Hasil Pengujian Kontraksi Ekstrak Daun Etanol Keji Beling EEDKB Pada Otot Polos Ileum

44 penambahan seri konsentrasi asetilkolin dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 63. Asetilkolin bekerja pada reseptor ACh reseptor asetilkolin – muskarinik = kolinoseptor pada sel-sel pascasinaptik di sel-sel efektor otot polos, otot jantung dan kelenjar. Asetilkolin menstimulasi sekresi kelenjar dan menyebabkan kontraksi otot polos melalui aktivasi reseptor M 3 . Pemberian obat agonis muskarinik akan merangsang sekresi kelenjar terutama kelenjar ludah dan lambung, serta meningkatkan aktifitas motorik saluran cerna dan merelaksasi sfinkter. Keadaan ini disebabkan oleh depolarisasi dan Ca ++ pada otot polos saluran cerna Munaf, 1994.

4.5 Hasil Pengujian Kontraksi Ekstrak Daun Etanol Keji Beling EEDKB Pada Otot Polos Ileum

Pengujian efek kontraksi EEDKB terhadap otot polos ileum terisolasi dengan cara mengkontraksi otot polos ileum melalui pengamatan terhadap respon kontraksi otot polos ileum terhadap penambahan seri konsentrasi ekstrak 1-8 mgmL pada organ ileum. Pemberian seri konsentrasi EEDKB menghasilkan efek kontraksi Gambar 4.2. Berdasarkan uji korelasi diperoleh hubungan antara konsentrasi EEDKB dengan besarnya efek kontraksi otot polos ileum terisolasi yang bermakna r = 0,965; p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 96,5 peningkatan persentase efek relaksasi dipengaruhi oleh peningkatan ekstrak. Berdasarkan hal tersebut maka efek kontraksi yang terjadi meningkat sejalan dengan peningkatan konsentrasi. 45 Gambar 4.2 Grafik kontraksi setelah pemberian seri konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling EEDKB pada otot polos ileum terisolasi. Data yang di sajikan adalah nilai rata-rata ±SEM, n = 8. Berdasarkan afinitasnya pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ikatan yang terjadi antara asetilkolin dengan reseptor jauh lebih kuat dibandingkan dengan ikatan yang terjadi pada EEDKB. Hal ini dikarenakan EEDKB belum menjadi senyawa murni yang masih banyak mengandung komponen-komponen kimia campuran sedangkan asetilkolin merupakan senyawa murni dimana kerjanya mirip dengan ACh endogen. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 1 2 3 4 5 6 7 8 K on tr ak si Dosis Ekstrak mgml EEDKB 46 Gambar 4.3 Grafik kekuatan kontraksi setelah pemberian seri konsentrasi A asetilkolin 1=10 -8 ; 2=3x10 -8 ; 3=10 -7 ; 4=3x10 -7 ; 5=10 -6 ; 6=3x10 -6 ; 7=10 -5 ; 8=3x10 -5 M dan B ekstrak etanol daun keji beling EEKB 1=1; 2=2; 3=3; 4=4; 5=5; 6=6; 7=7; 8=8 mgml pada otot polos ileum terisolasi. Data yang di sajikan adalah nilai rata- rata ± SEM, n = 8. Berdasarkan hasil analisis kekuatan kontraksi menunjukkan tidak terdapat perbedaan persentase efek kontraksi yang signifikan antara asetilkolin dan ekstrak p 0,05; uji t-independent. 4.6 Hasil Pengujian Mekanisme Aksi Terhadap Efek Kontraksi Ekstrak Etanol Daun Keji Beling EEDKB Pada Otot Polos Ileum dalam inkubasi Atropin Sulfat Pengujian mekanisme efek kontraksi pada otot polos ileum terisolasi diamati dengan pengujian yang diawali dengan inkubasi ileum dengan antagonis muskarinik yaitu atropin sulfat 2 x 10 -3 selama 10 menit. Efek kontraksi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan efek kontraksi EEDKB yang dilakukan tanpa inkubasi dengan atropin. 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 K ekuat an kon tr ak si cm Konsentrasi EEDKB ACh A B 47 Pengujian mekanisme efek kontraksi EEDKB dengan inkubasi atropin dan tanpa inkubasi terdapat perbedaan persentase efek kontraksi. Pada konsentrasi 1 – 2 mgmL menunjukkan bahwa persentase efek kontraksi yang signifikan p 0,05 antara perlakuan dengan inkubasi awal dengan larutan atropin dan tanpa inkubasi awal pada organ ileum. Sedangkan pada konsentrasi 3-8 mgmL, perlakuan dengan inkubasi awal dan tanpa inkubasi tidak terdapat perbedaan efek kontraksi yang signifikan p 0,05; uji t-independenGambar 4.4. Gambar 4.4 Grafik kontraksi setelah pemberian seri konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling EEDKB yang diinkubasi dengan atropin selama 10 menit dan tanpa inkubasi. Data dianalisis menggunakan uji-t independen. Data yang disajikan adalah nilai rata-rata ±SEM, n= 6. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 1 2 3 4 5 6 7 8 K on tr ak si Dosis Ekstrak mgml EEDKB Atropin+EEDKB 48 Tabel 4.3 Persentase kontraksi setelah pemberian seri konsentrasi EEDKB yang diinkubasi dengan atropin 2 x 10 -3 selama 10 menit dan tanpa inkubasi Perlakuan AUC Ekstrak 131,773583 ± 6,878 Atropin+Ekstrak 126,167200 ± 3,15489 Hasil analisis dengan perbandingan AUC inkubasi awal larutan atropin 126,167200 ± 3,15489 lebih kecil dibandingkan dengan tanpa inkubasi awal larutan atropin 131,773583 ± 6,878 pada organ ileum dengan seri konsentrasi ekstrak 1-8 mgml menunjukkan tidak terdapat perbedaan persentase efek kontraksi yang signifikan p 0,05 Tabel 4.3. Hasil tersebut menunjukkan bahwa efek kontraksi ekstrak etanol daun keji beling diduga tidak melalui jalur mekanisme yang sama dengan mekanisme kerja atropin yaitu reseptor muskarinik. Mekanisme yang seharusnya terjadi adalah reaksi antagonisme kompetitif reversibel dimana antagonisme terjadi antara agonis dan antagonis yang berkompetisi untuk menduduki reseptor yang sama karena kedua obat berkombinasi dengan reseptor secara reversibel sehingga banyaknya reseptor yang diikat oleh tiap obat setiap saat berikatan erat dengan konsentrasi dan afinitas obat kepada reseptor Rahardjo, 2009. Pada hasil grafik dengan inkubasi atropin persentase efek kontraksi lebih rendah dibandingkan grafik tanpa inkubasi Gambar 4.4. Ini menunjukkan bahwa esktrak tidak menduduki tempat yang sama pada reseptor muskarinik. Dengan demikian, dapat diindikasikan efek kontraksi yang dihasilkan ekstrak konsentrasi 1-8 mgml pada organ ileum tidak melalui jalur reseptor muskarinik. Selain reseptor muskarinik, kontraksi otot polos ileum juga dapat di mediasi oleh reseptor histaminergik, nitrioksida NO, prostaglandin E 2 PGE 2 , cGMP Husori, et al., 2012. Sehingga perlu dilakukan penelitian kontraksi EEDKB lebih lanjut melalui mekanisme lainnya. 49 Metabolit sekunder seperti terpenoid, steroid, flavonoid, fenol, tannin dan alkaloid diketahui memiliki efek terhadap aktivitas laksatif pada tumbuhan Longanga, et al., 2000. Hasil skrining fitokimia pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya flavonoid, steroid, triterpeneoid, alkaloid, tannin dan saponin pada daun keji beling. Menurut Maznah, et al., 2000 metabolit sekunder yang dimiliki daun keji beling tersebut diduga bertanggung jawab atas aktivitas laksatif yang ditimbulkan. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian efek kontraksi ekstrak etanol daun keji beling Strobilanthus crispus L. Blume terhadap otot polos ileum marmut Cavia porcellus terisolasi secara in vitro, maka dapat disimpulkan: a. ekstrak etanol daun keji beling Strobilanthus crispus L. Blume memiliki efek kontraksi terhadap otot polos ileum marmut terisolasi. Terdapat pengaruh antara peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun keji beling dengan efek kontraksi otot polos ileum marmut terisolasi r = 0,965; p 0,05. b. mekanisme efek kontraksi EEDKB pada otot polos ileum terisolasi diduga tidak melalui jalur reseptor muskarinik.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk melakukan: a. pengujian efek kontraksi dari berbagai fraksi. b. pengujian lebih lanjut tentang mekanisme efek ekstrak dalam mengkontraksikan otot polos ileum melalui jalur lain.

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

6 112 90

Efek Relaksasi Ekstrak Etanol Daun Pugun Tanoh (Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut (Cavia porcellus) Terisolasi Secara In Vitro

8 98 122

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 16

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 2

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 5

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 5 17

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 4

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

0 0 15

Efek Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi

0 0 2

Efek Ekstrak Etanol Daun Keji Beling (Strobilanthus Crispus (L.) Blume) Terhadap Kontraksi Otot Polos Ileum Marmut Jantan (Cavia Porcellus) Terisolasi Secara Kualitatif

0 0 41