BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Wilayah
Konsep pengembangan wilayah menyatakan bahwa dalam suatu wilayah atau daerah yang cukup luas hanya terdapat beberapa titik-titik pertumbuhan
growth centre, di mana industri berada pada suatu kelompok daerah tertentu sehingga menyebabkan timbulnya daerah pusat dan daerah belakang hinterland.
Untuk mengurangi ketimpangan ini perlu memperbanyak titik-titik pertumbuhan baru Hirschman 1958 dalam Arsyad 2004.
Anwar 1996 mengemukakan bahwa tujuan pembangunan wilayah seharusnya diarahkan untuk mencapai pertumbuhan growth, pemerataan
equity, dan keberlanjutan sustainability. 1.
Pertumbuhan growth Pertumbuhan ditentukan sampai dimana kelangkaan sumber daya yang terdiri
atas sumber daya manusia human capital, peralatan man made resource dan sumber daya alam natural resource dapat dialokasikan secara maksimal
dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan yang produktif. Semakin tinggi tingkat sumber daya manusia yang dicerminkan dalam
penguasaan teknologi, maka semakin tinggi pula kemampuan untuk mengelolan sumber daya alam yang tersedia untuk mencapai tingkat
pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan yang maksimal lebih didominasi oleh unsur teknologi.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemerataan equity
Pengaturan atau pengalokasian manfaat dari hasil pembangunan harus fair dan merata sehingga setiap anggota masyarakat yang terlibat akan
memperoleh pembagian yang adil dalam menikmati hasil-hasil pembangunan. 3.
Keberlanjutan sustainability Pembangunan wilayah harus memenuhi syarat bahwa penggunaan sumber
daya baik yang diperoleh melalui sistem pasar atau di luar sistem pasar harus tidak melebihi kapasitas kemampuan produksi.
2.2 Ketimpangan
Ketimpangan pendapatan merupakan perbedaan pendapatan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga dalam suatu wilayah yang dipengaruhi
oleh tingkat produktivitasnya. Ketimpangan pendapatan merupakan masalah yang terjadi jika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi, ketimpangan
pendapatan yang terjadi menunjukkan bahwa pendapatan rendah dinikmati oleh sebagian kecil penduduk. Ketimpangan ditentukan oleh tingkat pembangunan,
heterogenitas etnis, ketimpangan juga berkaitan dengan kediktatoran dan pemerintah yang gagal menghargai property rights Glaeser, 2006.
Ketimpangan distribusi pendapatan merupakan akibat langsung dari ketimpangan pelaksanaan pembangunan ekonomi. Penanggulangan kemiskinan
dan ketimpangan pembangunan ekonomi merupakan salah satu masalah pokok dalam pembangunan Tarmidzi, 2013.
Timpang atau tidaknya pendapatan daerah dapat diukur melalui distribusi penerimaan pendapatan antar golongan masyarakat ataupun antar wilayah tertentu
Universitas Sumatera Utara
dimana pendapatan yang diterima wilayah tersebut terlihat pada PDRB-nya, sedangkan untuk golongan masyarakat tentunya adalah jumlah yang diterimanya
pula. Ketimpangan pendapatan lebih besar terjadi di negara-negara yang baru memulai pembangunan sedangkan bagi negara maju atau lebih tinggi tingkat
pendapatannya cenderung lebih merata atau tingkat ketimpangan rendah Todaro dan Smith, 2003.
Menurut Myrdal 1957, terdapat dua bentuk pengaruh perpindahan dari pusat pertumbuhan ke daerah sekitar yang dapat mengakibatkan ketimpangan,
yaitu sebagai berikut: 1.
Pengaruh yang menguntungkan favourable effects bagi wilayah di sekitar sentra-sentra ekspansi ekonomi ke wilayah lainnya, yang mencakup aliran
kegiatan-kegiatan investasi dari pusat pertumbuhan ke wilayah sekitar. Aliran ini yang oleh Myrdal disebut spread effects, akan memberikan rangsangan
bagi tumbuhnya intipusat pertumbuhan baru di wilayah sekitarpinggiran. 2.
Pengaruh yang kurang menguntungkan unfavourable effects bagi kegiatan ekonomi wilayah terbelakang tempat asal tenaga kerja, yang mencakup aliran
manusia dari wilayah sekitarpinggiran termasuk aliran modal ke wilayah inti, sehingga mengakibatkan berkurangnya modal pembangunan bagi wilayah
pinggiran yang sebenarnya diperlukan mereka untuk dapat mengimbangi perkembangan wilayah inti. Myrdal menyebutnya backwash effects.
Kuznets 1954 meneliti kesenjangan antar daerah dan menemukan pola U terbalik menyimpulkan bahwa pendapatan rata-rata per kapita pada awal
perkembangan negara masih rendah dan tingkat kesenjangan juga rendah. Ketika pendapatan rata-rata naik maka kesenjangan juga meningkat. Kemudian ketika
Universitas Sumatera Utara
pendapatan rata-rata naik lebih tinggi maka kesenjangan akan turun kembali Todaro, 2004.
Pemerataan yang lebih adil di negara berkembang merupakan suatu kondisi atau syarat yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian,
semakin timpang distribusi pendapatan di suatu negara akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan pendapatan antardaerah,
tergantung dari besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap penerima pendapatan dalam daerah tersebut, baik golongan masyarakat maupun wilayah
tertentu dalam daerah tersebut. Perbedaan jumlah pendapatan yang diterima itu menimbulkan suatu distribusi pendapatan yang berbeda, sedangkan besar kecilnya
perbedaan tersebut akan
menentukan tingkat pemerataan pendapatan
ketimpangan pendapatan daerah tersebut. Oleh karena itu, ketimpangan pendapatan ini tergantung dari besar kecilnya perbedaan jumlah pendapatan yang
diterima oleh penerimaan pendapatan Todaro dan Smith, 2003.
2.3 Pengukuran Ketimpangan