36 v.
Atropin sulfat 2 x 10
-6
M Dipipet 500 µL larutan baku Atropin sulfat 2 x 10
-5
M. masukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan 4500 µL aquadest. Vortex selama 3 menit.
3.8 Tahapan Pengujian 3.8.1 Preparasi organ
Pada penelitian ini digunakan usus halus terpisah marmut yang sebelumnya telah di puasakan selama 24 jam. Marmut dikorbankan dengan cara dislokasi
tulang belakang kepala cervix, untuk menghindari pengaruh dari obat-obatan bila digunakan anastesi umum. Dilakukan pembedahan pada bagian abdomen,
kulit bagian abdomen dipotong dengan menggunakan gunting. Usus dibersihkan dari lapisan mesenteric yang melindunginya. Saat jaringan sudah rileks, dipotong
segmen usus bagian bawah yang mendekati caecum sepanjang 2-3 cm. Dengan menggunakan jarum kedua ujung potongan usus diikat dengan benang pada arah
yang berlawanan. Benang bagian bawah usus diikatkan pada batang penahan jaringan dan benang bagian atas usus dihubungkan ke transduser daya. Jaringan
usus halus dimasukkan kedalam organ bath yang berisi larutan tirode, dengan suhu larutan dipertahankan 37
o
C sambil di aerasi dengan karbogen secara terus menerus. Jaringan yang telah terisolasi diinkubasi selama 30 menit dengan
pergantian larutan tirode setiap 10 menit. Dibiarkan beberapa saat sampai kondisi ritmik yang optimal Vogel, et al., 2002.
3.8.2 Pengujian kontraksi seri konsentrasi asetilkolin terhadap otot polos ileum
Pengujian terhadap agonis muskarinik dilakukan untuk melihat perbandingan pola kontraksi dengan ekstrak. Pengukuran dilakukan secara
37 bertingkat dengan pemberian kumulatif asetilkolin sehingga diperoleh konsentrasi
di dalam organ bath 10
-8
sampai 3 x 10
-3
M Tabel 3.1. Ileum marmut yang telah diekuilibrasi selama 45 menit dengan pergantian larutan tirode tiap 15 menit
diberikan larutan asetilkolin klorida dengan konsentrasi didalam organ bath 10
-8
sampai 10
-3
M otot polos ileum tikus menunjukkan respon kontraksi maksimum.
Tabel 3.1 Pemberian asetilkolin secara kumulatif pada organ bath volume 40ml
Konsentrasi larutan baku asetilkolin M
Volume yang ditambahkan ke dalam
organ bath µl Konsentrasi asetilkolin
dalam organ bath M 2 x 10
-6
200 1 x 10
-8
2 x 10
-6
400 3 x 10
-8
2 x 10
-5
140 1 x 10
-7
2 x 10
-5
400 3 x 10
-7
2 x 10
-4
140 1 x 10
-6
2 x 10
-4
400 3 x 10
-6
2 x 10
-3
140 1 x 10
-5
2 x 10
-3
400 3 x 10
-5
2 x 10
-2
140 1 x 10
-4
2 x 10
-2
400 3 x 10
-4
2 x 10
-1
140 1 x 10
-3
2 x 10
-1
400 3 x 10
-3
3.8.3 Pengujian efek kontraksi ekstrak etanol keji beling pada kontraksi otot polos ileum
Pengujian aktivitas ekstrak etanol daun keji beling terhadap peningkatan kontraksi ileum marmut dilakukan dengan penambahan ekstrak etanol daun keji
beling konsentrasi berturut yaitu dengan pemberian 1 – 8 mgml ekstrak etanol
38 daun keji beling ke dalam organ bath Tabel 3.2. Ileum marmut yang telah
diekulibrasi selama 45 menit dengan pergantian larutan tirode tiap 15 menit diberikan ekstrak etanol daun keji beling didalam organ bath.
Tabel 3.2
Pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling secara kumulatif pada organ bath volume 40 ml.
Konsentrasi larutan baku EEDKB mgml
Volume yang ditambahkan ke dalam
organ bath µl Konsentrasi EEDKB
sulfat dalam organ bath mgml
320 125
1 320
125 2
320 125
3 320
125 4
320 125
5 320
125 6
320 125
7 320
125 8
3.8.4 Pengujian mekanisme aksi terhadap efek kontraksi ekstrak etanol daun keji beling pada otot polos ileum
Ileum marmut dikondisikan dengan larutan tirode dalam organ bath yang terhubung pada transduser isometrik. Dilakukan inkubasi selama 10 menit dengan
pemberian atropin sulfat 2 x 10
-3
M yang diperoleh dengan cara menambahkan 352 µl larutan atropin sulfat 2 x 10
-3
M ke dalam organ bath. Ileum kemudian dikontraksi dengan pemberian seri konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling 1-8
mgml.
39
3.9 Data dan Analisis Data 3.9.1 Data