20
2 Unsur orientasi nilaitujuan menunjukkan keadaan yang dianggap berharga oleh pelaku-pelakunya, dalam hal ini
dianggap sebagai tujuan atau hal yang berharga adalah memperoleh hidup yang bebas dari kolonialisme
3 Unsur afektif dari tindakan kelompok menunjukkan situasi dengan pengaruhnya yang menyenangkan atau menyusahkan
bagi pelaku-pelakunya. c. Prisip Nasionalisme
Menurut Sartono Kartodirdjo 1994 : 48 terdapat prinsip nasionalisme sebagai asas tujuan pendidikan nasional, antara lain :
1 Unity kesatuan – persatuan Pembentukan kesatuan dan persatuan lewat proses integrasi
dalam sejarah berdasarkan solidaritas nasional yang melampaui solidaritas.
2 Liberty kebebasan Setiap individu dilindungi hak-hak asasinya serta memiliki
kebebasan berpendapat dan berkelompok. 3 Equality persamaan
Setiap individu memiliki persamaan hak dan kewajiban dan persamaan kesempatan.
4 Individuality kepribadian Pribadi perorangan dilindungi hukum seperti hak milik,
kontrak, pembebasan dari ikatan komunal dan primordial.
21
5 Performance hasil kerja Baik secara individu maupun kelompok membutuhkan
motivasi dan inspirasi untuk memacu prestasi yang dapat dibanggakan.
d. Ciri Nasionalisme Ada beberapa ciri khas nasionalisme Indonesia menurut Ali
Maskur Musa 2011 : 21 yaitu: 1 Bhineka Tunggal Ika, tidak uniform, monolit dan totaliter,
mengakui keragaman. 2 Etis dalam memahami etika pancasila.
3 Universalistik dalam arti pengakuannya terhadap harkat martabat manusia yang universal dan mendunia.
4 Terbuka dalam arti secara cultural dan religious Indonesia terbentuk dari pertemuan dari bermacam budaya dan agama.
5 Percaya diri dalam arti menjalin komunikasi dengan tetangga dan warga masyarakat dunia.
e. Indikator Nasionalisme Menurut Mohamad Mustari 2014 : 160 - 161 apa yang
menjadi indikasi bahwa kita menjadi nasionalis diantaranya : 1 Menghargai jasa para tokoh pahlawan nasional
2 Bersedia menggunakan produk dalam negeri 3 Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia
4 Hapal lagu-lagu kebangsaan
22
5 Memilih berwisata dalam negeri, dan lain-lain. Cholisin 2011 : 12 mengemukakan beberapa indikator
nasionalisme, meliputi : 1 Berbahasa Indonesia secara baik dan dan benar
2 Memiliki rasa cinta tanah air menghormati pahlawan, melakukan upacara bendera, memperingati hari-hari besar
nasional, menyanyikan lagu –lagu kebangsaan, melakukan
kegiatan pelestarian lingkungan 3 Setia kawan terhadap sesama anak bangsa
4 Menggunakan produksi dalam negeri 5 Mengutamakan persatuan dan kesatuan, kepentingan bangsa
dan negara 6 Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan budaya
daerah maupun nasional misalnya, memakai pakaian adat tradisional, menyanyikan lagu-lagu daerah, dsb
7 Memelihara dan mengembangkan pilar-pilar kenegaraan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika
4. Pemahaman Nilai Nasionalisme
Pemahaman nilai-nilai nasionalisme dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memahami berbagai nilai tentang
kesetiaan terhadap bangsa dan negaranya. Pemahaman tersebut terbentuk dari adanya pengetahuan yang mendalam sehingga
seseorang tidak hanya mengetahui tetapi juga mengerti dan
23
menghayati berbagai nilai yang terkandung dalam nasionalisme. Pemahaman nilai nasionalisme yang telah dimiliki dijadikan sebagai
pedoman dalam menjalani hidup berbangsa dan bernegara. Berdasarkan teori, prinsip, ciri, serta indikator nasionalisme yang
telah dipaparkan diatas, peneliti mengambil beberapa hal yang akan dijadikan sebagai indikator dalam membuat instrumen tes pemahaman
nilai-nilai Nasionalisme. Indikator tersebut antara lain : 1 Pemahaman tentang keragaman bangsa dan budaya Indonesia.
2 Pemahaman tentang pentingnya rasa persatuan dan kesatuan antar bangsa.
3 Pemahaman tentang persamaan hak dan kewajiban antar bangsa. 4 Pemahaman tentang Pancasila sebagai pedoman hidup.
B. Tinjauan Sikap Cinta Tanah Air 1. Sikap
a. Pengertian Sikap Sikap atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude
adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Sikap merupakan perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi atau respon
terhadap suatu rangsangan atau stimulus yang disertai dengan pendirian atau perasaan orang itu. Setiap orang mempunyai sikap
yang berbeda beda terhadap suatu perangsang. Hal ini disebabkan oleh berbagai factor yang ada pada individu masing-masing seperti
adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman, pengetahuan,
24
intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan Ngalim Purwanto, 1993:140-141.
LaPierre mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan
diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sedangkan Secord
dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi, dan predisposisi
tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar Saifuddin Azwar, 2005 : 5
Maio dan Haddock 2009 mendefinisikan sikap sebagai “evaluasi menyeluruh terhadap suatu objek berdasarkan informasi
kognitif, afektif, dan behavioral ”. Definisi tersebut didasarkan pada
consensus di kalangan para peneliti sikap bahwa sikap merupakan penilaian evaluativ multikomponen terhadap suatu objek Eagly
dan Chaiken, 1993, dalam Jenny Mercer dan Debbie Clayton, 2012.
Menurut Fatchul Mu’in 2011 : 167 – 180 terdapat beberapa unsur
– unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis dalam terbentuknya karakter pada manusia, salah
satunya adalah sikap. Sikap seseorang dianggap sebagai cerminan karakter seseorang tersebut, sikap merupakan predisposisi untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga
25
sikap bukan hanya gambaran kondisi internal psikologis yang murni dari individu, melainkan sikap yang lebih merupakan proses
kesadaran yang sifatnya individual. Saifuddin Azwar 2005 : 15 menyimpulkan bahwa sikap
dikatakan sebagai suatu respon evaluative. Respons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya
didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang member kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk,
positif – negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang
kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan individu untuk bertindak terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh suatu
stimulus. Dalam sikap menyangkut beberapa komponen yang berkaitan dengan kepercayaan, emosional, dan kecenderungan
seseorang dalam berperilaku. b. Komponen Sikap
Menurut Saifuddin Azwar 2005 : 23 – 26 struktur sikap
terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu :