40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Bahan Tumbuhan 4.1.1 Hasil identifikasi tanaman
Hasil identifikasi yang dilakukan di Herbarium Bogoriense. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor terhadap sampel tanaman yang digunakan
pada penelitian ini adalah keji beling Strobilanthus crispus L. Blume suku Acanthaceae.
Hasil identifikasi dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 55.
4.1.2 Hasil karakterisasi simplisia
Standarisasi suatu simplisia dilakukan sebagai pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan obat dan menjadi penetapan nilai untuk berbagai
parameter produk Ditjen POM, 2000. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia daun keji beling secara
makroskopik adalah daun berwarna hijau tua, helai daun berbentuk lanset melonjong atau hampir jorong, pinggir daun bergerigi, panjang helai daun 9 cm
sampai 18 cm, lebar helai daun 3 cm sampai 8 cm. Kedua permukaannya kasar. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun keji beling dapat dilihat pada
Lampiran 4 halaman 58. Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia daun kejii beling terlihat adanya
fragmen pengenal berupa sel-sel litosis dan sistolit. Fragmen permukaan bawah daun dengan stomata tipe bidiastik, rambut penutup dan rambut kelenjar. Hasil
pemeriksaan mikroskopik simplisia daun keji beling dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 59.
Hasil karakterisasi simplisia daun keji beling dapat dilihat pada Tabel 4.1.
41
Tabel 4.1 Hasil karakteristik simplisia daun keji beling.
No Pemeriksaan Karakteristik
Kadar Standar MMI
edisi I 1
Kadar air 5,96
- 2
Kadar abu total 10,41
16 3
Kadar abu tidak larut asam 2,07
4 4
Kadar sari larut dalam air 18,04
16 5
Kadar sari larut dalam etanol 5,72
4 Monografi dari simplisia daun keji beling tertera di buku Materia Medika
Indonesia MMI Edisi I kecuali untuk parameter kadar air. Hasil penetapan kadar air simplisia daun keji beling adalah 5,96
telah memenuhi standarisasi kadar air simplisia secara umum yaitu tidak lebih dari 10 Ditjen POM, 1995. Kelebihan
air dalam simplisia menyebabkan pertumbuhan mikroba, jamur atau serangga, serta mendorong kerusakan bahan aktif yang terkandung didalamnya karena dapat
terurai hidrolisis WHO, 1998. Berdasarkan hasil dari penetapan kadar simplisia daun keji beling pada
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar sari larut dalam air, kadar sari larut dalam etanol dari simplisia daun keji beling
telah memenuhi persyaratan menurut Materia Medika Indonesia Edisi I. Perhitungan hasil karakterisasi simplisia daun keji beling dapat dilihat pada
Lampiran 9 halaman 63-67.
4.2 Skrining Fitokimia