PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (LINK SYSTEM) DAN KEPERCAYAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR BERSAMA SAMSAT DI LINGKUNGAN UPTD PENDAPATAN SURABAYA SELATAN.

(1)

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (Link System) DAN KEPERCAYAAN

PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Wahyu Dianengsih

0613010217/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR


(2)

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (Link System) DAN KEPERCAYAAN

PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

Wahyu Dianengsih

0613010217/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “

JAWA TIMUR


(3)

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (Link System) DAN KEPERCAYAAN

PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan)

Yang diajukan

Wahyu Dianengsih 0613010217/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Indrawati Y, MM. Ak Tanggal :...

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Drs . Ec. Syaiful Anwar, MSi NIP : 030 194 437


(4)

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (Link System) DAN KEPERCAYAAN

PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan)

Yang diajukan

Wahyu Dianengsih 0613010217/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Indrawati Y, MM. Ak Tanggal :...

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Sri Trisnaningsih, MSi NIP : 030 217 167


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

ABSTRAK ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... .1

1.2. Perumusan Masalah ... .10

1.3. Tujuan Penelitian ... .11

1.4. Manfaat Penelitian ... .11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... .12

2.2. Landasan Teori... .15

2.2.1. Pengertian Kepercayaan... .15

2.2.2. Sistem Informasi ... .17

2.2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi... .19

2.2.2.2. Sistem Informasi Manajemen………...24


(6)

2.2.2.3. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi

dengan Sistem Informasi Manajemen………..25

2.2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi………...26

2.2.2.5. Masalah Pokok Sistem Informasi………..26

2.2.2.6. Sasaran Sistem Informasi………..28

2.2.3. End User Computing……….29

2.2.4. Teknologi Sistem Informasi………...29

2.2.4.1. Teknologi………29

2.2.4.2. Komputer………...30

2.2.4.3. Jaringan………...31

2.2.4.4. Teknologi Informasi………33

2.2.4.5. Kesesuaian Tugas- Teknologi………..34

2.2.5. Samsat Link………..36

2.2.6. Kinerja………..37

2.2.6.1. Definisi Kinerja………37

2.2.6.2. Kinerja Karyawan………38

2.2.6.3. Penilaian Kinerja Karyawan………40

2.2.6.4. Ukuran –Ukuran Penilaian Kerja Karyawan………...40


(7)

2.2.6.5. Teori-Teori Tentang Kinerja………41

2.2.6.6. Model Rantai Teknologi - Kinerja………..43

2.2.7. Pengaruh Penerapan Teknologi Baru Terhadap Kinerja Karyawan………44

2.2.8. Pengaruh Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan………47

2.3. Kerangka Pikir………...48

2.4. Hipotesis………48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... …49

3.1.1. Definisi Operasional Variabel………..49

3.1.2. Pengukuran Variabel………50

3.2. Teknik Penentuan Sampel………..54

3.2.1. Obyek dan Populasi……….54

3.2.2. Sampel………..54

3.3. Teknik Pengumpulan Data……….55

3.3.1. Jenis Data………..55

3.3.2. Sumber Data……….56

3.3.3. Pengumpulan Data………...56


(8)

3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Normalitas Data……….57

3.4.1. Uji Validitas………..57

3.4.2. Uji Reliabilitas………..58

3.4.3. Uji Normalitas Data……….58

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………..59

3.5.1. Uji Asumsi Klasik……….59

3.5.2. Teknik Analisis……….62

3.5.3. Uji Hipotesis……….62

3.5.3.1. Uji F………..62

3.5.3.2. Uji t………..63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………..64

4.1.1. Gambaran Umum SAMSAT di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan………64

4.1.2. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan (UPTD) Pendapatan Surabaya Selatan………..65

4.1.3. Struktur Organisasi………67

4.1.4. Visi dan Misi DIPENDA Jatim……….71

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian………73


(9)

4.2.1. Uji Validitas………...73

4.2.2. Uji Reliabilitas………75

4.3. Karakteristik Responden………..76

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.………..76

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.………...77

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………...77

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian.………..78

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja….………...79

4.4. Deskripsi Variabel Penelitian ………..79

4.4.1. Variable Penerapan Teknologi Baru………..79

4.4.2. Variable Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi……….81

4.4.3. Variabel Kinerja Karyawan………....83

4.5. Analisis dan Uji Hipotesis………....84

4.5.1. Uji Normalitas……….84

4.5.2. Uji Asumsi Klasik………...85

4.5.3. Persamaan Regresi Linier Berganda………...87

4.5.4. Uji Hipotesis………89

4.5.4.1. Uji F………89

4.5.4.1. Uji t……….90


(10)

4.6. Pembahasan………....91

4.4.1. Implikasi Penelitian ……….91

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Terdahulu ………..98

4.4.3. Keterbatasan Penelitian……….99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan……….101

5.2. Saran………...103

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Samsat Link………7

Tabel 3.1. Ketentuan Uji Durbin Watson ………..61

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Teknologi Baru………...74

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi...74

Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan………...75

Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas………..76

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………76

Tabel 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………77

Tabel 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………...77

Tabel 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian………...78

Tabel 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja………79

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan Teknologi Baru…………...80

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Variabel Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi..82

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan………83

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas……….84

Tabel 4.14. Nilai VIF (Varians Inflation Factor)………....85

Tabel 4.15. Hasil Korelasi Rank Spearman……….86

Tabel 4.16. Persamaan Regresi Linier Berganda………....87

Tabel 4.17. Hasil Uji F………....89

Tabel 4.18. Hasil Uji t……….90


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kurva Data Perbandingan Realisasi Wajib Pajak Yang

Mendaftar Ulang Melalui Link……….8

Gambar 2.1. Model Kesesuaian Tugas ………...………35

Gambar 2.2. Model Rantai Teknologi Kinerja ………...43

Gambar 2.3. Diagram Kerangka Pikir ………48

Gambar 4.1. Struktur Organisasi……….68

Gambar 4.2. Gejala Autokorelasi (DW)………..87


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian dari Instansi UPTD Pendapatan Surabaya Selatan

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Penerapan Teknologi Baru (X1) Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kepercayaan Pemakai Sistem

Informasi (X2)

Lampiran 6 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kinerja Karyawan (Y) Lampiran 7 : Hasil Karakteristik Responden

Lampiran 8 : Hasil Deskripsi Variabel Penelitian Lampiran 9 : Input Regresi dan Nilai Residual Lampiran 10 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 11 : Hasil Uji Pengaruh Regresi Penerapan Teknologi Baru, Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi dan Kinerja Karyawan

Lampiran 12 : Nonparametric Correlations

Lampiran 13 : Struktur Organisasi UPTD Pendapatan Propinsi Jawa Timur Lampiran 14 : Instrumen Variabel


(14)

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (LINK SYSTEM) DAN KEPERCAYAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR BERSAMA SAMSAT DI LINGKUNGAN UPTD PENDAPATAN

SURABAYA SELATAN Oleh :

Wahyu Dianengsih ABSTRAK

Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan pengembangan teknologi sistem informasi sudah dimulai sejak tahun 1997 an, sehingga sudah mampu mandiri tanpa tergantung dengan pihak lain dibidang pengembangan perangkat lunak (program aplikasi), pengolahan data dan penyajian informasi. Beberapa produk pengembangan teknologi informasi kantor bersama samsat salah satunya adalah Samsat Link. SAMSAT Link yaitu pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan tidak memperhatikan domisili dari wajib pajak adalah pengembangan teknologi baru, namun kekurangan dari sistem ini adalah jaringan komunikasi sering lambat, keterlambatan dalam pencatatan laporan keuangan, sistem dan evaluasi kinerja samsat masih kurang yang akhirnya pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor melebihi standart waktu yang ditetapkan, dan disalah gunakan wajib pajak untuk mendaftar ditempat lain tanpa identitas (KTP). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari jawaban karyawan Kantor Bersama SAMSAT di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan yang berhubungan langsung dengan sistem informasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor yaitu sebanyak 54 orang. Penelitian ini menggunakan analisis uji regresi linier berganda dengan variable bebas penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi, sedangkan variable terikat yaitu kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil analisis uji regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya.

Keywords : Penerapan Teknologi Baru (Link System), Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi, Kinerja Karyawan


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin pesat diiringi perkembangan sistem informasi yang berbasis teknologi. Dampak dari globalisasi terasa berbagai aspek terlebih dalam bidang komputerisasi perusahaan atau organisasi telah mengakui peran komputer yang sangat membantu, terutama dalam menanggapi tuntutan era teknologi yang meningkatkan kemampuan berkomputerisasi.

Salah satu syarat untuk dapat berkomputerisasi adalah penyediaan suatu sistem informasi akuntansi yang cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya informasi yang cepat, tepat dan akurat maka suatu perusahaan atau organisasi dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat pula. Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai.

Dibidang akuntansi, perkembangan teknologi informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi. Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah banyak mengubah pemprosesan data akuntansi secara manual menjadi otomatis. Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang berdasarkan pada komputer berbagai fungsi dapat dilakukan secara tepat dan cepat (Daljono, 1999). Lebih lanjut, Daljono (1999) mengatakan bahwa


(16)

2

disetiap organisasi yang ada saat ini telah banyak tersedia peralatan dengan teknologi tinggi yang bernilai sangat mahal. Peralatan tersebut digunakan untuk mendukung sistem informasi yang mereka butuhkan, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja individu maupun kinerja organisasi.

Kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam mengevaluasi kinerja individu diperlukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa sistem baru yang berbasis komputer dapat digunakan untuk mengendalikan kinerja bawahan. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1998). Evaluasi pemakai atas kecocokkan tugas teknologi menjadi penting artinya berkaitan dengan pencapaian kinerja individual yang tinggi. Goodhue dan Thomson (1995) menemukan kecocokan tugas teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Penerapan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem teknologi yang diterapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi sehingga sistem informasi kurang memberikan manfaat dalam meningkatkan kinerja individual Irwansayah, 2003 dalam (Jumaili, 2005).


(17)

3

Penelitian yang dilakukan Goodhue (1998) menyatakan bahwa jika evaluasi pemakai atas teknologi cocok dengan kemampuan dan tuntutan dalam tugas pemakai, maka akan memberikan dorongan pemakai memanfaatkan teknologi. Oleh sebab itu evaluasi pemakai akan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pelaksanaan dan kualitas jasa sistem informasi yang dihubungkan dengan kecocokan tugas-tugas dengan teknologi. Ada dua model yang digunakan Goodhue (1995), yaitu:

1. Hubungan karakteristik tugas, teknologi dan individual kepada evaluasi pemakai dan interaksi karakteristik/hubungan kecocokan tugas/teknologi kepada evaluasi pemakai,

2. Hubungan evaluasi pemakai dengan kinerja individual.

Penelitian Goodhue (1995) hanya menguji komponen dari tugas, teknologi dan individu serta interaksi ketiga hal tersebut kedampak evaluasi pemakai tanpa mengukur hubungan evaluasi pemakai terhadap kinerja. Dalam penelitian ini pembahasan dibatasi untuk melihat hubungan teknologi sistem informasi terhadap kinerja pemakai sistem baru terhadap kinerja individu pemakai sistem baru sebagai model sebalumnya (Goodhue, 1995) dan melihat tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu.

Jumaili dan Supomo (2002) yang meneliti tentang Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik, menyimpulkan bahwa faktor kesesuaian tugas teknologi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individual, dan tidak


(18)

4

mendukung bahwa pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individual.

Jumaili (2005) yang meneliti tentang kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam evaluasi kinerja individual, menyimpulkan bahwa kepercayaan terhadap sistem informasi baru dan teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi baru makin meningkatkan kinerja individu pemakai. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi atau perusahaan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru beserta adanya kepercayaan dari pemakai terhadap sistem informasi baru dapat meningkatkan kinerja individu pemakai sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi atau perusahaan.

Fazli Syam BZ (1999) yang meniliti tentang Dampak Kompleksitas Teknologi Informasi Bagi Strategi dan Kelangsungan Bisnis, menyimpulkan bahwa dampak kompleksitas teknologi informasi bagi strategi dan kelangsungan bisnis dapat sangat dipengaruhi oleh pengguna teknologi informasi yang dikembangkan oleh perusahaan. Aspek perilaku dan kemampuan pengaplikasian teknologi informasi menjadi faktor menentu bagi kompleksitas teknologi informasi tersebut. Makin kontruktif perilaku dan makin tinggi kemampuan pengguna teknologi informasi akan menyebabkan kompleksitas teknologi informasi berdampak positif terhadap bagi strategi dan kelangsungan bisnis perusahaan. Di samping itu pengelolaan teknologi


(19)

5

informasi harus juga mendapat perhatian yang serius dari manajemen, sehingga pengembangan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan akan terus berkembang dan dapat disesuaikan perkembangan kemajuan teknologi informasi. Pada akhirnya tujuan perusahaan dalam menggunakan teknologi informasi untuk memenangkan persaingan dan mendatangkan keunggualan kompetetif akan tercapai.

Sunarta dan Astuti (2005) yang meneliti tentang Pengujian Terhadap

Teknologi To Performance Chain : Pendekatan Structural Equation Modeling, bertujuan untuk (1) Menguji Pengaruh kesesuain tugas teknologi

terhadap konsekuensi yang diharapkan dari penggunaan, affect dan kinerja; (2) Menguji Pengaruh konsekuensi yang diharapkan dari penggunan, affect, norma sosial dan kondisi yang memfasilitasi terhadap kinerja dan; (3) Menguji Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja individual. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat memperkuat teori-teori tentang pemanfaatan teknologi informasi yang telah ada, khususnya model rantai kinerja teknologi (Technology To Performance Chain). Dan kesimpulan dari penelitian ini adalah kesesuaian tugas teknologi berpengaruh positif signifikan terhadap konsekuensi yang diharapkan, affect dan kinerja individual. Konsekuensi yang diharapkan berpengaruh positif signifikan terhadap pemanfaatan. Affect berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Norma-norma sosial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja individual.

Restuningdiah dan Indriantoro (2000) yang meneliti tentang Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variabel, menyimpulkan bahwa penelitian ini


(20)

6

berdasarkan hasil analisa bahwa partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi pada dasarnya sebagai sarana atau alat. Namun demikian keberadaannya sangat penting dan sangat signifikan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja, menghemat waktu, tenaga, fikiran, serta mempercepat arus informasi bagi para pimpinan untuk mengambil keputusan. Dari sisi yang lain, pengembangan teknologi informasi yang baik dapat meningkatkan tranparasi, akuntabilitas dan kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara publik. Demikian juga dilingkungan Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan pengembangan teknologi informasi sudah dimulai sejak tahun 2007, sehingga sudah mampu mandiri tanpa tergantung pada pihak lain dibidang pengembangan perangkat lunak (progam aplikasi), pengolahan data dan penyajian informasi. Beberapa produk pengembangan teknologi informasi dilingkungan Kantor Bersama Samsat salah satunya pelayanan Samsat Link. Adapun yang dimaksud dengan Pelayanan Samsat Link yaitu pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan tidak memperhatikan domisili dari wajib pajak. Pelayanan Link untuk Surabaya meliputi Gerbang Kertasusila, jadi kendaraan Surabaya bisa dibayar di Gresik, Mojokerto, Sidoarjo. Demikian pula sebaliknya, karena semua data base antar Samsat menggunakan komunikasi VSAT sehingga Online jaringan komputer.


(21)

7

Pelayanan Samsat Link, sistem ini selain berpengaruh terhadap kinerja individu lebih efektif dan efisien juga banyak direspon oleh masyarakat karena untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor tidak melihat domisili, hal ini dapat dilihat jumlah wajib pajak yang memanfaatkan pembayaran Link pada table penerimaan kas dibawah ini:

Data Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Dengan Pelayanan

Samsat Link

Pada KB. SAMSAT Surabaya Selatan

No  Tahun   Banyaknya Kendaraan 

Yang Membayar Pajak  (Obyek) 

Yang Terialisasi  (Rp) 

Selisi % 

2007  12.869  5.436.360.275   

2008  32.091  13.137.556.075  82,99 

2009  59.273  21.475.728.825  79,91 

Sumber : Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur

Dengan melihat data tersebut diatas, yang memanfaatkan pelayanan samsat link setiap tahun meningkat lebih dari 50%, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan pelayanan samsat link dikarenakan pengaruh kepercayaan masyarakat terhadap kecepatan pelayanan dan peningkatan kinerja para petugas. Adapun kecepatan pelayanan dikarenakan pengaruh kepercayaan teknologi sistem informasi baru sehingga berpengaruh terhadap kinerja individual.

Dengan melihat data tersebut diatas ada kenaikkan setiap tahun dari wajib pajak yang memanfaatkan pelayanan SAMSAT Link, maka tim Pembina SAMSAT Jawa Timur berharap akan selalu meningkatkan manfaat link karena yang dulunya hanya ada di Gerbang Kertosusilo sekarang sudah bisa melayani link sampai 46 Kantor Bersama SAMSAT di Jawa Timur. Unit


(22)

8

Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur Surabaya Selatan juga membuat inovasi baru yaitu SAMSAT Drive Thru (jemput bola pada kendaraan roda empat & roda dua) yang di Jl. A. Yani Dinas Peternakan dan SAMSAT Corner Ketintang Royal Plasa Surabaya. Adapun yang dimaksud dengan SAMSAT Drive Thru adalah pelayanan SAMSAT link disuatu tempat yang hanya melayani pendaftaran ulang/pengesahan STNK setiap tahun atau pembayaran pajak kendaraan roda empat setiap tahun sedangkan untuk perpanjangan STNK maupun balik nama harus ke SAMSAT Induk. Dengan data-data diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut :

0 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000

2007 2008 2009

selisi penerimaan obyek

Gambar 1.1 : Kurva Data Perbandingan Realisasi Wajib Pajak Yang Mendaftar Ulang Melalui Link

SAMSAT Link yaitu pelayanan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan tidak memperhatikan domisili dari wajib pajak. Sistem ini untuk meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dilaksanakan baik secara intern maupun ekstern dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB). Akan tetapi, pada kenyataannya sistem ini masih belum


(23)

9

sempurna. Dari hasil observasi peneliti pada Bapak Husnan beliau mengatakan bahwa kekurangan dari sistem ini adalah jaringan komunikasi Online yang menyebabkan terjadi kesalahan data dan masih ada keterlambatan yang pada akhirnya pengurusan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor melebihi standart waktu yang ditetapkan, sehingga digunakan wajib pajak untuk membayar ditempat lain dan pelaporan keuangan SAMSAT mengalami keterlambatan dalam pencatatan laporan keuangan.

Fenomena yang ada terkait dengan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor, evaluasi kinerja SAMSAT selama ini menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Dimana masih perlu perbaikkan dan perubahan yang cukup signifikan sehingga perlu segera dilakukan peningkatan terhadap pelayanan masyarakat dan sistem komputerisasi sehingga banyak komplain dari masyarakat karena kurang cepat pelayanan serta perlu adanya integritas sistem komputerisasi BPKB dan STNK. (Sriwijaya Pos, 24 November 2009).

Seperti yang dikutip dalam Kompas, 12 Februari 2009, untuk menghindari terjadi kesalahan data dan pelayanan melebihi waktu yang telah ditentukan, sedangkan penyetoran sangat tergantung dari rekonsiliasi data, maka sistem komputer (program aplikasi) secara otomatis membatasi pelayanan untuk pendaftaran samsat link sampai dengan pukul 13.00 WIB. Pelayanan Samsat link tersebut diatas merupakan tulang punggung untuk komunikasi antar samsat dan untuk menghindari kemacetan yang berakibat pada gangguan terhentinya pelayanan, maka idealnya kedepan disediakan


(24)

10

back up media komunikasi guna kelancaran pelayanan Samsat Link. Pelayanan Samsat Link di Surabaya telah merubah pola pelayanan menetap menjadi tidak tergantung domisili yang berakibat pada perubahan perilaku karyawan yang harus mengikuti sistem komputer, sistem dan prosedur pelayanan, serta pelaporan, maka untuk selanjutnya pengembangan samsat link membutuhkan sinergi antar Sub Dinas, UPTD dan intansi terkait. Berdasarkan dari hal-hal tersebut, maka penelitian ini mengambil judul tentang “ Penerapan Teknologi Baru (Link System) dan Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan”.

1.2 Perumusan Masalah

Hal penting yang harus dilakukan oleh instansi dalam peningkatan pelayanan samsat link dikarenakan kepercayaan pemakai bahwa dengan sistem tersebut tugas-tugas yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat dan adanya integritas sistem komputerisasi adalah meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah penerapan teknologi baru pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Link System) dan kepercayaan pemakai sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan?”


(25)

11

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji penerapan teknologi baru pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Link Sistem) dan kepercayaan pemakai sistem informasi terhadap kinerja karyawan Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, serta menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan kemampuan dalam menganalisis teknologi informasi yang lebih mendalam.

2. Bagi Akademis

Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan sehingga dapat dijadikan acuan mahasiswa yang akan mengadaakan penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan pengaruh teknologi sistem informasi terhadap kinerja individual.

3. Bagi Kantor Bersama SAMSAT

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penyempurnaan dalam perbaikkan sistem informasi dan mengamati kinerja petugas yang didasarkan pada kemajuan teknologi sistem informasi.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan kepercayaan dan penerapan teknologi sistem informasi baru terhadap evaluasi kinerja individual pernah dilakukan oleh :

1. Tedy Jurnali & Bambang Supomo (2000) “Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi & Pemanfaatan TI Terhadap Kinerja Akuntan Publik”.

Permasalahan: (1) Apakah terdapat hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu pemakai sistem informasi baru. (2) Apakah tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Variabel yang digunakan yaitu faktor kesesuaian tugas teknologi, pemanfaatan TI, terhadap kinerja Akuntan Publik. Hasil penelitian ini bahwa kinerja individual di lingkungan Akuntan Publik dipengaruhi oleh kesesuaian antara teknologi informasi yang digunakan dengan tugas-tugas akuntan publik. Disamping itu, kesesuaian tugas teknologi mempunyai pengaruh positif terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Temuan penelitian ini mendukung model TTFM (Task-teknologi fit) yang menekankan pada faktor


(27)

13

kesesuaian tugas-teknologi untuk peningkatan kinerja dari pada faktor pemanfaatan teknologi. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang diajukan dalam TAM bahwa kinerja individual dipengaruhi oleh pemanfaatan teknologi informasi.

2. Salman Jumaili (2005) “Kepercayaan Dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi Baru Terhadap Evaluasi Kinerja Individual”. Permasalahan: (1) Apakah terdapat hubungan teknologi sistem informasi baru terhadap kinerja individu pemakai sistem informasi. (2) Apakah tingkat kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap sistem informasi baru & teknologi sistem informasi baru terhadap peningkatan kinerja individu menunjukkan hasil yang positif. Penambahan variabel kepercayaan terhadap sistem informasi baru makin meningkatkan kinerja individual pemakai. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi atau perusahaan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru beserta adanya kepercayaan dari pemakai terhadap sistem informasi baru dapat meningkatakan kinerja individu pemakai sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi atau perusahaan.

3. Nita Nurmalia (2006) meneliti tentang Pengaruh Kepercayaan dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi Baru Terhadap Kinerja


(28)

14

Individual Pada PT. Semen Gresik. Bertujuan untuk (1) Membuktikan bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja individual; (2) Membuktikan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru mempunyai pengaruh terhadap evaluasi kinerja individual. Dan kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel kepercayaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja individual. Penerapan teknologi sistem informasi baru secara parsial berpengaruh terhadap kinerja individual.

4. Sabihaini (2006) “Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kinerja Individual”. Penelitian ini menggabungkan penelitian (Thomson, 1991 dan Jurnali, 2001) dengan menggunakan

Struktural Equation Modelling dan cluster random sampling.

Penelitian tentang “Apakah enam faktor: sosial, affect, kompleksitas, kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh terhadap pemanfaatan teknologi dan kinerja individual”. Penelitian ini dirancang untuk menguji hubungan antara enam faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi dan kinerja. Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) Terdapat hubungan positif antara faktor sosial dan pemanfaatan teknologi informasi; (2) terdapat hubungan negatif antar affect dan pemanfaatan teknologi informasi; (3) terdapat hubungan


(29)

15

positif antara kompleksitas dan pemanfaatan teknologi informasi; (4) terdapat hubungan positif antar kesesuaian tugas dan pemanfaatan teknologi informasi; (5) terdapat hubungan positif antara konsekuensi jangka panjang dan pemanfaatan teknologi; (6) terdapat hubungan negatif antara kondisi yang memfasilitasi PC dan pemanfaatan teknologi informasi; (7) terdapat hubungan positif antara

pemanfaatan teknologi informasi.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Kepercayaan

Kepercayaan adalah hal yang diperlukan bagi pemakai sistem informasi yang baru agar ia merasa teknologi sistem informasi yang baru dapat meningkatkan kinerja individu dalam menjalankan kegiatan dalam perusahaan.

Menurut Gerck (2003) dalam Jumaili (2005), model konsep kepercayaan lebih banyak dipakai dalam konteks komunikasi. Gerck merumuskan pada suatu konsep keterpaduan kepercayaan dalam penggunaan rancang bangun komunikasi internet dimana kepercayaan diperlukan dalam konteks ini. Kepercayaan dipertimbangkan sebagai suatu yang utama dapat disampaikan dengan aturan yang spesifik untuk komunikasi.


(30)

16

Berbagai studi telah mencoba menjelaskan tentang kepercayaan sesuai dengan cara mereka masing-masing. Gefen (2000 dalam Soh’n dan Lee, 2002) menjelaskan kepercayaan sebagai “willingness to engange in

activities where a person is exposed to risk without the ability to control the related behavior of others”. Moorman, et .al. (1993) mengemukakan

bahwa “trust generally is viewed as an essential ingredient for successful

relation ship”. Kepercayaan secara umum dipandang sebagai unsur

mendasar bagi keberhasilan suatu hubungan kemitraan. Apabila dalam suatu hubungan kemitraan tidak didasari dengan kepercayaan, maka hubungan kemitraan tersebut tidak akan bertahan dalam jangka waktu lama. Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan trust as perception of

confidence in the exchange partner’s reliability and integrity. Definisi

tersebut, menyoroti pentingnya confidence. Didalam literature, konfidensi pada pihak yang memberikan kepercayaan bersumber dari sifat-sifat dapat dipercaya (trustworthy) yang dimiliki perusahaan seperti reliabilitas dan mempunyai integritas tinggi (Altman & Taylor dalam Morgan dan Hunt, 1994). Oleh karena itu, penting bagi perusahaan menunjukkan sifat-sifat dapat dipercaya yang dimilikinya dengan cara :

1. Mengembangkan jaringan komunikasi yang jujur, terus terang, komunikasi dua arah, dan sering berkomunikasi.

2. Memberikan jaminan/garansi pelayanan untuk membangun kepercayaan.


(31)

17

3. Beroperasi dengan standar pelaksanaan yang lebih tinggi daripada hanya sekedar pelaksanaan yang lebih tinggi daripada hanya sekedar keabsahan atau legalitas (Berry, 1995).

Walter, et, al. (2002) merangkum pemikiran-pemikiran tentang

trust atau kepercayaan, dan mereka meyakini bahwa kepercayaan

memiliki tiga komponen penting, yaitu:

1. Mitra akan menunjukkan benevolence (kemurahan hati) dalam melakukan tindakan yang mempengaruhi hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Kepercayaan juga mengandung honesty (kejujuran), yang berarti bahwa pihak yang dipercaya dalam hubungan tersebut harus kredibel (dapat dipercaya).

3. Mitra memiliki competence untuk bertindak bagi kemaslahatan hubungan.

2.2.2. Sistem Informasi

Informasi dari suatu organisasi atau perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak diluar perusahaan, seperti kreditur, calon investor, kantor pajak, dan lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Disamping itu pihak intern yaitu manajemen juga memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui,


(32)

18

mengawasi dan mengambil keputusan–keputusan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan, disusun suatu sistem akuntansi, sistem ini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perushaan.

Menurut Cole dalam Baridwan (1993:3) sistem adalah suatu kerangka prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan atau organisasi, sedangkan pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:5) adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahan.

Pengertian Informasi dalam McLeod (2001:4) adalah salah satu jenis sumber daya utama yang tersedia bagi manajer. Informasi dapat dikelola seperti hanya sumber daya yang lain yang bersumber dari dua pengaruh, yaitu pertama bisnis yang terjadi semakin rumit dan yang kedua komputer telah mencapai kemampuan yang semakin baik.

Dari definisi informasi yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi adalah seperangkat komponen atau prosedur yang berhubungan yang digunakan untuk mengumpulkan, menggolongkan, menganalisa, mengkomunikasikan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pihak manajemen.


(33)

19

2.2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mascove dalam Baridwan (1998:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan, informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperi investor atau kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen).

Pada dasarnya adalah sebuah sistem informasi, tepatnya adalah penerapan dan teori umum informasi untuk masalah-masalah operasi ekonomi yang efisien. Akuntansi juga merupakan bagian besar dari informasi umum yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Dalam konteks ini, akuntansi merupakan bagian dari sistem informasi umum suatu kesatuan operasional dan juga merupakan bagian dari bidang besar dibawah nama konsep informasi (Wilkonson, 2003:15).

a. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer

Suatu perusahaan tanpa memiliki teknologi informasi yang cukup canggih, sulit untuk dapat bersaing dengan perusahaan besar. Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan sistem akan menjadi ancaman bagi organisasi itu sendiri. Oleh karena itu yang terpenting di dalam menentukan besarnya investasi dibidang teknologi informasi yang cocok ditentukan melalui suatu analisis biaya dan manfaat.


(34)

20

Menurut Bodnar dan Hopwood (1996:13) beberapa contoh implementasi dan teknologi informasi adalah:

1. Otomatisasi Kantor

Adalah istilah umum yang menjelaskan pemanfaatan teknologi informasi di dalam kantor. Sistem otomatisasi kantor terdiri dari teknologi elektronik yang memungkinkan untuk memproses beragam pesan dan dokumen-dokumen. Kategori utama otomatisasi kantor mencakup:

a. Pemprosesan teks, mencakup pemproesan aplikasi yang menggunakan spreadsheet, perangkat lunak grafis dan presentasi, dan aplikasi desktop publishing dimana pemakai secara langsung mencetak hasilnya sebagai brosur, laporan, manual dan buku-buku. b. Pemprosesan pesan, mencakup rentang yang lebar dalam

pelayanan komunikasi seperti pengiriman elektronis (E-mail) ditransmisifaksimili elektronik melalui telpon (faks).

c. Sistem pengubah tampilan Dokumen Imaging Sistem. Sistem pengubah tampilan dokumen menggunakan komputer untuk secara digital menangkap, menyimpan, dan menampilkan dokumen, gambar, grafik dan ilustrasi-ilusrtrasi lain dengan cara yang sama seperti pemprosesan teks.

2. Teknologi tanggap-cepat

Istilah sistem tanggap-cepat tampaknya sudah menjelaskan maksudnya sendiri. Tentu saja sistem ini adalah yang “cepat” dan ”responsif”.


(35)

21

Sistem tanggap cepat penting untuk Total Quality Preferment (TQP). Beberapa teknologi berinteraksi untuk membuat sistem tanggap cepat layak digunakan, antar lain:

a. Just In Time (JIT)

Sistem penjualan eceran tanggap cepat mirip dengan sistem persediaan Just In Time yang digunakan oleh perusahaan manufaktur. Persediaan pembelian untuk barang-barang persediaan dibuat lebih besar dengan dasar “tarikan permintaan” dibandingkan dengan dasar “tarikan permintaan” tetap untuk memenuhi tingkat persediaan tertentu.

Just In Time memasyarakatkan operasi pemprosesan dengan

dasar terus menerus untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan secara keseluruhan, selain itu juga mengeliminasi kesia-siaan dalam proses manufaktur dan menekan adanya pengembangan secara terus menerus dalam operasi.

b. Surat elektronik (Elektronic-mail)

Surat elektronika (E-mail) mencakup pengiriman teks dan file melalui komunikasi elektronik. Hampir setiap informasi dapat dikirim dengan E-mail, termasuk transaksi-transaksi akuntansi. c. Pertukaran data elektronik Elektronic Data Interchange (EDI) Pertukaran data elektronik adalah pertukaran dokumen bisnis komputer ke komputer melalaui jaringan komunikasi.


(36)

22

d. Komputer terpadu manufaktur-Computer Integrated

Manufacturing (CIM).

Adalah pendekatan terpadu oleh pemanfaatan teknologi informasi pada perusahaan manufaktur. Komponen-komponennya dihubungkan melalui jaringan komputer dan dilengkapi dengan pengoperasian rancangan sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung operasi distribusi.

b. Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi

Istilah sistem informasi akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemprosesan transaksi perusahaan. Meskipun tidak ada dua organisasi yang identik, tetapi sebagaian besar mengalami jenis kejadian ekonomi yang serupa.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2007:7), kejadian-kejadian ini menghasilkan transaksi-transaksi yang dapat dikelompokkan menjadi empat siklus aktivitas bisnis yang umum yaitu:

1. Siklus Pendapatan

Adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. Siklus pendapatan perusahaan umumnya mencakup sistem aplikasi yang meliputi


(37)

23

pesanan pelanggan, penagihan, piutang dagang, dan pelaporan penjualan.

2. Siklus Pengeluaran

Ada kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan. Siklus pengeluaran umumnya mencakup sistem aplikasi yang meliputi pemulihan dan permohonan pemasok, pembelian, hutang dagang sdan penggajian.

3. Siklus Produksi

Adalah kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. Siklus produksi mencakup sistem-sistem aplikasi yang meliputi pengendalian persedian dan akuntasi kekayaan.

4. Siklus Kekayaan

Adalah kejadian yang berkaitan dengan perolehan dari manajemen dana-dana model termasuk kas. Siklus kekayaan keuangan perusahaan mencakup sistem aplikasi yang berkaitan dengan pengendalian dan manajemen hutang dan administrasi karyawan.


(38)

24

2.2.2.2. Sistem Informasi Manajemen

Menurut Davis (1984:3) sistem informasi manajeman adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna untuk mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Menurut Cushing dalam Baridwan (1998:4), sistem informasi manajemen adalah suatu set sumber daya manusia dan modal dalam organisasi, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen untuk perencanaan dan pengawasan organisasi itu.

Menurut Hansen dan Mowen (1994:4), definisi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen sistem yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan pemprosesannya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.

Sistem informasi manajemen mencapai tiga tujuan utama, yaitu

1. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya, jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam pengendalian

dan pengevaluasian.

3. Untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.


(39)

25

2.2.2.3. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan Sistem Informasi Akuntansi adalah menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan pada masalah-masalah yang terstruktur dan tidak terstruktur. Pada organisasi yang relatif kecil, sistem informasi akuntansi hampir mewakili semua sistem informasi manajemen atau dengan kata lain sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi manajemen atau sebaliknya.

Menurut Nurmala (2006), lebih jauh lagi kedua sistem tersebut juga tumpang tindih dan berkaitan erat dengan sistem informasi fungsional, artinya kedua sistem tersebut saling memberi data dan menerima informasi satu sama lain. Didalam praktek keduanya membentuk hanya satu sistem informasi formal yang terpadu dan terkoordinasi.

Sistem informasi akuntansi merupakan sub sistem yang terbesar dalam sistem informasi manajemen, karena sebagian besar sumber informasi yang dibutuhkan manajemen dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi.


(40)

26

2.2.2.4. Pemakai Sistem Informasi Akuntansi

Pemakai sistem informasi akuntansi dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu pihak ekstern dan pihak intern.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:2), pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan, pemasok, pesaing, serikat kerja dan masyarakat keseluruhan. Pemakai ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi suatu organisasi. Sebagaian keluaran ini bersifat rutin.

Sedangkan pemakai intern ini mencakup terutama manajemen, kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatan dalam organisasi atau terhadap fungsi yang dijalankan.

Pengertian sistem informasi manajemen yang telah dikemukakan, jelas terlihat bahwa sistem informasi manajemen lebih luas daripada sistem informasi akuntansi. Karena sistem informasi akuntansi terbatas pada informasi yang bersifat keuangan, sedangkan sistem informasi manajemen mencakup informasi-informasi lainnya yang lebih luas termasuk sistem informasi akuntansi.

2.2.2.5. Masalah Pokok Sistem Informasi

Masalah-masalah yang disebabkan sistem informasi gagal dapat disebabkan oleh faktor. Masalah-masalah tersebut bukan hanya masalah


(41)

27

teknikal dari sistem informasi tetapi juga dapat bersifat masalah non teknikal yang kebanyakan berasal dari faktor-faktor organisasi.

Faktor-faktor tersebut (Husain dan Wibowo, 2002:314-316) adalah:

1. Desain

Desain yang gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting dalam bisnis atau gagal dalam peningkatan performance. Informasi mungkin tidak disediakan secara cepat atau tersedia dalam sebuah format yang tidak memungkinkan bagi pengguna atau menampilkan data yang salah. Pengguna tidak memahami secara teknis dan harus berinteraksi dengan suatu sistem. Sistem informasi dikatakan gagal jika desainnya tidak cocok dengan stuktur, budaya dan tujuan organisasi secara keseluruhan. Teknologi sistem informasi yang berhubungan erat dengan komponen-komponen organisasi seperti: tugas, struktur, orang-orang dan budaya. 2. Data

Data dalam sistem mempunyai tingkat ketidakakurasian dan konsistensi yang tinggi. Informasi dalam bidang-bidang tertentu bahkan membingungkan, atau tidak secara tepat untuk tujuan-tujuan bisnis. Informasi yang dipersyaratkan dalam fungsi bisnis yang spesifik mungkin tidak dapat diakses karena datanya tidak cocok.


(42)

28

3. Biaya

Beberapa sistem arahnya bagus, tetapi dalam implementasi dan pengoprasiannya memerlukan biaya di atas anggaran. Sementara itu dalam sistem yang lain memerlukan biaya yang mahal untuk berfungsinya sistem tersebut.

4. Operasi

Sistem tidak akan bejalan dengan baik jika informasi tidak disediakan secara tepat waktu dan efisien karena operasi komputer yang mengendalikan pemprosesan informasi tidak berjalan semestinya. Pekerjaan-pekerjaan yang sering gagal mengakibatkan pengulangan atau penundaan dan tidak dapat memenuhi jadwal penyampaian informasi.

2.2.2.6. Sasaran Sistem Informasi

Menurut Nurmala (2006), sistem informasi suatu perusahaan dalam dunia bisnis dari pemerintah mempunyai 3 sasaran utama, yaitu:

1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan 2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian


(43)

29

2.2.3. End User Computing

Dalam McLeod (2001:25) End User Computing adalah pengembangan seluruh atau sebagai sistem berbasis komputer oleh para pemakai, End User Computing juga merupakan fenomena yang tidak akan hilang.

Sebaliknya, pengaruhnya akan semakin meningkat. Karena manfaat potensial, perusahaan harus mengembangkan rencana strategis sumber daya informasi yang memungkinkan End User Computing untuk tumbuh dan berkembang. Mengenai resiko, jenis pengendalian yang sama dengan yang telah bekerja baik pada jasa informasi harus diterapkan pada area pemakai.

2.2.4. Teknologi Sistem Informasi 2.2.4.1. Teknologi

Menurut Goodhue (1995) dalam jumaili (2005) mendefinisikan teknologi sebagai alat yang digunakan oleh individu untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas mereka. Dalam penelitian sistem informasi, teknologi merujuk pada sistem komputer yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan data serta dukungan layanan yang menyediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaiakan tugasnya.

Adapun yang dimaksud dengan perangkat keras adalah struktur fisik dan tata ruang yang logis menyangkut permesinan maupun peralatan


(44)

30

yang digunakan untuk menyelesaikan tugas cara menggunakan perangkat keras didalam menyelesaikan tugas yang diperlukan. Dari konsep-konsep tersebut teknologi adalah rangkaian proses, peralatan, prosedur, dan piranti yang digunakan untuk memprediksi barang dan jasa (Schroder, 2000).

Kecocokan tugas dengan teknologi dapat berhubungan dengan lokalibilitas data yang berkaitan dengan kemudahan dalam menemukan data yang dibutuhkan, otoritas dalam menyelesaikan tugas, kemudahan dalam mengoperasikan sistem dan realibilitas sistem.

2.2.4.2. Komputer

Istilah komputer berasal dari bahasa asing “to compute” yang berarti menghitung. Jadi secara harafiah komputer berarti mesin hitung, dengan arti tersebut maka akan menjadi lain artinya dan fungsi sebenarnya dari sebuah peralatan komputer yang berarti mesin pengolah data.

Menurut Baridwan (1998) definisi komputer adalah suatu alat elektronik yang dapat menyimpan, memproses dan menghasilkan data sesuai dengan serangkaian instruksi yang telah diberikan sebelumnya oleh pemakai.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer merupakan seperangkat elektronik yang mampu bekerja secara terorganisasi dan integrasi dalam melakukan proses pengelolahan data, menyimpan dalam memori dan menghasilkan output yang berupa informasi yang secara


(45)

31

otomatis berdasarkan instruksi yang berupa program. Jadi komputer tidak terdiri dari beberapa alat yang mempunyai fungsi yang berbeda dan mampu bekerja sama dalam menu pengolahan data input menjadi output.

2.2.4.3. Jaringan

Menurut McLeod (2001) ada banyak variasi dalam pengaturan jaringan komunikasi data, tapi dasarnya adalah jaringan luas (wide

network area), atau WAN, dan jaringan setempat ( local area network)

atau LAN, dan jaringan metropolitan (Area network), atau MAN,WAN, yang pertama dibentuk untuk menyediakan jasa timesharing. Dengan munculnya komputer mikro, jaringan memudahkan distribusi sumber daya komputer diseluruh perusahaan. Sekarang WAN, LAN, dan MAN digunakan untuk clie /server computing.

Pada LAN semua perangkat keras dan sirkuit dimiliki oleh perusahaan, tetapi dalam WAN, saluran disediakan oleh perusahaan penyedia jasa komunikasi (common carrier). Perusahaan penyedia jasa komunikasi menyediakan beragam produk dan jasa. Produk yang merevolusi cara komunikasi data dan informasi adalah integrated service

digital network atau ISDN.

Salah satu masalah yang digunakan LAN adalah masalah pengendalian atas banyak pemakai yang berbagi fasilitas. Dua cara telah disebut contention based control yang mencerminkan filosofi “yang


(46)

32

datang pertama, dilayani pertama”, dan token passing control yang lebih teratur.

Kombinasi data sangat penting bagi perusahaan sehingga manajemen jaringan yang baik yang didasarkan pada perencanaan merupakan suatu keharusan. Manajemen jaringan adalah elemen kunci program ini.

Workstation adalah suatu konfigurasi mikro yang disesuaikan

dengan kebutuhan pemakai. Tiap workstation dapat digunakan secara berdiri sendiri (stay-alone), tetapi masing-masing juga dapat mengakses alat penyimpanan atau output, yang disebut peripherals yang terletak disuatu tempat dalam jaringan. Peripherals berada dibawah pengendalian komputer mikro lain yang disebut server jaringan atau file server. Pada LAN ini, workstation dihubungkan ke server melalui bus. Bus adalah sirkuit tunggal dengan panjang terbatas (Nurmalia, 2006).

Semua peralatan dan sirkuit LAN dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan. Perusahaan penyedia informasi tidak terlibat, kecuali jika LAN saling berhubungan dengan IXC. Jenis sirkuit yang digunakan tergantung pada faktor-faktor seperti jarak, kerentanan pada gangguan pada sirkuit, serta biaya. Twisted pair adalah bentuk sirkuit termurah tetapi memiliki kemampuan terbatas.


(47)

33

2.2.4.4. Teknologi Informasi

Menurut Remeyi (1995) dalam Ricardus (2000:15) pembagian manfaat pendayagunaan teknologi informasi menjadi dua macam, yaitu:

1. Manfaat tangible

Adalah manfaat positif yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan baik secara penggurangan, atau penghematan biaya maupun peningkatan pendapatan. Manfaat tangible ada yang dapat diukur/dihitung dan ada yang tidak dapat diukur/dihitung.

2. Manfaat intangible

Adalah manfaat positif yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan protabilitas perusahaan.

Menurut Goodhue dan Thomson (1995), pengukuran variable pemanfaatan teknologi informasi dapat diukur dengan tiga indikator yaitu:

a. Intensitas Penggunaan (Intensity In Use)

Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana keandalan atau kehebatan teknologi informasi yang telah diterapakan di dalam perusahaan, sehingga mampu membantu pihak manajemen.


(48)

34

b. Frekuensi Penggunaan (Frekuensi of Use)

Bertujuan untuk menunjukkan seberapa sering atau beberapa kali pihak manajemen membutuhkan pemanfaatan teknologi informasi dalam membantu menyelesaikan tugas.

c. Jumlah jenis perangkat lunak yang digunakan ( diversity

of software package used)

Bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana ketergantungan pihak manajemen dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan didukung oleh perangkat lunak yang tersedia.

2.2.4.5. Kesesuaian Tugas – Teknologi

Kesesuain tugas dan teknologi dipengaruhi oleh interaksi antara karakteristik-karakteristik individual pemakai, teknologi yang digunakan dari tugas yang berbasis teknologi. Kesesuiaian tugas teknologi secara lebih spesifik menunjukkan korespondensi antara kebutuhan tugas, kemampuan individual dan fungsi teknologi.

Model penelitian yang menekankan pada aspek kesesuaian tugas teknologi pertama kali dikembangakan oleh Goodhue (1998) dalam Jumaili dan Supomo. Tugas secara umum diartikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh individu-individu dalam memproses input


(49)

35

menjadi output. Titik puncak dari kesesuaian tugas teknologi adalah interaksi antara tugas teknologi dan individual. Tugas-tugas jenis tertentu memerlukan fungsi dan jenis tertentu. Jarak melebar antara kebutuhan tugas teknologi akan mengurangi kesesuaian tugas teknologi.

Task Characteristic

Gambar 2.1 : Model Kesesuaian Tugas

Sumber : Goodhue & Thompson (1995:108), Decision Sciences: Development and Measurement Validity of a Task – Teknology Fit Instrument for User Evaluation of Information System.

Pada ganbar 2.1 menunjukkan bahwa kesesuaian tugas teknologi yang diartikulasikan oleh Goodhue digunakan untuk menyediakan dasar konseptual untuk instrument evaluasi pemakai pada penilaian organisasi atas sistem informasi yang telah dijalankan. Dan garis yang terputus-putus adalah “Moderating Interaction Effect”.

Selain itu Goodhue & Thomson (1995:131), berpendapat bahwa pengukuran variabel faktor kesesuaian tugas teknologi dapat diukur melalui dua belas indikator yang masing-masing mempunyai tujuan yaitu: 1. Tingkat Rind yang tepat (Right Level of Detail)

Tujuan untuk menunjukkan ketepatan rincian data. Technology

Characteristic

Task Technologi Fit Individual


(50)

36

2. Keakuratan (Accuracy)

Tujuan untuk menunjukkan keakuratan data yang disediakan. 3. Kompatibilitas(Compatibility)

Tujuan untuk menuju konsistensi data dan sumber yang berbeda pada saat dibandingkan.

4. Lokatibilitas (Locatibility)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan data dan mengetahui data yang tersedia.

5. Aksesibilitas (Accessibility)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan data.

6. Arti Data (Meaning)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan menemukan defenisi. 7. Asistensi (Assistence)

Tujuan untuk menunjukkan kemudahan mendapatkan bantuan mengakses dan mengerti data.

2.2.5. Samsat Link

Samsat Link merupakan program baru yang dibentuk oleh Dinas Pendapatan Daerah di Jawa Timur dalam hal akses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang tidak tergantung pada domisili subyek dan obyek


(51)

37

kendaraan bermotor berada untuk wajib pajak pemegang KTP Surabaya. Adapun hal yang melatarbelakangi dibentuknya program tersebut adanya kesadaran untuk meningkatkan pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dilaksanakan baik secara intern maupun ekstern dalam rangka memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor (BBNKB). ( Keputusan Bersama Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kepala DIPENDA Jatim, Kepala PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Jatim tentang Pelaksanaan Layanan Unggulan Samsat di Propinsi Jatim).

2.2.6. Kinerja

2.2.6.1. Definisi Kinerja

Darma Agus (1991:1) memberi defenisi tentang Kinerja yaitu sesuai yang dikerjakan, atau produk/jasa yang dihasilkan atau yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang.

Menurut Mangkunegara (2001:67) kinerja berasal dari kata Job

Performance atau Actual Performa (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.


(52)

38

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan performance atau kinerja karyawan yang dilakukan dengan hasil yang ditujukan dengan suatu prestasi tertentu, sesuai dengan ukuran atau standar yang ditetapkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Dengan kata lain kinerja merupakan batasan sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugas/pekerjaan yang dibebankan kepadanya yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian atas diri karyawan atau organisasi kerja yang bersangkutan. Semakain tinggi kualitas dan kuantitas hasil kerjanya maka semakin tinggi pula kinerjanya.

2.2.6.2. Kinerja Karyawan

Dalam penelitian Goodhue dan Thomson (1995), kinerja individual/karyawan merupakan suatu penilaian yang dilakukan kepada pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap dan kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu barang dan jasa tersebut. Pencapain kinerja individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual ini melihat dampak sistem yang baru terhadap efektifitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif.


(53)

39

Gomes (2003:93) menyatakan bahwa tujuan penting daripada penilaian performasi adalah dengan maksud untuk mempengaruhi performasi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahaan (transfer), kenaikkan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan pekerjaan masing-masing.

Weather dan Davis (1996:341) mendefinisikan tentang “Performance appraisal is the process by which organization evaluates

individual job performance”. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa performance appraisal merupakan suatu proses dimana mereka juga

menyarankan elemen-elemen kunci sistem penilaian prestasi kerja yang akan menentukan kualitas hasil penilaian kerja, yaitu kinerja karyawan, ukuran-ukuran kinerja, standar kinerja yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab individual.

Menurut Sumardiyanti (1999) dalam Salman Jumaili (2005), perusahaan menanamkan investasi besar untuk memperbaiki kinerja individual berkaitan dengan implementasi teknologi dalam suatu sistem informasi Goodhue(1995) mengajukan konsep evaluasi pemakai untuk melihat keberhasilan pengimplementasian suatu sistem informasi.

Menurut Goodhue (1995) dalam Jumaili (2005) secara umum konsep evaluasi pemakai adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada


(54)

40

pemakai suatu barang atau jasa tentang sikap atau kepercayaan mereka terhadap penggunaan suatu sistem tersebut. Dalam konteks penelitian sistem informasi pemakai akan diberikan evaluasi berdasarkan pada suatu kenyataan apakah sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

2.2.6.3. Penilaian Kinerja Karyawan

Gibson (1998) mendefinisikan penilaian kinerja karyawan sebagai

evaluasi formal yang sistematis mengenai hasil karya dan potensi untuk pengembangan yang akan datang. Handoko (1985) juga berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah melalui nama organisasi-organissi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

Anderson (1998) menyatakan bahwa “penilaian kinerja karyawan adalah proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrument tertulis, yang memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan kebiasaan tempat kerja”.

2.2.6.4. Ukuaran-Ukuran Penilaian Kerja Karyawan

Menurut Gomes (2000) ada beberapa tipe kriteria kinerja yang didasarkan atas deskripsi perilaku yang spesifik, diantaranya adalah :

1. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang digunakan dalam suatu


(55)

41

2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan

syarat-syarat kesesuian dan kesiapannya.

3. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilan.

4. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Vooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

(sesama anggota organisasi).

6. Depandobility, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal

kehadiran dan penyelesaian pekerjaan.

7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan

dalam memperbesar tanggung jawab.

8. Personal Qualities, yaitu menyangkut kepribadiaan, kepemimpinan,

kerahmatamahan dan integritas pribadi.

2.2.6.5. Teori-teori Tentang Kinerja

Menurut Siagian (2002) karyawan dalam menghasilkan kinerja mengeluarkan bakat, kemampuan. Ada beberapa teori tentang kinerja, antara lain:


(56)

42

a. Teori Motivasi

Teori motivasi dan Frederick Hezberg sering disebut sebagai “Teori Motivasi dan Higiene” yang menyatakan jika para karyawan berpandangan positif terhadap tugas dan pekerjaannya, tingkat kepuasannya biasanya tinggi. Sebaliknya, jika karyawan memandang tugas dan pekerjaannya secara negatif, dalam diri mereka tidak ada kepuasan.

Faktor-faktor yang mendukung aspek motivasi ialah keberhasilan, pengakuan, sifat pekerja, yang menjadi tanggung jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan dan pertumbuhan. Faktor higine yang menonjol ialah kebijaksanaan perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan, upah dan gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan para bawahan, status dan bawahan (Siagian, 2002:107).

b. Teori Harapan

Teori ini dikemukakan oleh Victor Vroom, teori ini menekankan bahwa kekuatan kecenderungan berperilaku tergantung pada kuatnya harapan bahwa, perilaku tersebut akan diikuti oleh keluaran tertentu dan oleh kuatnya daya tarik keluaran itu bagi orang yang bersangkutan.

Dalam penerapannya, makna teori itu ialah, bahwa seseorang karyawan akan bersedia melakukan upaya yang lebih besar apabila diyakininya bahwa upaya itu akan berakibat patuh penilaian kinerja yang baik, dan bahwa penilaian kinerja yang baik akan berakibat pada imbalan


(57)

43

yang lebih besar, kenaikkan gaji serta promosi, dan kesemuanya itu memungkinkan yang bersangkutan untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya (Siagian, 2002:16).

2.2.6.6. Model Rantai Teknologi - Kinerja

Menurut Goodhue dan Thomson (1995:434), ada tiga model yang menghubungkan antara teknologi dan kinerja yaitu model yang berfokus pada pemanfaatan, model yang berfokus pada kesesuaian tugas- teknologi dan model teknologi kinerja.

Gambar 2.2 : Model Rantai Teknologi Kinerja Sumber : Goodhue dan Thompson (1995)

Performan ce Impact Task

Characteristic Technology Characteristic

Task Technologi Fit Individual

Characteristic Theories of Fit

Precusor of Utilization

Affect toward using Social Norms, Habit, Facilitating Coundition

Expected

Utilization Consequences of

Utilization

Theories of Attitude and


(58)

44

Model rantai teknologi-kinerja adalah model yang menggambarkan cara teknologi membimbing pada penekanan pekerjaan pada level individu. Hal ini berarti bahwa teknologi harus digunakan dan disesuaiakan dengan tugas yang didukung untuk menghasilkan penekanan keefektifan pekerjaan, sebagai model rantai teknologi kinerja memberikan gambaran yang lebih akurat dan jelas dan cara, teknologi, penggunaan tugas dan pemanfaatan saling berinteraksi menciptakan suatu perubahan baru dalam pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dan dijelaskan pada gambar 2.

2.2.7. Pengaruh Penerapan Teknologi Baru Terhadap Kinerja Karyawan

Dalam teori sikap dan perilaku menjelaskan bahwa pemanfaatan terknologi berhubungan dengan perilaku menggunakan teknologi tersebut untuk menyelesaikan tugas.

Teori sikap dan perilaku (Theori of attitude and behavior) yang dikembangkan oleh Triandis (1980) menyatakan bahwa pemanfaatan computer personal atau PC (Personal Computer) oleh pemakai yang memiliki pengetahuan dilingkunagn yang dapat memilih (optimal) dipengaruhi oleh afeksinya (effect) terhadap pemanfaatan PC, norma susila (social norms) tempat kerja yang memanfaatkan PC, kebiasaan (habit) sehubungan dengan pemanfaatan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequences) dan pemanfaatan PC dari kondisi yang


(59)

45

memfasilitasi (falitating condition) dalam lingkungan yang kondusif memanfaatkan PC (Jumaili dan Supomo, 2002:219).

Menurut teori diatas faktor sosial merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat antar individu dalam situasi sosial tertentu. Sedang afeksi berhubungan dengan perasaan senang, kegembiraan atau depresi, kemuakkan, ketidaksenangan atau kebencian terhadap individu dengan tindakan tertentu. Kondisi yang memfasilitasi dalam teori Triandis dinyatakan sebagai faktor obyektif yang ada di lingkungan kerja yang memberikan kemudahan bagi pemakai untuk memanfaatkan PC.

Personal Computer (PC) dalam lingkungan kerja atau perusahaan merupakan fasilitas yang menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh para pemakainya. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relavan untuk pengambilan keputusan kepada pihak intern maupun ekstern. Kemudahan yang didapat oleh pemakai sistem informasi akuntansi dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan, akurat, dan tepat waktu sehingga mendorong mereka untuk meningkatkan kinerjanya dan mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.


(60)

46

Sistem informasi yang diimplementasikan oleh perusahaan sebaiknya memenuhi karakteristik, mudah didapatkan dari staff atau personel sistem informasi perusahaan, obyektif dan dianggap dapat memberikan dampak atau manfaat pada proses penyelesaian tugas. Secara umum sistem informasi yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterprestasikan data tersebut. Data dalam sistem informasi tersebut juga seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan sehingga dapat digunakan untuk berbagi kebutuhan tugas dalam perusahaan (Date 1981 & Marthin 1982; dalam Goodhue(1995).

Jumlah sarana komputer dalam perusahaan sangat mempengaruhi dalam implementasi teknologi sistem informasi baru pada perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai maka semakin memudahkan pemakai mengakses data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas individu dalam perusahaan. Diharapkan dengan teknologi sistem informasi baru individu dan perusahaan yang merupakan pemakai sistem tersebut menghasilkan output yang semakin baik dan kinerja yang dihasilkan tentu akan meningkat.


(61)

47

2.2.8. Pengaruh Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja Karyawan

Kepercayaan terhadap sistem informasi yang baru mencerminkan sikap individu pemakai tentang keyakinan bahwa sistem yang baru ini lebih baik dengan sistem sebelumnya. Kepercayaan ini muncul karena kecepatan proses sistem yang baru dalam membantu pekerjaan, dan rasa keadilan dalam penerapan sistem baru ini bisa menilai kinerja individu dengan lebih baik.

Goodhue dan Thomson (1995) memberikan bukti empiris tentang hubungan kinerja individual dengan kecocokan tugas teknologi. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa kinerja berkaitan dengan pencapaian tugas-tugas individu didukung oleh teknologi yang ada. Penelitian yang dilakukan Sugeng (1997) dalam jumaili (2005) menemukan hubungan kecocokan tugas dan teknologi yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu.

Teknologi sistem yang baru dipercaya oleh individu dapat meningkatkan kinerjanya akan menghasilkan tingkat pencapaian kinerja yang lebih baik oleh individu. Sistem berkualitas tinggi akan mempengaruhi kepercayaan pemakai bahwa dengan sistem tersebut tugas-tugas yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat. Karena tugas-tugas relative lebih mudah dan cepat dikerjakan maka diharapkan kinerja juga akan meningkat.


(62)

48

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dibuat kerangka pikir sebagai berikut :

Penerapan Teknologi Baru (X1)

Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan oleh peneliti akan diuji dan dibuktikan kebenarannya berdasarkan fakta yang diperoleh dari peneliti, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H : “Diduga bahwa penerapan teknologi baru pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (Link System) dan kepercayaan pemakai sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan”.

Kinerja Karyawan (Y)

Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi (X2)


(63)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variable dengan cara memberikan arti, dan menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variable tersebut (Nasir, M, 1988:152). Adapun variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan (Y)

Penilaian prestasi kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seseorang karyawan atau pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Anderson (1998) menyatakan bahwa penilian kinerja karyawan adalah proses formal, secara normal yang menggunakan beberapa instrumen tertulis, yang memiliki kontribusi pemegang pekerjaan dan kebiasaan tempat kerja.

2. Penerapan Teknologi Baru (Link System) Pembayaran Pajak

Kendaraan Bermotor (X1)

Suatu perangkat komponen atau alat (komputer) yang digunakan untuk mengolah data, menganalisa dan menyediakan informasi bagi pemakai untuk mempermudah dalam menyelesaiakan tugasnya.


(64)

50

Kecocokan tugas dan penerapan sistem teknologi dapat berhubungan dengan lokabilitas data yang berkaitan dengan kemudahan dalam menemukan data yang dibutuhkan, mengakses data, ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas dan kemudahan dalam mengoperasikan sistem.

3. Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi (X2)

Sikap ketebukaan dalam berkomunikasi, jujur, kecepatan dalam merespon dan menyediakan informasi yang berkualitas.

Model konsep kepercayaan lebih banyak dipakai dalam konteks komunikasi (Greck, 2003). Greck memusatkan pada suatu konsep keterpaduan dari kepercayaan dalam penggunaan rancang bangun komunikasi internet dimana kepercayaan diperlukan dalam konteks ini. Kepercayaan dipertimbangkan sebagai sesuatu utama dapat disampaikan dengan aturan yang spesifik untuk komunikasi. Dalam hal ini kepercayaan atas komunikasi diterapkan dalam suatu teknologi sistem informasi baru yang muncul dari pemakai sistem informasi itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja individu.

3.1.2. Pengukuran Variabel

1. Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat Surabaya Selatan (Y)

Variable ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh

Gomes (2000) dan Ridwan (2002) serta disesuaikan dengan obyek penelitian terdiri dari 4 indikator yaitu:


(65)

51

a. Quality of work dengan pernyatan ”Atasan memberikan kesempatan untuk mengikuti DIKLAT atau pelatihan yang menunjang pekerjaan”.

b. Dependability dengan pernyataan “Dalam meningkatkan prestasi kerja,

bekerja tepat waktu”.

c. Job knowledge dengan pernyataan “Menambah wawasan pengetahuan,

ketrampilan untuk menunjang tugas dengan mengikuti perkembangan IPTEK sebagai pertimbangan dalam menyelesaikan pekerjaan”.

d. Creativeness dengan pernyataan “Selalu kreatif dan inovatif dalam

melaksanakan pekerjaan”.

Variabel kinerja individual ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003 : 25)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sangat setuju

tidak setuju

Jawaban dengan nilai 1 – 4 menunjukkan bahwa responden tidak setuju,dan nilai 5 – 7 menunjukkan bahwa responden setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 > (lebih besar) daripada 5 – 7, maka dikatakan responden tidak setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 < (lebih kecil) daripada 5 – 7, maka dikatakan responden setuju.


(66)

52

2. Penerapan Teknologi Baru Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

(X1)

Variable ini diukur dari faktor kesesuaian tugas-teknologi menurut Goodhue& Thomso (1995:131) serta disesuaikan dengan obyek penelitian yang terdiri dari 5 (Lima) indikator yaitu:

a. Kompatibilitas (Compability) b. Arti Data (Meaning)

c. Aksesibilitas (Accessibility) d. Informasi yang up to date

e. Informasi yang tepat waktu dan efisien

Variabel penerapan teknologi baru ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003 : 25)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sangat setuju

tidak setuju

Jawaban dengan nilai 1 – 4 menunjukkan bahwa responden tidak setuju,dan nilai 5 – 7 menunjukkan bahwa responden setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 > (lebih besar) daripada 5 – 7, maka dikatakan responden tidak setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 < (lebih kecil) daripada 5 – 7, maka dikatakan responden setuju.


(67)

53

3. Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi (X2)

Variable ini diukur dari komponen-komponen kepercayaan menurut Morgan dan Hunt (1994) dan Walter, et. al. (2000) serta disesuaikan dengan obyek penelitian yang terdiri dari 3 indikator yaitu :

a. Pemakai sistem informasi adalah orang-orang yang dapat dipercaya (kredibel).

b. Pemakai ssitem informasi adalah orang-orang yang berkompeten dalam bidang masing-masing.

c. Garansi atau jaminan atas kesalahan sistem informasi.

Variabel kepercayaan ini menggunakan skala interval dengan teknik

semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang

jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negative terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003 : 25)

1 2 3 4 5 6 7

Sangat Sangat setuju

tidak setuju

Jawaban dengan nilai 1 – 4 menunjukkan bahwa responden tidak setuju,dan nilai 5 – 7 menunjukkan bahwa responden setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 > (lebih besar) daripada 5 – 7, maka dikatakan responden tidak setuju. Apabila jumlah jawaban dengan nilai 1 – 4 < (lebih kecil) daripada 5 – 7, maka dikatakan responden setuju.


(1)

102

3. Hasil perhitungan regresi linier berganda Y= 5,579 +0,395X1 + 0,412 X2 dari Pengaruh Penerapan Teknologi Baru dan Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi terhadap Kinerja Karyawan Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengukur penerapan teknologi baru serta kepercayaan pemakai sistem informasi terhadap kinerja karyawan.

5. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi instansi Kantor Bersama Samsat di Lingkungan UPTD Pendapatan Surabaya Selatan bahwa penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam menyelesaikan tugasnya sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi instansi/perusahaan.

6. Dengan adanya penerapan teknologi baru dan kepercayaan pemakai sistem informasi dapat memberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugasnya tepat waktu dan efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.


(2)

103

5.2. SARAN

Berdasarkan penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa Penerapan Teknologi Baru, Kepercayaan Pemakai Sistem Informasi secara signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan teruji kebenarannya. Jadi yang perlu dilakukan oleh instansi adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan kinerja karyawan menjalin kerjasama antar bagian dengan atasan hendaknya lebih diperhatikan karena dengan demikian dapat menghasilkan sistem informasi yang lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan mudah dan cepat.

2. Samsat Link yaitu pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor tanpa memperhatikan domisili dari wajib pajak adalah perkembangan teknologi baru, untuk itu instansi sebaiknya mengembangkan kembali samsat link agar memudahkan pemakai teknologi sistem informasinya dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

3. Sedikitnya jumlah sampel dan ketersediaan data dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan agar penelitian yang selanjutnya menambah jumlah sampel yang jauh lebih besar dan sebaran sampel yang lebih besar agar hasil yang diperoleh lebih bisa mewakili populasi.

4. Penelitian selanjutnya bisa menambahkan variable – variable lain yang bisa meningkatkan kinerja karyawan dalam instansi/perusahaan, seperti kesesuaian tugas teknologi yang melihat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 1997. Statistika Induktif: Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. YKPN Yogyakarta.

Anonim, 2003. Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, FE-UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Azwar, 2003, Reabilitas dan Validitas, Cetakan Keempat, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bodnar, George H & William S. Hopwood,2000, Accounting Information Sytem, Fifth Edition.

Darma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Penerbit Rajawali, Jakarta. Davis Gordon B. 1984. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen,

Bagian I, Terjemahan Andreas Adi Wardana, Penerbit Pusaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Dipenda Jatim, 2010. Keputusan Bersama Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur, Kepala DIPENDA Jatim, Kepala PT.Jasa Raharja ( Persero ) Cabang Jawa Timur.

Gasperz, 1991.Ekonometrika Terapan, Penerbit Tarsito, Bandung.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gomes, 2003. Manejemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama, Terjemahan oleh Sumarno Zain, Penrbit Erlangga, Jakarta.

Hansen, Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen, Jilid I, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Husein, F.M. dan Wibowo, A. 2002. Sistem Informasi Manajemen, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Penerbit YKPN, Yogyakarta.


(4)

Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Keempat, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.

Marconi, Siegel Ramanauskas, 1989, Behavioral Accounting, South Westren Publishing Co, Cincinati, Obio.

McLeod, Ravmond, 2001, Sistem Informasi Manajemen, Edisi Ketujuh, Versi Indonesia, Bhuana Ilmu Populer.

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, YKPN, Yogyakarta. Nasir, M, 1988, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia

Indonesia.

Nasir, M, 2005, Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Penerbit Ghalia Indonesia.

Ricardus, Eko I, 2000, Manajemen Informasi dan Teknologi Informasi, Penerbit, PT. Elexmadia Komputindo, Jakarta.

Santoso, 2000, SPSS Statistik Parametik, PT. Eex Media Komputindo, Jakarta.

Sabihaini, 2006, Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kinerja Individual (Studi Pada Rumah Sakit Di Yogyakarta), Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol. 6 No 1, April: 1-16.

Salman Jumaili, 2005, “KepercayaanTerhadap Teknologi Sistem Informasi Baru Dalam Evaluasi Kinerja Individual”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. September: 722-735.

Siagian, 2002, Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja, Rineke Cipta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi Beserta Contoh Interpretasi Hasil Penggelolaan Data, Penerbit UPN ‘Veteran” Jawa Timur. Surabaya.

Sunarti, Setianingsih dan Nur Indrianto, 2002, “Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol 1, No. 2. Juli: 192-207

Suwardi, Musyrif, 2009. Samsat akan Luncurkan Drive Thru, Sriwijaya Pos, 24 November 2009.


(5)

Sunarya, Aris, 2009. Pelaksanaan Samsat Link wilayah Surabaya dan Pengoperasian KB. Samsat Surabaya C Kenjeran, Kompas, 12 Februari 2009.

Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W, 2003, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama,Cetakan Ketiga, Terjemahan Maulana, Agus, Penerbit Binarupa Angkasa, Jakarta.

Werther, Davis, 1996, Human Resource and Personel Manajement, Fifth Edition, McGraw-Hill,Inc,North Amerika.

Fazli Syam BZ. 1999. “Dampak Komleksitas Teknologi Informasi bagi dan Kelangsungan Bisnis”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, vol.3, No.1. Juni; 77-89.

Goodhue, D.L. 1995, Understanding User Evalution Sytem, Manajemen Sciences, Desember 1827-1844.

Goodhue, D.L. 1998, Developmentien and Measurement Validity of a task Teknologi fit Instrumen for User Evaluations of Information Sytem, Decision Sciences, Winter, vol.29, No.1 :105-138.

Goodhue, D.L. and Thompson, 1995, R.L. Task Technology Fit and Individual Performent. Manajemen Information SystemQuartely, June: 213-236.

I Nyoman Sunarta dan Pratiwi Dwi Astuti, 2005. ‘Pengajuan Terhadap Technologi-To-Performance Chain, Pendapatan Stuktural Equating Modelling”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. September: 880-893.

Nurika Restuningdiah da Nur Indrianto, 2000. “ Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai Sebagai Moderating Variabel”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3, No.2. Juli: 119-133.

Teddy Jurnaili dan Bambang Supomo, 2002, ” Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas – Teknologi dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Akuntan Publlik”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol 5, No. 2 Mei: 214- 228.


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI BARU DAN KEPERCAYAAN Pengaruh teknologi sistem informasi baru dan Kepercayaan dalam kinerja individual (survei pada karyawan keuangan universitas muhammadiyah surakarta).

0 4 18

PENGARUH TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI BARU DAN KEPERCAYAAN DALAM KINERJA INDIVIDUAL Pengaruh teknologi sistem informasi baru dan Kepercayaan dalam kinerja individual (survei pada karyawan keuangan universitas muhammadiyah surakarta).

0 2 16

PENGARUH TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Dan Kepercayaan TeknologiEKNOLOGI Sitem Informasi Terhadap Kinerja Iindividual (Survey pada Percetakan di Kabup

0 2 16

PENGARUH KUALITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KINERJA KARYAWAN.

0 3 9

KAMP-11. KEPERCAYAAN TERHADAP TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI BARU DALAM EVALUASI KINERJA INDIVIDUAL

0 0 14

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

1 2 7

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

0 0 4

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

0 0 13

Peran Pengembangan Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Kantor SAMSAT Medan Selatan

0 0 1

PENERAPAN TEKNOLOGI BARU (LINK SYSTEM) DAN KEPERCAYAAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR BERSAMA SAMSAT DI LINGKUNGAN UPTD PENDAPATAN SURABAYA SELATAN

0 0 25