Pengujian Multikolinieritas Analisis dan Pengujian Hipotesis 1.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini : Tabel 7 : Tes Multikolinier TOLERANCE VIF KETENTUAN KETERANGAN 0,491 2,003 ≤ 10 Tidak Terjadi Multikolinier 0,075 13,208 ≥ 10 Terjadi Multikolinier 0,078 12,724 ≥ 10 Terjadi Multikolinier 0,826 1,210 ≤ 10 Tidak Terjadi Multikolinier Indikator adanya multikolinier ditunjukkan dengan besarnya indeks tolerence ≤ 0.10 atau sama dengan nlai VIF indeks ≥ 0.10. ketentuan ini bukanlah ketentuan yang mutlak secara teoritis, namun pengalaman empiris beberapa peneliti terdahulu membuat kesepakatan demikian atau dapat disebut dengan Rule of the Thumb. Kelemahan VIF ini adalah walaupun VIF mampu menunjukkan adanya gejala multikoloinier akan tetapi tidak mampu menunjukkan variabel bebas manakah yang paling berkorelasi dan penyebab multikolinier. Untuk mengatasinya maka proses dengan SPSS harus disertai dengan cara mengetahui bentuk matriks korelasi antar variabel.

3. Pengujian Heterokedastisitas

Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05 5. Tabel 8. Tes Heterokedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman Korelasi Residual Simpangan Baku Spearmans rho Residual Simpangan Baku Koefisien Korelasi 1000 Sig. 2-tailed - N 15 Jumlah Unit Usaha X 1 Koefisien Korelasi 0.200 Sig. 2-tailed 0.474 N 15 Pertumbuhan PDRB X 2 Koefisien Korelasi 0.154 Sig. 2-tailed 0.585 N 15 Produktivitas Tenaga Kerja X 3 Koefisien Korelasi 0.028 Sig. 2-tailed 0.919 N 15 Tingkat Inflasi X 4 Koefisien Korelasi -0.410 Sig. 2-tailed 0.128 N 15 Sumber : Lampiran 3. Berdasarkan tabel diatas, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi rank spearman untuk variabel bebas X 1 sebesar 0,474; X 2 sebesar 0,585; X 3 sebesar 0,919; dan X 4 sebesar 0,128 terhadap residual lebih besar dari 0,05 tidak signifikan sehingga tidak mempunyai korelasi yang berarti antara nilai residual dengan variabel yang menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan persamaan tersebut tidak terjadi heterokedastisitas. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa pada model penelitian ini tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik.