Analisis Shift-Share Pendekatan Pendapatan

2. Kepekaan Penyebaran Daya Penyebaran ke DepanDaya Mendorong

Bermanfaat untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output. Sering juga diartikan sebagai kemampuan suatu sektor untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor- sektor lain yang memakai input dari sektor ini. Menurut Rassumen dalam Nazara 2005 keterkaitan ke belakang suatu industrisektor menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir pada sektor tersebut terhadap total pembelian input semua sektor di dalam suatu perekonomian. Keterkaitan ke depan menunjukkan hubungan keterkaitan tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu unit permintaan akhir suatu sektor terhadap total penjualan output semua di dalam suatu perekonomian.

2.6 Analisis Shift-Share

Analisis Shift-Share menggambarkan performance kinerja sektor-sektor di suatu daerah dibandingkan dengan kinerja nasional. Ditunjukkan dengan Shift pergeseran hasil pembangunan perekonomian daerah bila daerah itu memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian. Perbandingan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu daerah terhadap laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan itu dapat ditentukan keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam daerah, seandainya penyimpangan tersebut bernilai positif Supomo, 1993. Universitas Sumatera Utara Glasson 1977 mengatakan bahwa kedua komponen Shift yaitu Ni dan Ci memisahkan unsur-unsur pertumbuhan yang bersifat eksternal dan internal. Ni merupakan akibat pengaruh unsur-unsur eksternal yang bekerja secara nasional dan Ci adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.

2.7 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto PDRB banyak dipergunakan untuk mengukur potensi ekonomi daerah. PDRB dapat diukur dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi production approach, pendekatan pendapatan income approach dan pendekatan pengeluaran expenditure approach. Pada pendekatan produksi, PDRB yang diperoleh dengan menjumlahkan nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di dalam suatu daerah tertentu, biasanya satu tahun. Pada metode pendapatan, PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan pada metode pengeluaran, PDRB diperoleh dari penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal domestik bruto, penambahan stok, dan ekspor neto dalam wilayah tertentu. Di antar ketiga pendekatan itu, yang paling banyak dipergunakan dan diterapkan daerah kabupatenkota adalah pendekatan produksi Sumidiningrat, 1996 dalam Tangkilisan, 2005. Menurut Tarigan 2006, metode perhitungan pendapatan regional pada tahap pertama dapat dibagi dalam dua metode, yaitu metode langsung dan metode Universitas Sumatera Utara tidak langsung. Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Hal ini berbeda dengan metode tidak langsung yang menggunakan data dari sumber nasional yang dialokasikan ke masing- masing daerah. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam cara, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Metode tidak langsung adalah perhitungan dengan mengalokasikan pendapatan nasional menjadi pendapatan regional memakai berbagai macam indikator, antara lain jumlah produksi, jumlah penduduk, luas areal, sebagai alokatornya.

1. Metode Langsung a. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan. Sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara total nilai produksi bruto sektor atau sub sektor tersebut. Pendekatan ini banyak digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sektorkegiatan yang produksinya berbentuk fisikbarang, seperti pertanian, pertambangan, dan industri sebagainya. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi output dan nilai biaya antara intermediate cost, yaitu bahan bakupenolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi. Sektor jasa yang menerima pembayaran atau jasa yang diberikannya sesuai dengan harga pasar, masih bisa dihitung dengan pendekatan produksi. Akan tetapi, lebih mudah apabila dihitung dengan pendekatan pendapatan. Jika perhitungannya akurat maka keduapendekatan itu Universitas Sumatera Utara semestinya memberikan hasil yang sama. Nilai tambah itu sama dengan balas jasa atas ikut sertanya berbagai faktor produksi dalam proses produksi.

b. Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah atau gaji dan surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung. Pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Surplus usaha meliputi bunga yang dibayarkan neto, sewa tanah dan keuntungan. Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada sektor jasa tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya data dan tidak adanya metode yang akurat yang dapat dipakai dalam lmengukur nilai produksi da biaya antara dari berbagai kegiatan jasa, terutama kegiatan yang tidak mengutip biaya. Selain itu, kutipan yang mereka berikan, misalnya sektor pendidikan dan rumah sakit.

c. Pendekatan Pengeluaran