Triwulan III 2009
59
Pada tahun anggaran 2009, Anggaran Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Bali mencapai sebesar Rp 1,41 triliun meningkat 1,51 dibandingkan dengan anggaran
pendapatan tahun sebelumnya. Realisasi Pendapatan Daerah sampai dengan triwulan dua mencapai 53,42. Sementara itu, Anggaran Belanja Daerah pada tahun ini tercatat sebesar
Rp 1,64 triliun menurun 1,15 dibandingkan anggaran belanja sebelumnya. Realisasi Belanja Daerah sampai dengan triwulan 2 mencapai 32,15. Hal ini menunjukkan realisasi
belanja daerah masih belum maksimal dan lebih rendah daripada realisasi pendapatannya.
5.1. REALISASI PENDAPATAN Anggaran Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali Pemprov pada tahun 2009
mencapai sebesar Rp 1,41 triliun bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Perimbangan yang masing-masing memberikan kontribusi sebesar 60,38
dan 39,5. Realisasi pendapatan daerah sampai dengan triwulan II – 2009 mencapai 53,42. Realisasi pendapatan daerah pada triwulan II – 2009 mencapai Rp0,75
triliun atau 53,42 sebagian besar disumbangkan oleh pajak daerah sebesar Rp0,45 triliun realisasinya mencapai 60,27. Realisasi retribusi daerah mencapai 47,37 dan hasil dari
perusahaan daerah serta pengelolaan keuangan daerah baru mencapai 2,96 dari yang diencanakan. Hal ini kemungkinan disebabkan belum banyaknya porsi keuntungan
perusahaan daerah yang disetor kepada anggaran pemerintah daerah. Porsi keuntungan perusahaan daerah kemungkinan baru akan disetor kepada pemerintah provinsi setelah
tengah tahun anggaran. Sementara untuk dana perimbangan sudah terealisasikan 48,59 atau Rp0,27 triliun dari Rp0,56 triliun yang dianggarkan.
Sebagian besar dana perimbangan yang sudah terealisasikan adalah Dana Alokasi Umum DAU dengan realisasi mencapai
Rp0,24 triliun atau 52,55 dari yang direncanakan. Sementara bagi hasil pajak dan bukan pajak sudah direalisasikan sebesar Rp24,24 miliar atau 27,82 dari yang direncanakan.
Komposisi realisasi anggaran pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan pemerintah daerah masih bertumpu pada pajak daerah dan retribusi daerah. Pengelolaan
keuangan daerah sebagai alternatif perolehan pendapatan yang tidak membebani masyarakat belum dapat dioptimalkan sampai dengan triwulan II-2009. Diharapkan
Keuangan Daerah Keuangan Daerah
Keuangan Daerah Keuangan Daerah
Bab Bab
Bab Bab 5
5 5
5
Triwulan III 2009
60
realisasi pendapatan setelah lewat tengah tahun dapat meningkat khususnya untuk pendapatan selain pajak dan retribusi daerah.
5.2 REALISASI BELANJA Anggaran belanja daerah mencapai 1,64 triliun rupiah lebih besar daripada
anggaran pendapatan daerah. Anggaran belanja tahun anggaran 2009 menurun - 1,15 dibandingkan anggaran periode sebelumnya. Realisasi belanja daerah masih
dibawah realisasi pendapatan yaitu hanya sebesar Rp0,53 triliun atau 32,15 dari yang direncanakan. Realisasi belanja daerah terbesar adalah belanja pegawai mencapai
Rp0,43 triliun atau 89,94 dari yang direncanakan. Sayangnya realisasi anggaran belanja modal sampai dengan triwulan II – 2009 masih jauh dari optimal yaitu hanya 10,18 atau
Rp15 miliar dari Rp157 miliar yang direncanakan. Hal ini menunjukkan realisasi anggaran sampai dengan triwulan II – 2009 masih digerakkan oleh anggaran-anggaran yang sifatnya
rutin. Hasil wawancara dengan pengelola dan pelaksana APBD menunjukkan bahwa beberapa hambatan realisasi belanja pemerintah daerah khususnya belanja modal adalah
masalah hukum dan administrasi. Beberapa peraturan yang belum tersosialisasi dengan baik oleh petugas pelaksana menjadi hambatan sementara masih kurangnya realisasi
belanja pemerintah daerah. Selain itu, masih sedikitnya petugas pelaksana proyek yang bersedia merealisasikan proyek pemerintah daerah juga menjadi faktor penghambat
realisasi anggaran belanja. Namun demikian, hambatan ini akan segera teratasi seiring dengan komitmen pemerintah daerah meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk
mempercepat realisasi anggaran sehingga dana dapat segera diinjeksikan pada perekonomian daerah.
5.3. REALISASI PEMBIAYAAN