Deskripsi Obyek Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

pemerintah provinsi Jawa Timur juga dilengkapi dengan instansi-instansi vertikal sebagai aparat dekonsentrasi yaitu kantor wilayah departemen dan kantor wilayah direktur jendral dan sebagainya.

4.1.2. Luas Wilayah

Luas wilayah Surabaya terdiri dari 46.428,57 km 2 daratan, pantai utara Jawa Timur seluas 65.537 km 2 dan pantai selatan serta zona ekonomi eksklusif seluas 442.560 km 2 . Dari angka yang dimiliki tersebut pendayagunaannya meliputi persawahantegalan sebesar 5, hutan 25, perikanan darat 2 dan selebihnya 13 untuk pemukimanperkotaan. Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah 5.783 km 2 merupakan daerah yang terluas di provinsi Jawa Timur, sedangkan kabupaten Sidoarjo dengan luas wilayah 634 km 2 merupakan daerah yang terkecil. Kota Malang dengan ketinggian 445 m diatas permukaan laut merupakan kota yang tertinggi di provinsi Jawa Timur, sedangkan untuk daerah yang terendah yaitu dengan ketinggian 2 m diatas permukaan laut.

4.1.3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Surabaya berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 sebesar 34.765.998 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki-laki sebesar 17.193.272 jiwa dan perempuan sebesar 17.572.726 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil sensus penduduk pada tahun 1990 sebesar 33.844.002 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 15.909.293 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 16.578.451 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 2,7. Berdasarkan hasil regristasi penduduk Jawa Timur pada tahun 2001 jumlah penduduk Jawa Timur sebesar 35.042,91 juta jiwa dan pada tahun 2002 jumlah penduduk Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 34.978,52 juta jiwa atau dengan kata lain turun sebesar 0,18. Kepadatan penduduk Jawa Timur pada tahun 2002 adalah 757 jiwa setiap 1km 2 .

4.1.4. Sumber Daya Alam

Sekitar 23 daerah Surabaya adalah daerah yang berfungsi untuk hidrologis karena mempunyai tingkat kemiringan lebih dari 40. Hampir setiap tahun sebagian besar dari daerah Jawa Timur mengalami musim kering yang panjang. Ditinjau dari segi fisik daratan, Jawa Timur terdapat 3 karakteristik fisik, yaitu: 1. Jawa Timur bagian utara dan Pulau Madura adalah bagian daerah pegunungan kapur utara yang memiliki tanah relatif kurang subur. Daerah ini meliputi Bojonegoro, Tuban dan Madura. 2. Jawa Timur bagian tengah merupakan kawasan dengan tanah yang subur dan merupakan daerah yang cocok untuk pertanian lahan basah. Daerah ini meliputi kabupaten Ngawi sampai kabupaten Banyuwangi dengan dialiri sungai Madiun, Brantas dan Konto. 3. Jawa Timur bagian selatan adalah bagian daerah pegunungan kapur selatan dengan tanah yang relatif tandus. Daerah ini meliputi daerah pegunungan yang melintas dari timur ke barat sepanjang pantai selatan Banyuwangi ke Magetan dan Pacitan.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder dan data time series yang diambil dari tahun 1992-2006. data tersebut meliputi data penyerapan tenaga kerja Y, Jumlah PerusahaanX 1 , Tingkat Pertumbuhan PDRB X 2 , Produktivitas Tenaga Kerja X 3 , dan Tingkat Inflasi X 4 . Sedangkan data selengkapnya tersaji dalam lampiran 1. Tabel 1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri makanan dan minuman Di Surabaya Tahun 1992-2006 Y dalam orang Tahun Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Makanan dan Minuman Di Surabaya Perkembangan 1992 15.571 - 1993 22.799 46,41 1994 33.720 47,90 1995 36.456 8,38 1996 37.908 3,72 1997 46.380 22,34 1998 47.457 2,32 1999 47.824 0,77 2000 45.732 - 4,37 2001 44.022 - 3,73 2002 39.986 - 9,16 2003 14.077 - 64,79 2004 39.986 184,05 2005 15.192 - 62,23 2006 18.317 21,28 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah Berdasarkan tabel 1 di atas, jumlah tenaga kerja yang terserap pada lapangan kerja yang tersedia dari tahun 1992-2006 berfluktuasi. Perkembangan penyerapan tenaga kerja pada lapangan kerja terbanyak terjadi pada tahun 2004 dengan perkembangan penyerapan sebesar 184,05 atau mengalami peningkatan dari 14.077 orang menjadi 39.986 orang. Ini berarti jumlah tenaga kerja semakin banyak tertampung pada lapangan kerja yang tersedia atau jumlah pegangguran semakin sedikit. Dan perkembangan penyerapan tenaga kerja yang paling sedikit terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar -64,79 atau mengalami penurunan dari 39.986 orang menjadi 14.077 orang. Hal ini dikarenakan jumlah perusahaan makanan dan minuman yang juga selalu berkembang mengikuti dengan jumlah tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan. Tetapi pada level perusahaan besar dan sedang jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah perusahaan besar tidak seperti pada indusri lainnya..

4.2.2. Perkembangan Jumlah Perusahaan Industri makanan dan Minuman

Di Surabaya Jumlah perusahaan yang ada di Surabaya memberikan peranan dan kontribusi yang penting bagi pertumbuhan ekonomi di Surabaya, karena dengan banyaknya kawasan-kawasan industri yang berorientasi pada tenaga kerja dan diharapkan nantinya akan dapat menyerap tenaga kerja dan dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Surabaya, sehingga dapat terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Berdasarkan pada tabel 2, jumlah perusahaan industri makanan dan minuman di Surabaya dari tahun 1992-2006 berfluktuasi. Perkembangan jumlah perusahaan sebesar 31,96 atau mengalami peningkatan dari 122 unit menjadi 161 unit. Dan perkembangan jumlah perusahaan yang paling sedikit terjadi pada