BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada awal semester I tahun ajaran 20102011 di SMP 2 Wonosobo Kelas IX-F, Peneliti melihat nilai murni peserta didik hasil belajar matematika pada Ulangan
Kenaikan Kelas dan hasilnya adalah Nilai Tertinggi 89, Nilai Terendah 69, Nilai Rata-rata 79 , Ketuntasan Klasikal 79. Data Nilai tersebut digunakan oleh peneliti
sebagai salah satu unsur untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM pada bagian intake peserta didik. Selanjutnya peneliti melakukan observasi pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan oleh peserta didik pada beberapa pertemuan pembelajaran matematika, untuk melihat masalah-masalah
yang sekiranya dapat menyebabkan hasil belajar matematika peserta didik tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Dari observasi tersebut dihasilkan
beberapa temuan masalah : Pada saat guru mengkondisikan peserta didik untuk siap melakukan kegiatan pembelajaran ada peserta didik yang terlambat masuk kelas,
Pada Saat guru sedang menjelaskan materi pokok pembelajaran beberapa peserta didik mencuri kesempatan untuk bicara bersama temannya, Kegiatan elaborasi antar
peserta didik belum maksimal, Kegiatan eksplorasi para peserta didik masih banyak dipandu oleh guru, Keberanian peserta didik untuk menjawab pertanyaan guru masih
sangat rendah, Keberanian peserta didik untuk bertanya tentang hal yang belum dipahami selama proses pembelajaran masih sangat rendah, Pada saat peserta didik
mengkonfirmasikan hasil pekerjaannya baru sebatas menulis jawaban di papan tulis, belum bisa menjelaskan secara lisan kepada teman – teman di kelasnya.
1
Dengan memperhatikan temuan-temuan masalah selama kegiatan pembelajaran tersebut di atas, peneliti melakukan refleksi dan disadari bahwa dalam memfasilitasi
kegiatan pembelajaran matematika masih berpusat pada guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif, pembelajaran belum dapat membangkitkan
motivasi belajar peserta didik, pembelajaran belum membangkitkan kemauan bertanya peserta didik, pembelajaran belum membangkitkan kemampuan peserta
didik dalam menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mengharapkan adanya perubahan
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas positif peserta didik mau bertanya, bisa menjawab pertanyaan guru, menggali pengetahuan sendiri dalam
kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar matematika semua peserta didik dapat meningkat, sehingga pada Ujian Nasional tahun 2011 yang akan datang Khususnya
di kelas IX-F SMP N 2 Wonosobo dapat Lulus 100 dengan nilai rata-rata ≥ 85. Perubahan proses pembelajaran yang akan dilakukan peneliti adalah dengan
menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif “Group Investigation” terpadu dengan pemutaran film dokumenter pembelajaran yang telah lalu. Dipilihnya model
pembelajran tersebut dilatarbelakangi oleh sifat kompleksitas materi pembelajaran, hasil pengamatan pembelajaran sebelumnya, kajian teori, dan penelitian tindakan
kelas yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Dengan mencoba menerapkan model pembelajaran yang dianggap baru oleh peserta didik, peneliti
berharap peserta didik akan semakin dapat beraktivitas positif, kreatif, inovatif, dan dapat membangun pengetahuannya sendiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu proses maupun hasil pembelajaran matematika khususnya pada materi kesebangunan bangun datar. Perlunya penelitian ini dilaksanakan adalah untuk
meningkatkan hasil belajar matematika dan untuk memperbaiki proses pembelajaran 2
karena guru belum menggunakan variasi model pembelajaran. Apabila masalah tersebut tidak terselesaikan maka sangat dikhawatirkan pada Ujian Nasional 2011
yang akan datang peserta didik tidak dapat lulus 100. Dari uraian di atas terlihat bahwa ada kesenjangan antara kenyataan pertama
bahwa nilai hasil belajar matematika para peserta didik masih perlu ditingkatkan. Kedua proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Masalah yang mendesak
harus diselesaikan adalah masalah hasil belajar matematika peserta didik yang masih perlu ditingkatkan. Setelah peneliti mengadakan studi pustaka model model
pembelajaran sesuai kompleksitas materi kesebangunan bangun datar, wawancara terhadap peserta didik, dan wawancara terhadap guru mata pelajaran lain, Peneliti
menentukan rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan
menggunakan Model pembelajaran kooperati tipe “Group Investigation” pada
kelompok-kelompok kecil, kemudian hasilnya dipresentasikan oleh kelompok kecil yang beruntung mendapat undian mempresentasikan di depan kelas. Dan pada
pertemuan selanjutnya diputar film dokumenter pembelajaran hari sebelumnya.
B. Identifikasi Masalah