terlihat di saliva. Bahkan janin dalam kandungan yang mengalami prosedur
invasif menunjukkan peningkatan kadar kortisol dan beta-endorfin. Perubahan fisiologi dan biokimia yang terjadi memungkinkan respon nyeri
diukur secara obyektif.
2.2. Dampak nyeri pada bayi baru lahir
7
Beberapa tahun yang lalu dipercaya bahwa bayi tidak merasa sakit karena sistem syaraf mereka yang belum sempurna.
4
Tabel 2.1. Respon nyeri pada bayi
Bayi baru lahir dapat menunjukkan nyeri secara non verbal. Hal ini terlihat pada tabel berikut:
Perubahan fisiologis
4
Perubahan perilaku Perubahan Biokimia
Peningkatan: Denyut jantung
Tekanan darah Pernafasan
Konsumsi oksgen Mean airway pressure
Kekuatan otot Tekanan intrakranial
Perubahan autonom Midriasis
Berkeringat Merona
Pucat Perubahan ekspresi wajah
Meringis Screwing up of eyes
Nasal flaring Lekuk nasolabial yang
dalam Lidah membelok
Pipi bergetar Pergerakan tubuh
Jari mengepal Trashing of limbs
Arching of back Mengangkat kepala
Peningkatan sekresi Kortisol
Katekolamin Glukagon
Hormon pertumbuhan Renin
Aldosteron Hormon antidiuretik
Penurunan sekresi: Insulin
Ekspresi wajah merupakan suatu parameter yang paling sensitif untuk menyatakan nyeri. Penelitian menunjukkan bahwa ekspresi ini dapat dibaca
bahkan oleh orang awam. Ekspresi wajah yang diperlihatkan bayi yang mengalami nyeri yaitu kerutan di dahi dan di antara alis, mata terpejam rapat,
lipatan naso-labial menjadi lebih dalam, bibir terbuka, mulut terbuka, mulut
Universitas Sumatera Utara
tertarik secara horizontal dan vertikal, lidah terjulur kaku taut tounge, pipi bergetar chin quiver.
7,12
Ekspresi ini dipengaruhi oleh usia gestasi dan keadaan bayi saat stimulus nyeri diberikan. Perubahan ekspresi wajah segera terlihat apabila
sebelumnya bayi berada dalam keadaan tenang dan waspada, dan menjadi kurang jelas apabila bayi sedang tidur tenang.
Satu penelitian menyatakan bahwa ekspresi wajah bayi perempuan lebih nyata dibandingkan laki-laki
walaupun hasil pengukuran skala nyeri multi-dimensionalnya tidak berbeda.
12
Ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi dan respon nyeri pada bayi baru lahir antara lain: usia gestasi, jenis kelamin, kesadaran, jenis
stimulus, status kesehatan, jenis kelahiran, berat penyakit, dan sebagainya.
1,4
Suatu penelitian tahun 1994 menyatakan bahwa bayi yang lahir kurang bulan menunjukkan respon terhadap nyeri lebih sedikit dibandingkan
dengan bayi yang cukup bulan. Bayi dengan tahapan tidur dalam akan kurang menunjukkan ekspresi wajah dibandingkan bayi yang sadar saat
prosedur invasif minor.
13
Universitas Sumatera Utara
2.3. Skala nyeri