Peranan Sektor Pertanian dalam Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah Sumatera Utara

5.4 Peranan Sektor Pertanian dalam Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah Sumatera Utara

5.4.1 Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa sektor pertanian sebagai sektor terbesar menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara. Rata-rata setiap tahunnya sektor pertanian menyerap 45,25 persen tenaga kerja Sumatera Utara pada tahun 2008-2013. Sektor pertanian berperan mengurangi ketimpangan pendapatan antar daerah melalui penyerapan tenaga kerja dikarenakan sektor ini tidak membatasi mobilitas faktor-faktor produksi antar daerah yang dalam hal ini tenaga kerja. Dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sektor pertanian sebagai kontribusi faktor-faktor produksi melalui penyerapan tenagan kerja. Tabel 5.5 Tenaga Kerja Sektor Pertanian Sumatera Utara Tahun Penyerapan Tenaga Kerja Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian Juta RupiahTKTahun Produktivitas Tenaga Kerja Sumatera Utara Juta RupiahTKTahun 2008 47,12 10,185 20,139 2009 46,72 10,071 19,786 2010 46,94 9,859 19,575 2011 43,90 11,416 21,585 2012 43,40 12,171 23,078 2013 43,45 11,916 23,849 Rata-Rata 45,25 10.936 21.353 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Sumber Diolah Tabel 5.5 menunjukkan bahwa persentase penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian Sumatera Utara terus menurun dari tahun 2008-2013 walaupun masih menjadi sektor penyerap tenaga kerja paling besar 45,25 peren dibandingkan sektor-sektor lainnya. Peningkatan hanya terjadi di tahun 2010 yaitu Universitas Sumatera Utara dari 46,72 persen menjadi 46,94 persen namun peningkatan ini tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian. Tabel 5.5 juga menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja sektor pertanian dari tahun 2008-2013 lebih kecil dibandingkan produktivitas tenaga kerja Sumatera Utara. Rata-rata produktivitas tenaga kerja sektor pertanian sebesar Rp. 10.936.000 per tahun, sedangkan rata-rata produktivitas tenaga kerja Sumatera Utara sebesar Rp. 21.335.000 per tahun. Hal ini berarti produktivitas sektor pertanian lebih kecil 1,95 kali dibandingkan produktivitas tenaga kerja Sumatera Utara. Dilihat dari Nilai Tukar Petani NTP dalam Lampiran 5.16, pada tahun 2013 petani subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan perikanan memiliki NTP di bawah 100 dikarenakan nilai produk-produk pertanian lebih kecil dibandingkan nilai-nilai produk non pertanian Lampiran 5.17 dan hanya peternakan yang memiliki NTP di atas 100. Artinya petani mengalami defisit karena pendapatannya naik lebih kecil daripada pengeluarannya atau hal ini merupakan indikasi bahwa petani mengalami penurunan tingkat kesejahteraan dibandingkan tahun sebelumnya. Lampiran 5.16 menunjukkan angka NTP seluruh subsektor pertanian terus mengalami penurunan dari tahun 2008-2013 atau dengan kata lain tingkat kesejahteraan petani menurun setiap tahunnya. Penyerapan tenaga kerja berperan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan dikarenakan berada level sedang 35≤ TK ≥ 70 masih menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar di antara sembilan sektor lainnya. Namun nilai NTP 2013 menunjukkan dari lima sub sektor pertanian, hanya petani Universitas Sumatera Utara di sub sektor peternakan yang memiliki NTP di atas 100, yang artinya hal ini merupakan indikasi bahwa kesejahteraan petani menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

5.4.2 Nilai Tambah Produk Pertanian

Nilai tambah produk pertanian adalah selisih nilai output dengan nilai biaya input produk pertanian. Nilai tambah merupakan nilai yang dihasilkan dari suatu usaha kegiatan pengolahan baik yang mengubah bentuk asli ataupun tidak. Nilai tambah produk pertanian memiliki peran dalam mengurangi ketimpangan dengan adanya permintaan produk pertanian sebagai bahan baku memperlancar perdagangan antar daerah. Dilihat dari segi kontribusi pertanian dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sektor pertanian ini sebagai kontribusi produk melalui penyedia bahan baku dan kontribusi pasar melalui permintaan bahan baku bagi sektor lain dari dalam maupun luar sentra produksi. Tabel 5.6 Nilai Tambah Produk Pertanian Sumatera Utara Tahun 2008-2013 Tahun Nilai tambah Produk Pertanian Milyar Rp Total Nilai Tambah Sumatera Utara Milyar Rupiah Kontribusi Nilai Tambah Produk Pertanian 2008 20.159,59 27.095,20 74,40 2009 19.622,04 28.294,44 69,35 2010 21.103,60 29.359,09 71,88 2011 26.541,95 36.275,40 73,17 2012 27.961,61 43.383,67 64,45 2013 31.776,49 47.532,26 66,85 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Sumber Diolah Nilai tambah pertanian produk pertanian dari tahun 2008 hingga 2013 dalam satuan rupiah terus mengalami peningkatan namun Walaupun kotribusi nilai tambah produk pertanian Sumatera Utara tahun 2008-2013 terus menurun, pertanian masih menjadi penyumbang nilai tambah terbesar dibandingkan dengan produk lainnya. Hal ini diketahui dari Tabel 5.5 yang menunjukkan bahwa nilai Universitas Sumatera Utara tambah pertanian menyumbang rata-rata 70,05 persen atau Rp. 24.527,54 milyar per tahun. Lampiran 5.15 menunjukkan bahwa ekspor CPO mengalami penurunan dikarenakan terjadi peningkatan ekspor CPO lanjutan artinya olahan CPO memiliki nilai tambah yang lebih besar dibandingkan CPO itu sendiri. Nilai tambah produk pertanian berperan penting dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar daerah Sumatera Utara dikarenakan dapat menyumbang 70,02 persen tinggi selain itu juga produk olahan lanjutan pertanian akan membuka pasar ekspor yang lebih lebar sehingga akan memberikan pendapatan lebih besar terhadap daerah Sumatera Utara.

5.4.3 Ekspor Pertanian

Kegiatan ekspor sektor pertanian merupakan kegiatan yang penting bagi neraca perdagangan yang memberikan kontribusi langsung terhadap devisa negara. Peningkatan ekspor akan meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat daerah. Di Sumatera Utara merupakan sektor kedua paling besar dalam kegiatan ekspor setelah Sektor Industri. Kegiatan ekspor pertanian Sumatera Utara akan mengurangi ketimpangan pendapatan antar daerah karena kegiatan ini akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat per kapita di wilayah tersebut meningkat karena kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif seiring dengan peningkatan produksi di sektor pertanian. Dilihat dari segi kontribusi pertanian dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sektor pertanian ini sebagai kontribusi devisa melalui ekspor hasil-hasil pertanian. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7 Ekspor Sektor Pertanian Sumatera Utara Tahun 2008-2013 Tahun Berat Bersih Ton Kontribusi Nilai FOB 000US Kontribusi Nilai FOBTon 2008 1.042.468 12,23 2.187.775 23,62 2,099 2009 976.542 12,12 1.444.088 22,35 1,479 2010 1.077.691 13,48 2.677.304 29,27 2,484 2011 1.050.217 12,87 3.951.429 33,25 3,762 2012 1.020.007 11,73 2.740.148 26,36 2,686 2013 1.104.842 11,91 2.403.011 25,04 2,175 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Sumber Diolah Tabel 5.6 menunjukkan bahwa berat bersih ekspor pertanian tahun 2008- 2013 rata-rata berat bersih 1.045.294,5 ton per tahun dengan rata-rata kontribusi sebesar 12,39 persen dari total berat bersih ekspor per tahun serta rata-rata nilai FOB 2.567.292.500 US per tahun dengan kontribusi sebesar 26,65 persen dari total nilai FOB per tahun. Namun pada tahun 2008-2013 sektor ini memiliki angka yang berfluktuatif dan cenderung menurun baik dari segi berat bersih maupun nilai FOB diikuti dengan penurunan kontribusi sektor ini terhadap total ekspor Sumatera Utara. Tabel 5.8 Berat Bersih Ekspor Sektor Pertanian Menurut Negara Tujuan Tahun 2008-2013 Ton Tujuan Ekspor Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Asean 116.020 117.154 127.046 165.945 121.941 122.561 Timur Tengah 71.496 46.516 38.096 55.592 42.639 66.107 Asia Lainnya 431.313 405.250 449.403 386.195 412.819 416.170 Afrika 112.541 107.712 112.353 117.250 108.877 140.158 Aseania 43.712 36.732 55.885 33.987 26.215 21.726 Amerika Utara 28.095 30.208 30.940 31.020 31.725 38.037 Amerika Latin 18.937 18.968 31.872 26.209 31.338 33.813 Uni Eropa 184.604 163.962 160.201 171.355 177.374 194.954 Eropa Lainnya 35.387 50.241 71.541 62.767 67.105 71.234 Jumlah 1.042.105 976.542 1.077.691 1.050.217 1.020.007 1.104.842 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Sumber Diolah Universitas Sumatera Utara Berat bersih ekspor yang paling tinggi berada pada tahun 2013 yaitu sebesar 1.104.483 ton namun nilai FOB paling besar di tahun 2011 yaitu sebesar 3.951.429.000 US hal ini dikarenakan tujuan ekspor yang berbeda dari segi jumlah maupun nilai FOB di setiap negara tujuan Tabel 5.7 dan Tabel 5.8. Tabel 5.7 menunjukkan bahwa berat bersih ekspor sektor pertanian berdasarkan negara tujuan yang paling besar adalah tujuan Asia Lainnya selain ASEAN dengan rata-rata berat bersih 417.358 ton per tahun atau 39,92 persen dari total ekspor sektor pertanian Sumatera Utara per tahun. Dilihat dari segi jumlah berat bersih ekpor berdasarkan masing-masing negara tujuan dari tahun 2008-2013 menunjukkan angka yang berfluktuatif. Di antara sembilan negara tujuan tersebut ada tiga negara tujuan ekspor yang berat bersih ekpor ini cenderung meningkat di setiap tahun yaitu Amerika Utara, Amerika Latin serta Eropa lainnya dan ekpor ke Aseania mengalami penurunan setiap tahun. Tabel 5.9 Nilai FOBTon Ekspor Sektor Pertanian Menurut Negara Tujuan Tahun 2008-2013 000 US Tujuan Ekspor 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Asean 2,004 2,004 2,004 2,004 2,004 2,184 Timur Tengah 1,988 1,988 1,988 1,988 1,988 2,057 Asia Lainnya 2,141 2,141 2,141 2,141 2,141 2,218 Afrika 1,938 1,938 1,938 1,938 1,938 1,838 Aseania 0,712 0,712 0,712 0,712 0,712 1,322 Amerika Utara 5,617 5,617 5,617 5,617 5,617 5,643 Amerika Latin 3,285 3,285 3,285 3,285 3,285 2,717 Uni Eropa 1,786 1,786 1,786 1,786 1,786 1,770 Eropa Lainnya 2,564 2,564 2,564 2,564 2,564 1,946 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara Sumber Diolah Nilai FOBTon sektor pertanian Sumatera Utara dalam satuan US dari tahun 2008-2012 tetap namun di tahun 2013 ada beberapa negara tujuan yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. Negara yang Universitas Sumatera Utara nilai FBOTon meningkat pada tahun 2013 yaitu Asean, Timur Tengah, Asia lainnya, Aseania dan Amerika Utara. Nilai FOBTon dalam satuan US tidak memperlihatkan peningkatan namun jika dibandingkan dengan nilai tukar rupiah dapat dipastikan nilai ini meningkat setiap tahunnya seiring dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Hal ini secara pasti akan menguntungkan eksportir. Ekspor produk pertanian memiliki peran yang rendah 35 dalam mengurangi ketimpangan pendapatan antar daerah Sumatera Utara. Jika dilihat dari Lampiran 5.15 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 ekspor CPO sebesar 81,72 persen dari seluruh produksi CPO dan terus menurun hingga tahun 2013. Namun penurunan ini dikarenakan kenaikan ekspor dalam produk CPO lanjutan. Hal ini semakin membuka peluang daerah-daerah yang memiliki jumlah perkebunan kelapa sawit meningkatkan PDRB per kapita daerahnya. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan