Rumusan masalah Hipotesis Tujuan Manfaat Fisiologi Nyeri

Pada penelitian lain yang meneliti 40 bayi kurang bulan membandingkan efek pemberian glukosa dengan kempeng untuk analgesik bayi baru lahir dihasilkan 30 glukosa oral lebih efektif. Nyeri akan menimbulkan respon fisiologis, perilaku, dan biokimia. 11 5 Hal ini menjadi dasar penilaian nyeri skala nyeri pada neonatus. Sebuah systematic review menemukan 17 skala nyeri namun hanya 11 yang dipublikasikan. Pemilihan skala nyeri berdasarkan validitas, realibilitas, kegunaan klinis dan kemampuan pada saat penggunaan. Skala nyeri pada bayi baru lahir cukup bulan ataupun kurang bulan yang paling banyak digunakan yaitu Premature Infant Pain Profile PIPP.

1.2. Rumusan masalah

1 Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Metode non-farmakologi manakah yang paling efektif sebagai efek analgesik pada bayi baru lahir saat dilakukan prosedur invasif minor antara pemberian ASI dengan NNS?

1.3. Hipotesis

Rerata skala nyeri PIPP dan lamanya tangisan berbeda antara yang diberi ASI dan NNS saat dilakukan tindakan invasif minor pada bayi baru lahir. Universitas Sumatera Utara

1.4. Tujuan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membandingkan intervensi non- farmakologi mana yang paling efektif sebagai analgesik dalam tindakan invasif minor pada bayi baru lahir antara pemberian ASI dengan NNS. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perubahan skala nyeri PIPP pada bayi baru lahir saat dilakukan tindakan prosedur invasif minor untuk setiap kelompok metode.

1.5. Manfaat

1. Di bidang pengembangan penelitian: sebagai landasan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. 2. Di bidang akademikilmiah : meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang perinatologi tentang metode mana yang lebih efektif untuk analgesik pada prosedur pengambilan darah tumit pada bayi baru lahir antara pemberian ASI dengan NNS. 3. Di bidang pelayanan kesehatan: meningkatkan pelayanan kesehatan baik itu perawat dan dokter agar metode yang lebih efektif dapat digunakan dalam praktek sehari-hari antara pemberian ASI dan NNS. Universitas Sumatera Utara BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fisiologi Nyeri

Guide to Physical Therapist Practice menyatakan nyeri adalah sensasi yang mengganggu yang disebabkan penderitaan atau sakit. 3 Sejak awal tahun 1980, pemahaman fetus dan bayi baru lahir dapat merasakan nyeri meningkat. Nyeri pada bayi baru lahir merupakan suatu hal komplek yang berasal dari perbedaan sumber dan tipe nyeri yang mempengaruhi berbagai reseptor dan mekanisme yang berhubungan dengan sistem syaraf. Pada usia gestasi 20 sampai 24 minggu jumlah dan tipe nosiseptor perifer telah sama dengan dewasa sehingga densitas nosiseptor bayi per satuan luas kulit lebih tinggi dibanding dewasa. Mielinisasi yang belum sempurna baik pada serat saraf A delta dan C di perifer maupun saraf spinalis pernah diajukan sebagai dasar pendapat bahwa neonatus tidak merasakan nyeri. Namun pada orang dewasa impuls nyeri juga paling banyak dibawa oleh serat C yang tidak bermielin dan serat A yang bermielin tipis. 5 12 Mielinisasi dan maturasi susunan saraf dapat dilihat pada gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Skema diagram perkembangan persepsi sensori kulit, mielinisasi jalur nyeri, maturasi neokorteks dan pola EEG pada fetus dan neonatus Setelah suatu stimulus nyeri, impuls dari serabut saraf aferen akan diteruskan ke korda spinalis yang dapat menyebabkan spasme otot sehingga timbul withdrawal reflex. 7 12 Sensitisasi sentral dapat terjadi pada korda spinalis imatur. 7,12 Stimulasi reseptor N-methyl D-aspartate NMDA akan meningkatkan eksitabilitas neuron di sekitarnya wind-up phenomena. 1,7,12 Hal ini akan menyebabkan bayi mengalami penurunan ambang nyeri hiperalgesia dan peningkatan respons nyeri jaringan sekitar alodynia. Pada daerah yang mengalami nyeri terjadi pertumbuhan jumlah saraf sensoris baru hiperinervasi. Hiperinervasi akan lebih nyata dan lebih lama bila terjadi pada periode perkembangan awal dibandingkan apabila terjadi pada usia yang lebih dewasa. Bayi baru lahir telah mampu mensekresi katekolamin dan kortisol pada keadaan stres. Peningkatan kadar kortisol setelah suatu stimulus nyeri juga 12 Universitas Sumatera Utara terlihat di saliva. Bahkan janin dalam kandungan yang mengalami prosedur invasif menunjukkan peningkatan kadar kortisol dan beta-endorfin. Perubahan fisiologi dan biokimia yang terjadi memungkinkan respon nyeri diukur secara obyektif.

2.2. Dampak nyeri pada bayi baru lahir