produksi BBM yang efisien sejak pengadaan minyak mentah hingga pengolahan, sedangkan besaran α alva digunakan sebagai pendekatan proxy untuk biaya transportasi dan distribusi BBM. Qi adalah kuota volume BBM bersubsidi yang disepakati DPR. α disepakati Pemerintah dan DPR. Harga BBM Qi ditentukan oleh Pemerintah http:www.pertamina.com diakses tanggal 3 Juni 2009. MOPS adalah “harga rata‐rata produk‐produk minyak” yang diperdagangkan di bursa produk minyak Singapura, salah satu bursa produk minyak besar di dunia. Data MOPS disediakan oleh Platts, perusahaan penyedia data transaksi jual‐beli minyak dan energi. Kritik terhadap penggunaan MOPS. BBM yang diimpor dari Singapura tidak besar dibandingkan konsumsi BBM di Indonesia. Selain itu, MOPS tidak menggambarkan jenis‐jenis BBM yang dikonsumsi di Indonesia khususnya minyak tanah. Penggunaan α, misalnya α = 14, juga riskan bila diterapkan kepada monopolist dan dilakukan secara kurang transparan. Keputusan menaikkan atau mempertahankan harga BBM ada di tangan Pemerintah. Di dunia terdapat berbagai rezim politik harga BBM yang melepaskannya ke pasar, atau negara ikut dalam pengaturan harga BBM melalui kebijakan Pajak hingga Subsidi yang bervariasi. Negara ‐negara Eropa Barat menerapkan pajak karbon, lingkungan yang tinggi, membuat harga BBM di sana sangat mahal. Negara‐negara itu juga Korea, Jepang, Singapura di Asia memiliki tingkat ekonomi GDP yang tinggi dan ketergantungan pada impor minyak yang sangat tinggi pula. Amerika Serikat melepaskan harga BBM ke pasar, Pemerintah hanya mengambil pajak yang minimum dari rantai industri minyak buminya. Harga BBM di AS murah dibandingkan di Eropa dan Singapura. Sebagian besar anggota OPEC Saudi Arabia, Venezuela, Iran menerapkan harga BBM murah. Ekspor minyak mereka sangat besar dibandingkan yang dibutuhkannya di dalam negeri. Norwegia adalah produsen dan pengekspor minyak yang sangat besar, namun menerapkan kebijakan harga BBM yang sangat mahal untuk masyarakat di negerinya sendiri httpwww.pertamina.com_33.diakses tanggal 2 Juni 2008.

3.5.5 Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Indonesia Mengenai Harga BBM Di Indonesia