End User Computing Samsat Link Pengaruh Penerapan Teknologi Baru Terhadap Kinerja Karyawan

2.2.3. End User Computing

Dalam McLeod 2001:25 End User Computing adalah pengembangan seluruh atau sebagai sistem berbasis komputer oleh para pemakai, End User Computing juga merupakan fenomena yang tidak akan hilang. Sebaliknya, pengaruhnya akan semakin meningkat. Karena manfaat potensial, perusahaan harus mengembangkan rencana strategis sumber daya informasi yang memungkinkan End User Computing untuk tumbuh dan berkembang. Mengenai resiko, jenis pengendalian yang sama dengan yang telah bekerja baik pada jasa informasi harus diterapkan pada area pemakai. 2.2.4. Teknologi Sistem Informasi 2.2.4.1. Teknologi Menurut Goodhue 1995 dalam jumaili 2005 mendefinisikan teknologi sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka. Dalam penelitian sistem informasi, teknologi merujuk pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data serta dukungan layanan yang menyediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaiakan tugasnya. Adapun yang dimaksud dengan perangkat keras adalah struktur fisik dan tata ruang yang logis menyangkut permesinan maupun peralatan yang digunakan untuk menyelesaikan tugas cara menggunakan perangkat keras didalam menyelesaikan tugas yang diperlukan. Dari konsep-konsep tersebut teknologi adalah rangkaian proses, peralatan, prosedur, dan piranti yang digunakan untuk memprediksi barang dan jasa Schroder, 2000. Kecocokan tugas dengan teknologi dapat berhubungan dengan lokalibilitas data yang berkaitan dengan kemudahan dalam menemukan data yang dibutuhkan, otoritas dalam menyelesaikan tugas, kemudahan dalam mengoperasikan sistem dan realibilitas sistem.

2.2.4.2. Komputer

Istilah komputer berasal dari bahasa asing “to compute” yang berarti menghitung. Jadi secara harafiah komputer berarti mesin hitung, dengan arti tersebut maka akan menjadi lain artinya dan fungsi sebenarnya dari sebuah peralatan komputer yang berarti mesin pengolah data. Menurut Baridwan 1998 definisi komputer adalah suatu alat elektronik yang dapat menyimpan, memproses dan menghasilkan data sesuai dengan serangkaian instruksi yang telah diberikan sebelumnya oleh pemakai. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan seperangkat elektronik yang mampu bekerja secara terorganisasi dan integrasi dalam melakukan proses pengelolahan data, menyimpan dalam memori dan menghasilkan output yang berupa informasi yang secara otomatis berdasarkan instruksi yang berupa program. Jadi komputer tidak terdiri dari beberapa alat yang mempunyai fungsi yang berbeda dan mampu bekerja sama dalam menu pengolahan data input menjadi output.

2.2.4.3. Jaringan

Menurut McLeod 2001 ada banyak variasi dalam pengaturan jaringan komunikasi data, tapi dasarnya adalah jaringan luas wide network area, atau WAN, dan jaringan setempat local area network atau LAN, dan jaringan metropolitan Area network, atau MAN,WAN, yang pertama dibentuk untuk menyediakan jasa timesharing. Dengan munculnya komputer mikro, jaringan memudahkan distribusi sumber daya komputer diseluruh perusahaan. Sekarang WAN, LAN, dan MAN digunakan untuk clie server computing. Pada LAN semua perangkat keras dan sirkuit dimiliki oleh perusahaan, tetapi dalam WAN, saluran disediakan oleh perusahaan penyedia jasa komunikasi common carrier. Perusahaan penyedia jasa komunikasi menyediakan beragam produk dan jasa. Produk yang merevolusi cara komunikasi data dan informasi adalah integrated service digital network atau ISDN. Salah satu masalah yang digunakan LAN adalah masalah pengendalian atas banyak pemakai yang berbagi fasilitas. Dua cara telah disebut contention based control yang mencerminkan filosofi “yang datang pertama, dilayani pertama”, dan token passing control yang lebih teratur. Kombinasi data sangat penting bagi perusahaan sehingga manajemen jaringan yang baik yang didasarkan pada perencanaan merupakan suatu keharusan. Manajemen jaringan adalah elemen kunci program ini. Workstation adalah suatu konfigurasi mikro yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. Tiap workstation dapat digunakan secara berdiri sendiri stay-alone, tetapi masing-masing juga dapat mengakses alat penyimpanan atau output, yang disebut peripherals yang terletak disuatu tempat dalam jaringan. Peripherals berada dibawah pengendalian komputer mikro lain yang disebut server jaringan atau file server. Pada LAN ini, workstation dihubungkan ke server melalui bus. Bus adalah sirkuit tunggal dengan panjang terbatas Nurmalia, 2006. Semua peralatan dan sirkuit LAN dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan. Perusahaan penyedia informasi tidak terlibat, kecuali jika LAN saling berhubungan dengan IXC. Jenis sirkuit yang digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti jarak, kerentanan pada gangguan pada sirkuit, serta biaya. Twisted pair adalah bentuk sirkuit termurah tetapi memiliki kemampuan terbatas.

2.2.4.4. Teknologi Informasi

Menurut Remeyi 1995 dalam Ricardus 2000:15 pembagian manfaat pendayagunaan teknologi informasi menjadi dua macam, yaitu: 1. Manfaat tangible Adalah manfaat positif yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan baik secara penggurangan, atau penghematan biaya maupun peningkatan pendapatan. Manfaat tangible ada yang dapat diukurdihitung dan ada yang tidak dapat diukurdihitung. 2. Manfaat intangible Adalah manfaat positif yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan protabilitas perusahaan. Menurut Goodhue dan Thomson 1995, pengukuran variable pemanfaatan teknologi informasi dapat diukur dengan tiga indikator yaitu: a. Intensitas Penggunaan Intensity In Use Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana keandalan atau kehebatan teknologi informasi yang telah diterapakan di dalam perusahaan, sehingga mampu membantu pihak manajemen. b. Frekuensi Penggunaan Frekuensi of Use Bertujuan untuk menunjukkan seberapa sering atau beberapa kali pihak manajemen membutuhkan pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu menyelesaikan tugas. c. Jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan diversity of software package used Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana ketergantungan pihak manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan didukung oleh perangkat lunak yang tersedia.

2.2.4.5. Kesesuaian Tugas – Teknologi

Kesesuain tugas dan teknologi dipengaruhi oleh interaksi antara karakteristik-karakteristik individual pemakai, teknologi yang digunakan dari tugas yang berbasis teknologi. Kesesuiaian tugas teknologi secara lebih spesifik menunjukkan korespondensi antara kebutuhan tugas, kemampuan individual dan fungsi teknologi. Model penelitian yang menekankan pada aspek kesesuaian tugas teknologi pertama kali dikembangakan oleh Goodhue 1998 dalam Jumaili dan Supomo. Tugas secara umum diartikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input menjadi output. Titik puncak dari kesesuaian tugas teknologi adalah interaksi antara tugas teknologi dan individual. Tugas-tugas jenis tertentu memerlukan fungsi dan jenis tertentu. Jarak melebar antara kebutuhan tugas teknologi akan mengurangi kesesuaian tugas teknologi. Task Characteristic Gambar 2.1 : Model Kesesuaian Tugas Sumber : Goodhue Thompson 1995:108, Decision Sciences: Development and Measurement Validity of a Task – Teknology Fit Instrument for User Evaluation of Information System. Pada ganbar 2.1 menunjukkan bahwa kesesuaian tugas teknologi yang diartikulasikan oleh Goodhue digunakan untuk menyediakan dasar konseptual untuk instrument evaluasi pemakai pada penilaian organisasi atas sistem informasi yang telah dijalankan. Dan garis yang terputus-putus adalah “Moderating Interaction Effect”. Selain itu Goodhue Thomson 1995:131, berpendapat bahwa pengukuran variabel faktor kesesuaian tugas teknologi dapat diukur melalui dua belas indikator yang masing-masing mempunyai tujuan yaitu: 1. Tingkat Rind yang tepat Right Level of Detail Tujuan untuk menunjukkan ketepatan rincian data. Technology Characteristic Task Technologi Fit Individual Characteristic Theories of Fit 2. Keakuratan Accuracy Tujuan untuk menunjukkan keakuratan data yang disediakan. 3. KompatibilitasCompatibility Tujuan untuk menuju konsistensi data dan sumber yang berbeda pada saat dibandingkan. 4. Lokatibilitas Locatibility Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan data dan mengetahui data yang tersedia. 5. Aksesibilitas Accessibility Tujuan untuk menunjukkan kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan data. 6. Arti Data Meaning Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan defenisi. 7. Asistensi Assistence Tujuan untuk menunjukkan kemudahan mendapatkan bantuan mengakses dan mengerti data.

2.2.5. Samsat Link

Samsat Link merupakan program baru yang dibentuk oleh Dinas Pendapatan Daerah di Jawa Timur dalam hal akses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB yang tidak tergantung pada domisili subyek dan obyek kendaraan bermotor berada untuk wajib pajak pemegang KTP Surabaya. Adapun hal yang melatarbelakangi dibentuknya program tersebut adanya kesadaran untuk meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dilaksanakan baik secara intern maupun ekstern dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor BBNKB. Keputusan Bersama Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kepala DIPENDA Jatim, Kepala PT. Jasa Raharja Persero cabang Jatim tentang Pelaksanaan Layanan Unggulan Samsat di Propinsi Jatim. 2.2.6. Kinerja 2.2.6.1. Definisi Kinerja Darma Agus 1991:1 memberi defenisi tentang Kinerja yaitu sesuai yang dikerjakan, atau produkjasa yang dihasilkan atau yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Menurut Mangkunegara 2001:67 kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performa prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan dengan hasil yang ditujukan dengan suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugaspekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakain tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya.

2.2.6.2. Kinerja Karyawan

Dalam penelitian Goodhue dan Thomson 1995, kinerja individualkaryawan merupakan suatu penilaian yang dilakukan kepada pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap dan kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu barang dan jasa tersebut. Pencapain kinerja individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual ini melihat dampak sistem yang baru terhadap efektifitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif. Gomes 2003:93 menyatakan bahwa tujuan penting daripada penilaian performasi adalah dengan maksud untuk mempengaruhi performasi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara lay off, pemindahaan transfer, kenaikkan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaan masing-masing. Weather dan Davis 1996:341 mendefinisikan tentang “Performance appraisal is the process by which organization evaluates individual job performance”. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa performance appraisal merupakan suatu proses dimana mereka juga menyarankan elemen-elemen kunci sistem penilaian prestasi kerja yang akan menentukan kualitas hasil penilaian kerja, yaitu kinerja karyawan, ukuran-ukuran kinerja, standar kinerja yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab individual. Menurut Sumardiyanti 1999 dalam Salman Jumaili 2005, perusahaan menanamkan investasi besar untuk memperbaiki kinerja individual berkaitan dengan implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi Goodhue1995 mengajukan konsep evaluasi pemakai untuk melihat keberhasilan pengimplementasian suatu sistem informasi. Menurut Goodhue 1995 dalam Jumaili 2005 secara umum konsep evaluasi pemakai adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap atau kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu sistem tersebut. Dalam konteks penelitian sistem informasi pemakai akan diberikan evaluasi berdasarkan pada suatu kenyataan apakah sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

2.2.6.3. Penilaian Kinerja Karyawan

Gibson 1998 mendefinisikan penilaian kinerja karyawan sebagai evaluasi formal yang sistematis mengenai hasil karya dan potensi untuk pengembangan yang akan datang. Handoko 1985 juga berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah melalui nama organisasi-organissi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Anderson 1998 menyatakan bahwa “penilaian kinerja karyawan adalah proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrument tertulis, yang memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan kebiasaan tempat kerja”.

2.2.6.4. Ukuaran-Ukuran Penilaian Kerja Karyawan

Menurut Gomes 2000 ada beberapa tipe kriteria kinerja yang didasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik, diantaranya adalah : 1. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang digunakan dalam suatu periode waktu yang telah ditentukan. 2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat- syarat kesesuian dan kesiapannya. 3. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilan. 4. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Vooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama anggota organisasi. 6. Depandobility, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan. 7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawab. 8. Personal Qualities, yaitu menyangkut kepribadiaan, kepemimpinan, kerahmatamahan dan integritas pribadi.

2.2.6.5. Teori-teori Tentang Kinerja

Menurut Siagian 2002 karyawan dalam menghasilkan kinerja mengeluarkan bakat, kemampuan. Ada beberapa teori tentang kinerja, antara lain: a. Teori Motivasi Teori motivasi dan Frederick Hezberg sering disebut sebagai “Teori Motivasi dan Higiene” yang menyatakan jika para karyawan berpandangan positif terhadap tugas dan pekerjaannya, tingkat kepuasannya biasanya tinggi. Sebaliknya, jika karyawan memandang tugas dan pekerjaannya secara negatif, dalam diri mereka tidak ada kepuasan. Faktor-faktor yang mendukung aspek motivasi ialah keberhasilan, pengakuan, sifat pekerja, yang menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan dan pertumbuhan. Faktor higine yang menonjol ialah kebijaksanaan perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan para bawahan, status dan bawahan Siagian, 2002:107. b. Teori Harapan Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom, teori ini menekankan bahwa kekuatan kecenderungan berperilaku tergantung pada kuatnya harapan bahwa, perilaku tersebut akan diikuti oleh keluaran tertentu dan oleh kuatnya daya tarik keluaran itu bagi orang yang bersangkutan. Dalam penerapannya, makna teori itu ialah, bahwa seseorang karyawan akan bersedia melakukan upaya yang lebih besar apabila diyakininya bahwa upaya itu akan berakibat patuh penilaian kinerja yang baik, dan bahwa penilaian kinerja yang baik akan berakibat pada imbalan yang lebih besar, kenaikkan gaji serta promosi, dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya Siagian, 2002:16.

2.2.6.6. Model Rantai Teknologi - Kinerja

Menurut Goodhue dan Thomson 1995:434, ada tiga model yang menghubungkan antara teknologi dan kinerja yaitu model yang berfokus pada pemanfaatan, model yang berfokus pada kesesuaian tugas- teknologi dan model teknologi kinerja. Gambar 2.2 : Model Rantai Teknologi Kinerja Sumber : Goodhue dan Thompson 1995 Performan ce Impact Task Characteristic Technology Characteristic Task Technologi Fit Individual Characteristic Theories of Fit Precusor of Utilization Affect toward using Social Norms, Habit, Facilitating Coundition Expected Utilization Consequences of Utilization Theories of Attitude and Behavior Model rantai teknologi-kinerja adalah model yang menggambarkan cara teknologi membimbing pada penekanan pekerjaan pada level individu. Hal ini berarti bahwa teknologi harus digunakan dan disesuaiakan dengan tugas yang didukung untuk menghasilkan penekanan keefektifan pekerjaan, sebagai model rantai teknologi kinerja memberikan gambaran yang lebih akurat dan jelas dan cara, teknologi, penggunaan tugas dan pemanfaatan saling berinteraksi menciptakan suatu perubahan baru dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan pada gambar 2.

2.2.7. Pengaruh Penerapan Teknologi Baru Terhadap Kinerja Karyawan

Dalam teori sikap dan perilaku menjelaskan bahwa pemanfaatan terknologi berhubungan dengan perilaku menggunakan teknologi tersebut untuk menyelesaikan tugas. Teori sikap dan perilaku Theori of attitude and behavior yang dikembangkan oleh Triandis 1980 menyatakan bahwa pemanfaatan computer personal atau PC Personal Computer oleh pemakai yang memiliki pengetahuan dilingkunagn yang dapat memilih optimal dipengaruhi oleh afeksinya effect terhadap pemanfaatan PC, norma susila social norms tempat kerja yang memanfaatkan PC, kebiasaan habit sehubungan dengan pemanfaatan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan consequences dan pemanfaatan PC dari kondisi yang memfasilitasi falitating condition dalam lingkungan yang kondusif memanfaatkan PC Jumaili dan Supomo, 2002:219. Menurut teori diatas faktor sosial merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat antar individu dalam situasi sosial tertentu. Sedang afeksi berhubungan dengan perasaan senang, kegembiraan atau depresi, kemuakkan, ketidaksenangan atau kebencian terhadap individu dengan tindakan tertentu. Kondisi yang memfasilitasi dalam teori Triandis dinyatakan sebagai faktor obyektif yang ada di lingkungan kerja yang memberikan kemudahan bagi pemakai untuk memanfaatkan PC. Personal Computer PC dalam lingkungan kerja atau perusahaan merupakan fasilitas yang menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh para pemakainya. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relavan untuk pengambilan keputusan kepada pihak intern maupun ekstern. Kemudahan yang didapat oleh pemakai sistem informasi akuntansi dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan, akurat, dan tepat waktu sehingga mendorong mereka untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sistem informasi yang diimplementasikan oleh perusahaan sebaiknya memenuhi karakteristik, mudah didapatkan dari staff atau personel sistem informasi perusahaan, obyektif dan dianggap dapat memberikan dampak atau manfaat pada proses penyelesaian tugas. Secara umum sistem informasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterprestasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut juga seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan sehingga dapat digunakan untuk berbagi kebutuhan tugas dalam perusahaan Date 1981 Marthin 1982; dalam Goodhue1995. Jumlah sarana komputer dalam perusahaan sangat mempengaruhi dalam implementasi teknologi sistem informasi baru pada perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai maka semakin memudahkan pemakai mengakses data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas individu dalam perusahaan. Diharapkan dengan teknologi sistem informasi baru individu dan perusahaan yang merupakan pemakai sistem tersebut menghasilkan output yang semakin baik dan kinerja yang dihasilkan tentu akan meningkat.

2.2.8. Pengaruh Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan

Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI BARU DAN KEPERCAYAAN Pengaruh teknologi sistem informasi baru dan Kepercayaan dalam kinerja individual (survei pada karyawan keuangan universitas muhammadiyah surakarta).

0 4 18

PENGARUH TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI BARU DAN KEPERCAYAAN DALAM KINERJA INDIVIDUAL Pengaruh teknologi sistem informasi baru dan Kepercayaan dalam kinerja individual (survei pada karyawan keuangan universitas muhammadiyah surakarta).

0 2 16

PENGARUH TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Dan Kepercayaan TeknologiEKNOLOGI Sitem Informasi Terhadap Kinerja Iindividual (Survey pada Percetakan di Kabup

0 2 16

PENGARUH KUALITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KINERJA KARYAWAN.

0 3 9

KAMP-11. KEPERCAYAAN TERHADAP TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI BARU DALAM EVALUASI KINERJA INDIVIDUAL

0 0 14

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

1 2 7

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

0 0 4

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

0 0 13

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

0 0 1

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (LINK SYSTEM) DAN KEPERCAYAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR BERSAMA SAMSAT DI LINGKUNGAN UPTD PENDAPATAN SURABAYA SELATAN

0 0 25