Tabel 2.3. Premature Infant Pain Profile PIPP
17
Proses Indikator
Deskripsi nyeri Nilai
1 2
3
Usia Gestasi
36 minggu
32 minggu – 35 minggu
6 hari 28minggu –
31 minggu 6 hari
28 minggu -
Skor 15 detik sebelum mulai
Tahapan perilaku
Aktifbang un, mata
terbuka, ada
gerakan wajah
Tenangterban gun, mata
terbuka, tidak ada gerakan
wajah Aktiftertidur
mata tertutup, ada gerakan
wajah Tenangterti
dur, mata tertutup,
tidak ada gerakan
wajah -
Rekam rerata laju jantung:
Evaluasi bayi setelah 30 detik
Laju jantung
maksimal Meningkat
0-4 denyut per menit
Meningkat 5-14 denyut
per menit Meningkat
15 - 24 denyut per menit
Meningkat 25 denyut
per menit -
Rekam rerata oksigen saturasi
Evaluasi bayi setelah 30 detik
Saturasi oksigen
minimal Turun
0 - 2,4 Turun
2,5 - 4,9 Turun
5 - 7,4 Turun
7,5 -
Observasi bayi setelah 30 detik
Kerutan dahi
Tidak ada 9
waktu observasi
Minimal 10-39
waktu observasi
Sedang 40-69
waktu observasi
Maksimal 70
waktu observasi
-
Observasi bayi setelah 30 detik
Mata tertutup
rapat Tidak ada
9 waktu
observasi Minimal
10-39 waktu
observasi Sedang
40-69 waktu
observasi Maksimal
70 waktu
observasi -
Observasi bayi setelah 30 detik
Lipatan nasolabial
mendalam Tidak ada
9 waktu
observasi Minimal
10-39 waktu
observasi Sedang
40-69 waktu
observasi Maksimal
70 waktu
observasi -
2.4. Manajemen nyeri pada bayi baru lahir
Tujuan tatalaksana nyeri pada bayi baru lahir yaitu untuk mengurangi intensitas, durasi nyeri dan membantu bayi mengendalikan rasa nyeri.
1,4
Berbagai intervensi farmakologi dan non-farmakologi yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Intervensi farmakologi yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan meliputi pemberian opioid, sedatif, anastesi regional, anastesi topikal, dan analgesik-non-steroid.
17
Semua intervensi yang digunakan untuk mengendalikan rasa nyeri tanpa obat-obatan disebut intervensi non-farmakologi. Intervensi non-
farmakologi lebih disukai untuk prosedur invasif ringan dengan efek samping yang minimal.
1,4
Intervensi non-farmakologi yang diteliti dan efektif mengurangi rasa nyeri antara lain: posisi, metode kangguru, larutan sukrosa, ASI, dan non-
nutritive sucking NNS.
4,19
Berikut ini merupakan rekomendasi terapi saat prosedur yang menimbulkan nyeri dilakukan tabel 2.4.:
Tabel 2.4. Tabel rekomendasi prosedur terapi untuk mengurangi nyeri
2
PROSEDUR TERAPI
Heel lance sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, metode kangguru, lancet
Punksi vena sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, facilitated tucking, farmakologi EMLA
Punksi arteri sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, facilitated tucking, farmakologi EMLA,
lidokain Punksi lumbal
sukrosa dengan NNS, farmakologi EMLA dan lidokain Intubasi
farmakologiopioid, sedasi, pelumpuh otot, lidokain topikal Injeksi
hindari injeksi subkutan dan intramuskular, sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, farmakologi EMLA
Chest tube sukrosa dengan NNS, farmakologi lidokain subkutan, opioid
Kateter umbilikus sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, facilitated tucking
Central line sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, facilitated tucking, farmakologi EMLA,
lidokain subkutan, opioid Suction
endotrakel sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, facilitated tucking, farmakologi opioid
Pipa nasogaster sukrosa dengan NNS, dibedung, containment, facilitated tucking
Sirkumsisi sukrosa dengan NNS, farmakologi EMLA, lidokain
Periksa mata sukrosa dengan NNS, farmakologi anastesi lokal
Universitas Sumatera Utara
2.5. Air Susu Ibu ASI