Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian efek kontraksi ekstrak etanol daun keji beling Strobilanthus crispus L. Blume terhadap otot polos ileum marmut Cavia porcellus terisolasi secara in vitro, maka dapat disimpulkan: a. ekstrak etanol daun keji beling Strobilanthus crispus L. Blume memiliki efek kontraksi terhadap otot polos ileum marmut terisolasi. Terdapat pengaruh antara peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling dengan efek kontraksi otot polos ileum marmut terisolasi r = 0,965; p 0,05. b. mekanisme efek kontraksi EEDKB pada otot polos ileum terisolasi diduga tidak melalui jalur reseptor muskarinik.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk melakukan: a. pengujian efek kontraksi dari berbagai fraksi. b. pengujian lebih lanjut tentang mekanisme efek ekstrak dalam mengkontraksikan otot polos ileum melalui jalur lain. 51 DAFTAR PUSTAKA Al-Henhena, N., Mahmood, A.A., Al-magrami, A., Nor Syuhada, A.B., Zahra, A.A., Summaya, M.D., Suzi, MS., dan Salmah, I. 2011. Histological study of wound healing potential by ethanol leaf extract of Strobilanthes crispus in rats. Journal of Medicinal Plants Research. 516: 3660 – 3666. Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 33. Bertoluzza, A., Bonora, S., Battaliga, M.A., dan Monti, P. 1979. Raman and Infrared Study on the Effects of Dimethylsulphoxide DMSO on water structure. J. Raman. Spectors. 85: 231-235. Billington, C.K., dan Penn, R.B. 2003. Signaling and regulation of G protein- coupled receptors in airway smooth muscle. Respir. Res. 42. BPOM. 2013. Seri Swamedikasi 4; Konstipasi. InfoPOM. 144:9. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Brunton, L.L., Robinson, J., dan Stevenson, D.E. 1963. A note on the toxicity and solvent properties of dimethyl sulphoxide. J. Pharm. Pharmacol. 151: 688-692. Bourne, H,R., dan Zastrow, M.V. 2001. Reseptor dan Farmokodinamika obat. Dalam buku: Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku I. Editor: Betram G. Katzung. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 27. Brown, V.K., Robinson, J., dan Stevenson, D.E. 1963. A Note on the Toxicity and Solvent Properties of Dimethylsulphoxide. J.Parm. Pharmacol. 151: 688-692. Calder, P.C. 2009. Polyunsaturated fatty acids and inflammatory processes: New twist in an old tale. Biochimie. 91. 791-795. Chusnia. 2010. Morfologi Keji Beling. Tanggal akses 19 Mei 2014 http:id.shvoong.comexact-sciencesbiology2073541-morfologi-keji- beling. Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal. 36. Desissaguet, J., dan Aiache, J.M. 1993. Biofarmasi. Surabaya: Universitas Airlangga. Hal. 248-249. 52 Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 12 Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-11, 17, 31-32. Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 510-512. Farnsworth, N.R. 1996. Biologycal and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Science. 553: 257-259, 263. Gerhard, V.H. 2002. Drug Discovery and Evaluation. ed.II. Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York. Hal. 878. Guyton, A.C. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. ed III. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 581-582. Harahap, U., Marianne., Yuliasmi, S., Husori, D.I., dan Ernawaty. 2015. Sistem Saraf Perifer dan Kontribusi Bahan Alam Untuk Memahami Fungsi dan Mekanismenya. Medan: USU Press. Hal. 102. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Edisi II. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 147. Herman, R.B. 2004. Fisiologi Pencernaan. Padang: Andalas University Press. Husori, D.I. 2011. Peranan Epitelial Terhadap Efek Relaksasi Senyawa Marmin dari Agle marmelos Correa pada Otot Polos Trakea Marmut Terisolasi. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: Yrama Widya. Hal. 66-67,187. Jayusman, D.I., dan Sulaksana, J. 2005. Keji Beling: Mencegah dan Menggembur Batu Ginjal. Jakarta: Penebar Swadaya. Katzung, B.G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Editor: H. Azwar Agoes. Edisi VI. Jakarta: EGC. Hal. 305-319. Lee, W.T., Ip, K.S., Chan, J.S., Lui, N.W., dan Young, B.W. 2008. Increased prevalence of constipation in pre-school children is attributable to underconsumption of plant foods: a community-based study. Tanggal akses10 Mei 2014. http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed17854410. Lin, C. 2006. Pathophysiology of Chronic Constipation and Irritable Bowel Syndrome. Stud Med. 64A: 232-236. 53 Longanga, O.A., Vercruysse, A., Foriers, A. 2000. Contribution to the ethnobotanical, phytochemical and pharmacological studies of traditionally used medicinal plants in the treatment of dysentery and diarrhea in Lomela area, Democratic Republic of Congo DRC. J Ethnopharmacol. 71: 411-423. Marianne., Suwarso, E., Bahri, S., Harahap, U., Hasibuan, P.A., Dalimunthe, A. Husori, D.I., Tanjung, H.R., dan Nasution, E.S. 2010. Modul Penuntun Praktikum Farmakologi. Departemen Farmakologi Fakultas Farmasi. Medan: Universitas sumatera Utara. Maznah, I., Manickam, E., Shahid, I., dan Hadiza, A. A. 2012. Anticancer Properties and Phenolic Contents of Sequentially Prepared Extracts from Different Parts of Selected Medicinal Plants Indigenous to Malaysia. Molecules. 17: 5745-5756. Munaf, S. 1994. Catatan Kuliah Farmakologi. Bagian II. Palembang; Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal. 7,15,22. Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe C.C. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Lippincottt’s Illustrated Reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar Agoes. Edisi II. Jakarta. Widya Medika. Hal. 259. Nugroho, A.E. 2012. Farmakologi Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 16, 22- 23, 26-35,183. Perry, W.L.M. 2009. Pharmacological Experiments on Isolated Preparations. Edisi II. Edinburgh: Churcill Livingstone. Hal. 25. Potter, G.E., Rabb, E.L., Gibbs, L.W., dan Medlen, A.B. 1956. Anatomy of the Digestive System of Guinea Pig Cavia porcellus. Bios. 274: 232. Rahardjo, R. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 52-53. Saps, M., Sztainberg, M., dan Di, L.C. 2006. A prospective community based study of gastroenterological symptoms in school age children. J Pediatric Gastroenterol Nutr. Tanggal akses 1 Juni 2014. http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed17033522 Setiawati, A., dan Gan, S. 2007. Obat Otonom. Dalam: Gunawan, S.G. Ed. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: FKUI. Hal. 36, 44. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EDITOR: Beatricia I. Santoso. Edisi II. Jakarta: ECG. Hal. 544, 570. 54 Siswono. 2003. Mengatasi Konstipasi pada usia lanjut. Tanggal akses 14 Mei 2015. www.gizinet.com. Syamsudin., dan Darmono. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta: UI-Press. Hal 76. Soelistijani, D.A. 2002. Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta: Trubus Agriwidya. Hal. 25. Tjay., dan Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. Edisi ke VI. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Tyrode, M.V. 1910. The Mode of Action of Some Purgative Salts. Arch. Intern. Pharmacodyn. 17, 205-209. Velasco, R., Trujillo, X., Vasquez, C., Huerta, M., dan Trujillo-Hernandez, B. 2003. Effect of Dimethyl Sulfoxide on Excitation-Contraction Coupling in Chicken Slow Skeletal Muscle. J. Pharmacol. Sci. 93, 149-154. Vogel, H.G., Bernward, A.S., Jurgen, S., Gunter, M., dan Wolfgang, F.V. 2002. Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays, Spingerverlag, Berlin Heidelberg, Germany. Virtual Medical Centre. 2006. Gastrointestinal System. Tanggal akses 17 Mei 2015. http:www.myvmc.comanatomygastrointestinal-system. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: UGM Press. Wanda. 2012. 80 Persen Penyebab Konstipasi adalah Kurang Serat. Tanggal akses 15 Juli 2014. www.KPKpos.com. World Health Organization WHO. 1992. Quality Control Methods for Medicinal Plant Materials. Geneva: World Health Organization. Page 31. Zunilda, D.S. 2007. Agonis dan Antagonis Muskarinik . Dalam: Gunawan, S.G. Ed. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: FKUI. Hal. 56-57. 55 Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 56 Lampiran 2. Rekomendasi persetujuan etik penelitian 57 Lampiran 3. Gambar tumbuhan keji beling Strobilanthus crispus L.Blume Lampiran 4. Karakteristik daun keji beling 58 Gambar daun keji beling Gambar simplisia daun keji beling 59 Lampiran 5. Hasil pemeriksaan mikroskopik penampang melintang serbuk simplisia daun keji beling Gambar Mikroskopik serbuk simplisia Keterangan: a. Kutikula b. Rambut penutup c. Sel litosis dengan sistolit d. Epidermis atas e. Jaringan palisade f. Rambut kelenjar g. Jaringan bunga karang h. Epidermis bawah i. Berkas pembuluh dengan serabut sklerenkim j. kolenkim a b c d e f g h i j 60 Lampiran 6. Bagan pembuatan, skrining fitokimia dan karakterisasi serbuk simplisia Karakterisasi Simplisia: - Mikroskopik - Makroskopik - Penetapan kadar: • air • sari yang larut dalam etanol • sari yang larut dalam air • abu total • abu yang tidak larut dalam asam Skrining Fitokimia: - Alkaloid - Flavonoid - Saponin - Tanin - Glikosida - Antrakuinon - SteroidTriterpenoida Serbuk simplisia daun Keji Beling Simplisia Daun Keji Beling dicuci sampai bersih dikeringkan di lemari pengering dengan suhu ± 40 o C dihaluskan 61 Lampiran 7. Bagan pembuatan, skrining fitokimia dan karakterisasi ekstrak Ekstrak etanol daun Keji Beling dipekatkan dengan rotary evaporator diperkolasi dengan cairan penyari etanol 96 Serbuk simplisia daun Keji Beling Ekstrak Kental Ekstrak Cair Skrining Fitokimia: - Alkaloid - Flavonoid - Saponin - Tanin - Glikosida - Antrakuinon - SteroidTriterpenoida 62 Lampiran 8. Bagan kerja pengukuran kontraksi ileum marmut terisolasi Marmut dislokasi tulang belakang kepala Preparasi organ Ekuilibrasi selama 45 menit diganti larutan tirode setiap 15 menit Tahapan pengujian Analisis data Pengujian kontraksi seri konsentrasi Asetilkolin terhadap otot polos ileum Pengujian efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling pada kontraksi otot polos ileum melalui induksi Asetilkolin Pengujian mekanisme aksi terhadap efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling pada otot polos ileum dengan dan tanpa inkubasi atropin 2x 10 -3 63 Lampiran 9. Perhitungan kadar air simplisia daun keji beling Kadar air simplisia = volume air ml berat sampel g x 100 No. Berat sampel g Volume awal ml Volume akhir ml 1. 5,045 2,20 2,50 2. 5,012 2,50 2,80 3. 5,030 2,80 3,10 Kadar air = volume akhir − volume awal berat sampel x 100 a. Kadar air = 5,94 100 x 5,045 2,20 - 2,50 = b. Kadar air = 5,98 100 x 5,012 2,50 - 80 2, = c. Kadar air = ,96 5 100 x 5,030 2,80 - 3,10 = Rata-rata kadar air = 5,94 + 5,98 + 5,96 3 = 5,96 64 Lampiran 10. Perhitungan kadar abu total simplisia daun keji beling Kadar abu total = berat abu g berat sampel g x 100 No. Berat sampel g Berat abu g 1. 2,0325 0,2075 2. 2,0112 0,2198 3. 2,0084 0,2032 a. Kadar abu total = 10,20 100 x 2,0325 0,2075 = b. Kadar abu total = 10,92 100 x 2,0112 0,2198 = c. Kadar abu total = 10,11 100 x 2,0084 0,2032 = Rata-rata kadar abu total = 10,20+ 10,92+ 10,11 3 = 10,41 65 Lampiran 11. Perhitungan kadar abu tidak larut asam simplisia daun Keji Beling Kadar abu total = berat abu g berat sampel g x 100 No. Berat sampel g Berat abu g 1. 2,0325 0,0450 2. 2,0112 0,0412 3. 2,0084 0,0398 a. Kadar abu total = 2,21 100 x 2,0325 0,0450 = b. Kadar abu total = 2,04 100 x 2,0112 0,0412 = c. Kadar abu total = 1,96 100 x 2,0205 0,0398 = Rata-rata kadar abu total = 2,21+ 2,04+ 1,96 3 = 2,07 66 Lampiran 12. Perhitungan kadar sari larut air simplisia daun Keji Beling Kadar sari larut dalam air = berat sari g berat sampel g x 100 20 x 100 No. Berat sampel g Berat sari g 1. 5,004 0,183 2. 5,004 0,180 3. 5,005 0,179 a. Kadar sari larut dalam air= 18,28 100 x 20 100 x 5,004 0,183 = b. Kadar sari larut dalam air= 17,98 100 x 20 100 x 5,004 0,180 = c. Kadar sari larut dalam air= 17,88 100 x 20 100 x 5,005 0,179 = Rata-rata kadar sari larut dalam air = 04 , 18 3 17,88 17,98 18,28 = + + 67 Lampiran 13. Perhitungan kadar sari larut etanol simplisia daun keji beling Kadar sari larut dalam etanol = berat sari g berat sampel g x 100 20 x 100 No. Berat sampel g Berat sari g 1. 5,010 0,055 2. 5,005 0,057 3. 5,004 0,060 a. Kadar sari larut dalam etanol = 5,48 100 x 20 100 x 5,010 0,055 = b. Kadar sari larut dalam etanol = 5,69 100 x 20 100 x 5,005 0,057 = c. Kadar sari larut dalam etanol = 5,99 100 x 20 100 x 5,004 0,060 = Rata-rata kadar sari larut dalam etanol = 72 , 5 3 5,99 5,69 5,48 = + + 68 Konsentrasi Asetilkol in M 1 2 3 4 5 6 1 x 10-8 3,6364 8,3333 3,9216 4,0000 9,0909 5,0000 5,6166 1,0072 3 x 10-8 6,1818 12,5000 5,8824 6,8000 13,6364 7,5000 8,7501 1,3919 1 x 10-7 7,2727 12,5000 7,8431 8,0000 13,6364 10,0000 9,8754 1,0873 3 x 10-7 10,9091 20,8333 11,7647 12,0000 22,7273 15,0000 15,5391 2,0671 1 x 10-6 18,1818 41,6667 15,6863 20,0000 36,3636 20,0000 25,3164 4,4320 3 x 10-6 29,0909 54,1667 19,6078 32,0000 40,9091 25,0000 33,4624 5,0627 1 x 10-5 32,7273 75,0000 54,9020 52,0000 63,6364 50,0000 54,7110 5,7855 3 x 10-5 76,3636 87,5000 86,2745 56,0000 63,6364 60,0000 71,6291 5,5742 1 x 10-4 87,2727 93,7500 94,1176 72,0000 72,7273 65,0000 80,8113 5,0964 3 x 10-4 92,7273 95,8333 96,0784 80,0000 81,8182 80,0000 87,7429 3,2392 1 x 10-3 94,5455 95,8333 98,0392 92,0000 90,9091 90,0000 93,5545 1,2693 3 x 10-3 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 0,0000 Kontraksi Ileum Rerata SEM Lampiran 14. Data pengujian kontraksi seri konsentrasi asetilkolin terhadap otot polos ileum 1. Tabel data pengujian kontraksi seri konsentrasi asetilkolin terhadap otot polos ileum Keterangan : = kontraksi dihitung dari titik kontraksi maksimal yang dicapai oleh pemberian asetilkolin Media = larutan tirode 69 Lampiran 14. Lanjutan 2. Hitungan EC80 asetilkolin ����� 80 = � 80 −� 1 � 2 − � 1 × � 2 − � 1 � + � 1 Keterangan: X 1 : Log. konsentrasi dengan respons tepat di bawah 80 X 2 : Log. konsentrasi dengan respons tepat di atas 80 Y 1 : respons tepat di bawah 80 Y 2 : respons tepat di atas 80 �. ����� 80 = � 80 − 76,3636 87,2727 − 76,3636 × �−4 − −4,5�� + −4,5 ����� 80 = −4,3333 EC 80 = 4,64 x 10 -5 M �. ����� 80 = � 80 − 75,0000 87,5000 − 75,0000 × �−4,5 − −5�� + −5, ����� 80 = −4,8 EC 80 = 1,58 x 10 -5 M �. ����� 80 = � 80 − 54,9020 86,2745 − 54,9020 × �−4,5 − −5�� + −5 ����� 80 = −4,6 EC 80 = 2,51 x 10 -5 M �. ����� 80 = � 80 − 72,0000 80,000 − 72,0000 × �−3,5 − −4�� + −4 ����� 80 = −4 EC 80 = 1 x 10 -4 M �. ����� 80 = � 80 − 72,7273 81,8182 − 72,7273 × �−3,5 − −4�� + −4 ����� 80 = −3,6 EC 80 = 2,51 x 10 -4 M �. ����� 80 = � 80 − 65,0000 80 − 65,0000 × �−3,5 − −4�� + −4 ����� 80 = −4 EC 80 = 1 x 10 -4 M 70 Rerata EC 80 asetilkolin = 4,64 � 10 −5 + 1,58 � 10 −5 + 2,51 � 10 −5 + 1 � 10 −4 +2,51 � 10 −4 +1 � 10 −4 6 = 1,89 x 10 -4 M 71 Lampiran 15. Lanjutan 3. Hitungan EC80 ekstrak ����� 80 = � 80 −� 1 � 2 − � 1 × � 2 − � 1 � + � 1 Keterangan: X 1 : Log. konsentrasi dengan respons tepat di bawah 80 X 2 : Log. konsentrasi dengan respons tepat di atas 80 Y 1 : respons tepat di bawah 80 Y 2 : respons tepat di atas 80 �. ����� 80 = � 80 − 54,5455 81,8182 − 54,5455 × �0,8450 − 0,7781�� + 0,7781 ����� 80 = 0,7825 EC 80 = 6,0603 M �. ����� 80 = � 80 − 50,0000 83,3333 − 50,0000 × �0,8450 − 0,7781�� + 0,7781 ����� 80 = 0,7825 EC 80 = 6,0603 M �. ����� 80 = � 80 − 45,4445 81,8182 − 45,4445 × �0,8450 − 0,7781�� + 0,7781 ����� 80 = 0,7825 EC 80 = 6,0603 M �. ����� 80 = � 80 − 69,1538 84,6154 − 69,1538 × �0,8450 − 0,7781�� + 0,7781 ����� 80 = 0,7825 EC 80 = 6,0603 M �. ����� 80 = � 80 − 58,8235 82,3529 − 58,8235 × �0,8450 − 0,7781�� + 0,7781 ����� 80 = 0,7825 EC 80 = 6,0603 M �. ����� 80 = � 80 − 52,7778 83,3333 − 52,7778 × �0,8450 − 0,7781�� + 0,7781 ����� 80 = 0,7825 EC 80 = 6,0603 M Rerata EC 80 EEDKB = 6,0603+6,0603+6,0603+6,0603+6,0603+6,0603 6 = 6,0603 M 73 Lampiran 15. Data pengujian efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling pada kontraksi ileum Dosis Ekstrak Rerata SEM mgml 1 2 3 4 5 3 1,0 0,0000 8,3333 0,0000 0,0000 7,6923 5,8824 3,6513 1,6656 2,0 0,0000 8,3333 9,0909 0,0000 7,6923 5,8824 5,1665 1,6902 3,0 9,0909 8,3333 18,1818 5,5556 15,3846 8,8235 11,0313 1,9449 4,0 18,1818 12,5000 18,1818 13,8889 38,4615 29,4118 21,7710 4,1263 5,0 27,2727 25,0000 40,9091 22,2222 46,1538 52,9412 35,7498 5,1666 6,0 54,5455 50,0000 45,4454 52,7778 69,1538 58,8235 55,1243 3,3481 7,0 81,8182 83,3333 81,8182 83,3333 84,6154 82,3529 82,8786 0,4455 8,0 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 0,0000 Kontraksi Ileum Keterangan : = kontraksi dihitung dari titik kontraksi maksimal yang dicapai oleh pemberian ekstrak Media = larutan tirode 74 Lampiran 16. Data efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling terhadap kontraksi otot polos ileum dengan inkubasi awal menggunakan atropin sulfat selama 10 menit Dosis Ekstrak mgml 1 2 3 4 5 6 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 3,0 7,6923 11,1111 12,5000 0,0000 10,0000 8,3333 8,2728 1,8045 4,0 7,6923 22,2222 25,0000 18,1818 20,0000 25,0000 19,6827 2,6401 5,0 23,0769 44,4444 25,0000 36,3636 30,0000 33,3333 32,0364 3,2057 6,0 53,8462 55,5556 50,0000 63,6364 70,0000 66,6667 59,9508 3,2410 7,0 84,6154 83,3333 81,2500 81,8182 80,0000 83,3333 82,3917 0,6848 8,0 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 100,0000 0,0000 Rerata SEM Kontraksi Ileum Keterangan : = kontraksi dihitung dari titik kontraksi maksimal yang dicapai oleh pemberian ekstrak Media = larutan tirode 75 Lampiran 17. Data AUC efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling pada kontraksi ileum 1 2 3 4 5 6 7 1,0 0,0000 2,4773 7,0227 11,3636 20,4546 34,0909 45,4546 120,8636 2,0 4,1667 4,1667 5,2083 9,3750 18,7500 33,3333 45,8333 120,8333 3,0 2,2727 6,8182 9,0909 14,7727 21,5886 31,8159 45,4546 131,8136 4,0 0,0000 1,3889 4,8611 9,0278 18,7500 34,0278 45,8333 113,8889 5,0 3,8462 5,7692 13,4615 21,1538 28,8269 38,4423 46,1539 157,6538 6,0 2,9412 3,6765 9,5588 20,5883 27,9412 35,2941 46,1539 145,5883 Rerata 2,2045 4,0494 8,2006 14,3802 22,7185 34,5007 45,7196 131,7736 SEM 0,7486 0,8231 1,3141 2,2164 1,8483 0,9152 0,1114 6,8780 Total AUC Marmut Keterangan : = Area dibawah kurva dari kontraksi dihitung dari titik kontraksi maksimal yang dicapai oleh pemberian ekstrak Media = larutan tirode 76 Lampiran 18. Data AUC efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling terhadap kontraksi otot polos ileum dengan inkubasi awal menggunakan atropin sulfat selama 10 menit 1 2 3 4 5 6 7 1,0 0,0000 1,9231 3,8462 7,6923 19,2308 34,6154 46,1539 113,4616 2,0 0,0000 2,7778 8,3333 16,6667 25,0000 34,7222 45,8333 133,3333 3,0 0,0000 3,1250 9,3550 12,5000 18,7500 32,8125 45,3125 121,8750 4,0 0,0000 0,0000 4,5455 13,6364 25,0000 36,3637 45,4546 125,0000 5,0 0,0000 2,5000 7,5000 12,5000 25,0000 37,5000 45,0000 130,0000 6,0 0,0000 2,0833 8,3333 14,5833 25,0000 37,5000 45,8333 133,3333 Rerata 0,0000 2,0682 6,9889 12,9298 22,9968 35,5856 45,5979 126,1672 SEM 0,0000 0,4511 0,9205 1,2247 1,2685 0,7596 0,1712 3,1550 Total AUC Marmut Keterangan : = Area dibawah kurva dari kontraksi dihitung dari titik kontraksi maksimal yang dicapai oleh pemberian asetilkolin 2,28 x 10 -5 M Media = larutan tirode 77 Lampiran 19. Hasil uji korelasi efek kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling pada kontraksi ileum Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N Dosis 4.50 2.449 8 Kontraksi 40.872550 37.7290901 8 Correlations Dosis Kontraksi Dosis Pearson Correlation 1 .965 Sig. 2-tailed .000 N 8 8 Kontraksi Pearson Correlation .965 1 Sig. 2-tailed .000 N 8 8 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .965 a .932 .921 10.6129278 a. Predictors: Constant, Dosis 78 Lampiran 20. Hasil uji-t independen nilai kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling 6 mgml dengan nilai kontraksi asetilkolin 1 x 10 -4 M Descriptives Perlakuan Statistic Std. Error Kontraksi ACh Mean 55.107667 3.3487096 95 Confidence Interval for Mean Lower Bound 46.499535 Upper Bound 63.715799 5 Trimmed Mean 54.864119 Median 53.611650 Variance 67.283 Std. Deviation 8.2026298 Minimum 45.4454 Maximum 69.1538 Range 23.7084 Interquartile Range 12.5447 Skewness .964 .845 Kurtosis 1.256 1.741 Ekstrak Mean 80.811267 5.0964188 95 Confidence Interval for Mean Lower Bound 67.710505 Upper Bound 93.912028 5 Trimmed Mean 80.950430 Median 80.000000 Variance 155.841 Std. Deviation 12.4836256 Minimum 65.0000 Maximum 94.1176 Range 29.1176 Interquartile Range 23.5919 Skewness -.058 .845 Kurtosis -2.390 1.741 79 Lampiran 20. Lanjutan Tests of Normality Perlakuan Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kontraksi ACh .199 6 .200 .949 6 .732 Ekstrak .241 6 .200 .875 6 .247 a. Lilliefors Significance Correction . This is a lower bound of the true significance. Group Statistics Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Kontraksi ACh 6 55.107667 8.2026298 3.3487096 Ekstrak 6 80.811267 12.4836256 5.0964188 Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95 Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. 2- tailed Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper Kontraksi Equal variances Assumed 3.874 .077 -4.215 10 .002 -25.7036000 6.0981424 -39.2911080 - 12.1160920 Equal variances not assumed -4.215 8.639 .002 -25.7036000 6.0981424 -39.5869069 - 11.8202931 80 Lampiran 21. Hasil uji-t independen nilai kontraksi ekstrak etanol daun Keji Beling terhadap kontraksi otot polos ileum dengan inkubasi larutan atropin sulfat dan tanpa inkubasi Descriptives

a,b,c,d

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

8 98 122

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 16

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 2

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 5

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 5 17

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 4

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

0 0 15

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

0 0 2

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 41