2.2.3. End User Computing
Dalam McLeod 2001:25 End User Computing adalah pengembangan seluruh atau sebagai sistem berbasis komputer oleh para
pemakai, End User Computing juga merupakan fenomena yang tidak akan hilang.
Sebaliknya, pengaruhnya akan semakin meningkat. Karena manfaat potensial, perusahaan harus mengembangkan rencana strategis
sumber daya informasi yang memungkinkan End User Computing untuk tumbuh dan berkembang. Mengenai resiko, jenis pengendalian yang sama
dengan yang telah bekerja baik pada jasa informasi harus diterapkan pada area pemakai.
2.2.4. Teknologi Sistem Informasi 2.2.4.1. Teknologi
Menurut Goodhue 1995 dalam jumaili 2005 mendefinisikan teknologi sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Dalam penelitian sistem informasi, teknologi merujuk pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak dan data serta dukungan layanan yang menyediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaiakan tugasnya.
Adapun yang dimaksud dengan perangkat keras adalah struktur fisik dan tata ruang yang logis menyangkut permesinan maupun peralatan
yang digunakan untuk menyelesaikan tugas cara menggunakan perangkat keras didalam menyelesaikan tugas yang diperlukan. Dari konsep-konsep
tersebut teknologi adalah rangkaian proses, peralatan, prosedur, dan piranti yang digunakan untuk memprediksi barang dan jasa Schroder, 2000.
Kecocokan tugas dengan teknologi dapat berhubungan dengan lokalibilitas data yang berkaitan dengan kemudahan dalam menemukan
data yang dibutuhkan, otoritas dalam menyelesaikan tugas, kemudahan dalam mengoperasikan sistem dan realibilitas sistem.
2.2.4.2. Komputer
Istilah komputer berasal dari bahasa asing “to compute” yang berarti menghitung. Jadi secara harafiah komputer berarti mesin hitung,
dengan arti tersebut maka akan menjadi lain artinya dan fungsi sebenarnya dari sebuah peralatan komputer yang berarti mesin pengolah data.
Menurut Baridwan 1998 definisi komputer adalah suatu alat elektronik yang dapat menyimpan, memproses dan menghasilkan data
sesuai dengan serangkaian instruksi yang telah diberikan sebelumnya oleh pemakai.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan seperangkat elektronik yang mampu bekerja secara terorganisasi dan
integrasi dalam melakukan proses pengelolahan data, menyimpan dalam memori dan menghasilkan output yang berupa informasi yang secara
otomatis berdasarkan instruksi yang berupa program. Jadi komputer tidak terdiri dari beberapa alat yang mempunyai fungsi yang berbeda dan
mampu bekerja sama dalam menu pengolahan data input menjadi output.
2.2.4.3. Jaringan
Menurut McLeod 2001 ada banyak variasi dalam pengaturan jaringan komunikasi data, tapi dasarnya adalah jaringan luas wide
network area, atau WAN, dan jaringan setempat local area network atau LAN, dan jaringan metropolitan Area network, atau MAN,WAN,
yang pertama dibentuk untuk menyediakan jasa timesharing. Dengan munculnya komputer mikro, jaringan memudahkan distribusi sumber daya
komputer diseluruh perusahaan. Sekarang WAN, LAN, dan MAN digunakan untuk clie server computing.
Pada LAN semua perangkat keras dan sirkuit dimiliki oleh perusahaan, tetapi dalam WAN, saluran disediakan oleh perusahaan
penyedia jasa komunikasi common carrier. Perusahaan penyedia jasa komunikasi menyediakan beragam produk dan jasa. Produk yang
merevolusi cara komunikasi data dan informasi adalah integrated service digital network atau ISDN.
Salah satu masalah yang digunakan LAN adalah masalah pengendalian atas banyak pemakai yang berbagi fasilitas. Dua cara telah
disebut contention based control yang mencerminkan filosofi “yang
datang pertama, dilayani pertama”, dan token passing control yang lebih teratur.
Kombinasi data sangat penting bagi perusahaan sehingga manajemen jaringan yang baik yang didasarkan pada perencanaan
merupakan suatu keharusan. Manajemen jaringan adalah elemen kunci program ini.
Workstation adalah suatu konfigurasi mikro yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. Tiap workstation dapat digunakan secara
berdiri sendiri stay-alone, tetapi masing-masing juga dapat mengakses alat penyimpanan atau output, yang disebut peripherals yang terletak
disuatu tempat dalam jaringan. Peripherals berada dibawah pengendalian komputer mikro lain yang disebut server jaringan atau file server. Pada
LAN ini, workstation dihubungkan ke server melalui bus. Bus adalah sirkuit tunggal dengan panjang terbatas Nurmalia, 2006.
Semua peralatan dan sirkuit LAN dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan. Perusahaan penyedia informasi tidak terlibat, kecuali jika
LAN saling berhubungan dengan IXC. Jenis sirkuit yang digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti jarak, kerentanan pada gangguan
pada sirkuit, serta biaya. Twisted pair adalah bentuk sirkuit termurah tetapi memiliki kemampuan terbatas.
2.2.4.4. Teknologi Informasi
Menurut Remeyi 1995 dalam Ricardus 2000:15 pembagian manfaat pendayagunaan teknologi informasi menjadi dua macam, yaitu:
1. Manfaat tangible
Adalah manfaat positif yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan baik secara penggurangan,
atau penghematan biaya maupun peningkatan pendapatan. Manfaat tangible ada yang dapat diukurdihitung dan ada yang
tidak dapat diukurdihitung. 2.
Manfaat intangible Adalah manfaat positif yang diperoleh perusahaan sehubungan
dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan protabilitas
perusahaan. Menurut Goodhue dan Thomson 1995, pengukuran
variable pemanfaatan teknologi informasi dapat diukur dengan tiga indikator yaitu:
a. Intensitas Penggunaan Intensity In Use
Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana keandalan atau kehebatan teknologi informasi yang telah
diterapakan di dalam perusahaan, sehingga mampu membantu pihak manajemen.
b. Frekuensi Penggunaan Frekuensi of Use
Bertujuan untuk menunjukkan seberapa sering atau beberapa kali pihak manajemen membutuhkan
pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu menyelesaikan tugas.
c. Jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan diversity
of software package used Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana
ketergantungan pihak manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan didukung oleh perangkat
lunak yang tersedia.
2.2.4.5. Kesesuaian Tugas – Teknologi
Kesesuain tugas dan teknologi dipengaruhi oleh interaksi antara karakteristik-karakteristik individual pemakai, teknologi yang digunakan
dari tugas yang berbasis teknologi. Kesesuiaian tugas teknologi secara lebih spesifik menunjukkan korespondensi antara kebutuhan tugas,
kemampuan individual dan fungsi teknologi. Model penelitian yang menekankan pada aspek kesesuaian tugas
teknologi pertama kali dikembangakan oleh Goodhue 1998 dalam Jumaili dan Supomo. Tugas secara umum diartikan sebagai segala
tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input
menjadi output. Titik puncak dari kesesuaian tugas teknologi adalah interaksi antara tugas teknologi dan individual. Tugas-tugas jenis tertentu
memerlukan fungsi dan jenis tertentu. Jarak melebar antara kebutuhan tugas teknologi akan mengurangi kesesuaian tugas teknologi.
Task Characteristic
Gambar 2.1 : Model Kesesuaian Tugas Sumber : Goodhue Thompson 1995:108, Decision Sciences: Development and
Measurement Validity of a Task – Teknology Fit Instrument for User Evaluation of Information System.
Pada ganbar 2.1 menunjukkan bahwa kesesuaian tugas teknologi yang diartikulasikan oleh Goodhue digunakan untuk menyediakan dasar
konseptual untuk instrument evaluasi pemakai pada penilaian organisasi atas sistem informasi yang telah dijalankan. Dan garis yang terputus-putus
adalah “Moderating Interaction Effect”. Selain itu Goodhue Thomson 1995:131, berpendapat bahwa
pengukuran variabel faktor kesesuaian tugas teknologi dapat diukur melalui dua belas indikator yang masing-masing mempunyai tujuan yaitu:
1. Tingkat Rind yang tepat Right Level of Detail
Tujuan untuk menunjukkan ketepatan rincian data.
Technology Characteristic
Task Technologi Fit
Individual Characteristic
Theories of Fit
2. Keakuratan Accuracy
Tujuan untuk menunjukkan keakuratan data yang disediakan. 3.
KompatibilitasCompatibility Tujuan untuk menuju konsistensi data dan sumber yang berbeda pada
saat dibandingkan. 4.
Lokatibilitas Locatibility Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan data dan
mengetahui data yang tersedia. 5.
Aksesibilitas Accessibility Tujuan untuk menunjukkan kemudahan dan kecepatan untuk
mendapatkan data. 6.
Arti Data Meaning Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan defenisi.
7. Asistensi Assistence
Tujuan untuk menunjukkan kemudahan mendapatkan bantuan mengakses dan mengerti data.
2.2.5. Samsat Link
Samsat Link merupakan program baru yang dibentuk oleh Dinas Pendapatan Daerah di Jawa Timur dalam hal akses pembayaran Pajak
Kendaraan Bermotor PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB yang tidak tergantung pada domisili subyek dan obyek
kendaraan bermotor berada untuk wajib pajak pemegang KTP Surabaya. Adapun hal yang melatarbelakangi dibentuknya program tersebut adanya
kesadaran untuk meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dilaksanakan baik secara intern maupun ekstern
dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan Bea Balik
Nama Kendaran Bermotor BBNKB. Keputusan Bersama Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kepala DIPENDA Jatim, Kepala PT. Jasa Raharja
Persero cabang Jatim tentang Pelaksanaan Layanan Unggulan Samsat di Propinsi Jatim.
2.2.6. Kinerja 2.2.6.1. Definisi Kinerja
Darma Agus 1991:1 memberi defenisi tentang Kinerja yaitu sesuai yang dikerjakan, atau produkjasa yang dihasilkan atau yang
diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Menurut Mangkunegara 2001:67 kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performa prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja prestasi
kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan
dengan hasil yang ditujukan dengan suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka
bekerja. Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan
seseorang didalam melaksanakan tugaspekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas diri
karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakain tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya.
2.2.6.2. Kinerja Karyawan
Dalam penelitian Goodhue dan Thomson 1995, kinerja individualkaryawan merupakan suatu penilaian yang dilakukan kepada
pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap dan kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu barang dan jasa tersebut. Pencapain kinerja
individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja
individual ini melihat dampak sistem yang baru terhadap efektifitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan
pemakai lebih produktif dan kreatif.
Gomes 2003:93 menyatakan bahwa tujuan penting daripada penilaian performasi adalah dengan maksud untuk mempengaruhi
performasi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara lay off, pemindahaan
transfer, kenaikkan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaan
masing-masing. Weather dan Davis 1996:341 mendefinisikan tentang
“Performance appraisal is the process by which organization evaluates individual job performance”. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa
performance appraisal merupakan suatu proses dimana mereka juga menyarankan elemen-elemen kunci sistem penilaian prestasi kerja yang
akan menentukan kualitas hasil penilaian kerja, yaitu kinerja karyawan, ukuran-ukuran kinerja, standar kinerja yang ada hubungannya dengan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab individual. Menurut Sumardiyanti 1999 dalam Salman Jumaili 2005,
perusahaan menanamkan investasi besar untuk memperbaiki kinerja individual berkaitan dengan implementasi teknologi dalam suatu sistem
informasi Goodhue1995 mengajukan konsep evaluasi pemakai untuk melihat keberhasilan pengimplementasian suatu sistem informasi.
Menurut Goodhue 1995 dalam Jumaili 2005 secara umum konsep evaluasi pemakai adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada
pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap atau kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu sistem tersebut. Dalam konteks penelitian
sistem informasi pemakai akan diberikan evaluasi berdasarkan pada suatu kenyataan apakah sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.
2.2.6.3. Penilaian Kinerja Karyawan
Gibson 1998 mendefinisikan penilaian kinerja karyawan sebagai evaluasi formal yang sistematis mengenai hasil karya dan potensi untuk
pengembangan yang akan datang. Handoko 1985 juga berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah melalui nama organisasi-organissi
mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Anderson 1998 menyatakan bahwa “penilaian kinerja karyawan
adalah proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrument tertulis, yang memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan
kebiasaan tempat kerja”.
2.2.6.4. Ukuaran-Ukuran Penilaian Kerja Karyawan
Menurut Gomes 2000 ada beberapa tipe kriteria kinerja yang didasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik, diantaranya adalah :
1. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang digunakan dalam suatu
periode waktu yang telah ditentukan.
2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-
syarat kesesuian dan kesiapannya. 3.
Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan.
4. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Vooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain
sesama anggota organisasi. 6.
Depandobility, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.
7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan
dalam memperbesar tanggung jawab. 8.
Personal Qualities, yaitu menyangkut kepribadiaan, kepemimpinan, kerahmatamahan dan integritas pribadi.
2.2.6.5. Teori-teori Tentang Kinerja
Menurut Siagian 2002 karyawan dalam menghasilkan kinerja mengeluarkan bakat, kemampuan. Ada beberapa teori tentang kinerja,
antara lain:
a. Teori Motivasi
Teori motivasi dan Frederick Hezberg sering disebut sebagai “Teori Motivasi dan Higiene” yang menyatakan jika para karyawan
berpandangan positif terhadap tugas dan pekerjaannya, tingkat kepuasannya biasanya tinggi. Sebaliknya, jika karyawan memandang tugas
dan pekerjaannya secara negatif, dalam diri mereka tidak ada kepuasan. Faktor-faktor yang mendukung aspek motivasi ialah keberhasilan,
pengakuan, sifat pekerja, yang menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan dan pertumbuhan. Faktor higine yang
menonjol ialah kebijaksanaan perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi,
hubungan dengan para bawahan, status dan bawahan Siagian, 2002:107.
b. Teori Harapan
Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom, teori ini menekankan bahwa kekuatan kecenderungan berperilaku tergantung pada kuatnya
harapan bahwa, perilaku tersebut akan diikuti oleh keluaran tertentu dan oleh kuatnya daya tarik keluaran itu bagi orang yang bersangkutan.
Dalam penerapannya, makna teori itu ialah, bahwa seseorang karyawan akan bersedia melakukan upaya yang lebih besar apabila
diyakininya bahwa upaya itu akan berakibat patuh penilaian kinerja yang baik, dan bahwa penilaian kinerja yang baik akan berakibat pada imbalan
yang lebih besar, kenaikkan gaji serta promosi, dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadinya Siagian, 2002:16.
2.2.6.6. Model Rantai Teknologi - Kinerja
Menurut Goodhue dan Thomson 1995:434, ada tiga model yang menghubungkan antara teknologi dan kinerja yaitu model yang berfokus
pada pemanfaatan, model yang berfokus pada kesesuaian tugas- teknologi dan model teknologi kinerja.
Gambar 2.2 : Model Rantai Teknologi Kinerja Sumber : Goodhue dan Thompson 1995
Performan ce Impact
Task Characteristic
Technology Characteristic
Task Technologi Fit
Individual Characteristic
Theories of Fit
Precusor of Utilization Affect toward using
Social Norms, Habit, Facilitating Coundition
Expected Utilization
Consequences of Utilization
Theories of Attitude and
Behavior
Model rantai teknologi-kinerja adalah model yang menggambarkan cara teknologi membimbing pada penekanan pekerjaan pada level
individu. Hal ini berarti bahwa teknologi harus digunakan dan disesuaiakan dengan tugas yang didukung untuk menghasilkan penekanan
keefektifan pekerjaan, sebagai model rantai teknologi kinerja memberikan gambaran yang lebih akurat dan jelas dan cara, teknologi, penggunaan
tugas dan pemanfaatan saling berinteraksi menciptakan suatu perubahan baru dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan pada gambar 2.
2.2.7. Pengaruh Penerapan Teknologi Baru Terhadap Kinerja Karyawan
Dalam teori sikap dan perilaku menjelaskan bahwa pemanfaatan terknologi berhubungan dengan perilaku menggunakan teknologi tersebut
untuk menyelesaikan tugas. Teori sikap dan perilaku Theori of attitude and behavior yang
dikembangkan oleh Triandis 1980 menyatakan bahwa pemanfaatan computer personal atau PC Personal Computer oleh pemakai yang
memiliki pengetahuan dilingkunagn yang dapat memilih optimal dipengaruhi oleh afeksinya effect terhadap pemanfaatan PC, norma
susila social norms tempat kerja yang memanfaatkan PC, kebiasaan habit sehubungan dengan pemanfaatan komputer, konsekuensi individual
yang diharapkan consequences dan pemanfaatan PC dari kondisi yang
memfasilitasi falitating condition dalam lingkungan yang kondusif memanfaatkan PC Jumaili dan Supomo, 2002:219.
Menurut teori diatas faktor sosial merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat
antar individu dalam situasi sosial tertentu. Sedang afeksi berhubungan dengan perasaan senang, kegembiraan atau depresi, kemuakkan,
ketidaksenangan atau kebencian terhadap individu dengan tindakan tertentu. Kondisi yang memfasilitasi dalam teori Triandis dinyatakan
sebagai faktor obyektif yang ada di lingkungan kerja yang memberikan kemudahan bagi pemakai untuk memanfaatkan PC.
Personal Computer PC dalam lingkungan kerja atau perusahaan merupakan fasilitas yang menyediakan berbagai macam informasi yang
dibutuhkan oleh para pemakainya. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan,
mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relavan untuk pengambilan keputusan kepada pihak intern maupun
ekstern. Kemudahan yang didapat oleh pemakai sistem informasi akuntansi dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan, akurat, dan
tepat waktu sehingga mendorong mereka untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan.
Sistem informasi yang diimplementasikan oleh perusahaan sebaiknya memenuhi karakteristik, mudah didapatkan dari staff atau
personel sistem informasi perusahaan, obyektif dan dianggap dapat memberikan dampak atau manfaat pada proses penyelesaian tugas. Secara
umum sistem informasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasi data,
mengakses data dan menginterprestasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut juga seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari
seluruh unit perusahaan sehingga dapat digunakan untuk berbagi kebutuhan tugas dalam perusahaan Date 1981 Marthin 1982; dalam
Goodhue1995. Jumlah sarana komputer dalam perusahaan sangat mempengaruhi
dalam implementasi teknologi sistem informasi baru pada perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai
maka semakin memudahkan pemakai mengakses data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas individu dalam perusahaan. Diharapkan
dengan teknologi sistem informasi baru individu dan perusahaan yang merupakan pemakai sistem tersebut menghasilkan output yang semakin
baik dan kinerja yang dihasilkan tentu akan meningkat.
2.2.8. Pengaruh Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan