Triwulan III 2009
34
Tabel 2.1 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang
No. Kelompok Barang
III-2009 Juli
Agust Sep
1 Bahan Makanan
0.74 2.04
2.11 2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0.26
0.98 0.69
3 Perumahan, Air, Lisrik, Gas, dan Bahan Bakar
-0.02 0.84
0.85 4
Sandang 0.01
0.29 0.6
5 Kesehatan
0.65 -0.2
0.17 6
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 1.45
-4.14 0.24
7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
0.26 -0.01
0.18
UMUM 0.38
0.5 0.88
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Pada bulan September terjadi inflasi tertinggi sepanjang triwulan III-2009, yakni sebesar 0,88 m-t-m. Tingginya tekanan inflasi pada bulan September sangat
dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dengan adanya kegiatan perayaan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 21-22 September 2009 serta persiapan hari raya Galungan.
Inflasi terutama berasal dari kelompok bahan makanan dengan inflasi sebesar 2,11 yang dipicu oleh peningkatan harga pada komoditas cabe merah, bawang putih, dan kangkung.
Selain ditekan dari kelompok bahan makanan, inflasi juga turut ditekan dari kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar dengan inflasi 0,85 yang dipicu oleh
peningkatan harga pada komoditas bahan bakar rumah tangga. Proses konversi minyak tanah menjadi elpiji yang belum tercapai seluruhnya, serta isu kenaikan harga elpiji 12 kg
menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan harga bahan bakar, dan menjadi pendorong tingginya inflasi di bulan September.
2.3. INFLASI TAHUNAN Y-O-Y
Inflasi Kota Denpasar pada triwulan III-2009 secara tahunan mengalami tren menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi tahunan Kota Denpasar sebesar 4,39 y-
o-y, lebih rendah dari inflasi triwulan II-2009 yang sebesar 5.80 y-o-y. Namun lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang mencapai 2,83 y-o-y. Tekanan harga terbesar pada
triwulan III-2009 terjadi pada kelompok kesehatan dan bahan makanan. Sedangkan penurunan harga dialami oleh komoditas yang termasuk ke dalam kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangan. Dari grafik di bawah ini dapat dilihat bahwa kecenderungan inflasi Denpasar selalu lebih
Triwulan III 2009
35
rendah bila dibandingan dengan inflasi Nasional, namun semenjak bulan Maret 2009 inflasi Kota Denpasar selalu berada diatas inflasi Nasional.
Grafik 2.5 Inflasi Tahunan Denpasar dan Nasional Grafik 2.5 Inflasi Tahunan Denpasar dan Nasional
Grafik 2.5 Inflasi Tahunan Denpasar dan Nasional Grafik 2.5 Inflasi Tahunan Denpasar dan Nasional
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
Ja n
Fe b
M a
r A
p r
M a
y Ju
n Ju
l A
u g
S e
p O
ct N
o v
D e
c Ja
n Fe
b M
a r
A p
r M
a y
Ju n
Ju l
A u
g S
e p
O ct
N o
v D
e c
Ja n
Fe b
M a
r A
p r
M a
y Ju
n Ju
l A
u g
S e
p 2007
2008 2009
Denpas ar Nas ional
Berdasarkan kelompok barang, hampir seluruh kelompok barang mengalami inflasi kecuali yang termasuk kedalam kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami
deflasi sebesar 4,68 y-o-y. Tekanan inflasi tertinggi pada triwulan III-2009 berasal dari kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar 19,20 y-o-y, diikuti dengan kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan inflasi mencapai 8,63 y-o-y.
Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang
No. Kelompok Barang
I-2009 II-2009
III-2009 Inflasi
Inflasi Inflasi
1 Bahan Makanan
16,03 8,33
9,61 2
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, Tembakau 11,00
12,52 8,63
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan Bakar
6,52 6,26
5,13 4
Sandang 6,22
4,81 3,59
5 Kesehatan
19,02 18,82
19,39 6
Pendidikan, Rekreasi, Olahraga 7,14
6,19 -1,81
7 Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
2,73 -4,17
-5,15 UMUM
8,93 5,80
4,39
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Triwulan III 2009
36
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
Triwulan III 2009
37
Kinerja keuangan perbankan di Bali pada triwulan III 2009 menunjukkan terjadinya peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Indikator utama kinerja
perbankan yang sempat melambat pada triwulan II 2009, kembali meningkat pada triwulan III 2009. Aset perbankan secara tahunan tumbuh 19,14 meningkat dibandingkan
pertumbuhan pada triwulan II 2009 sebesar 18,15. Seiring dengan peningkatan aset, dana pihak ketiga DPK juga mengalami peningkatan dengan arah yang sama sedangkan
kredit kembali mengalami pelambatan. Secara umum peningkatan aset diperkirakan sebagai dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan,
sedangkan pelambatan kredit diperkirakan sebagai akibat masih lambatannya sektor riil dan penilaian perbankan terhadap risiko usaha yang masih dianggap tinggi. Seiring dengan
pelambatan pada ekspansi kredit dan sektor riil, rasio kredit bermasalah NPL sampai dengan triwulan III 2009 juga mengalami peningkatan pada kisaran 3,05. Walaupun
ekspansi kredit melambat namun fungsi intermediasi bank masih berjalan cukup baik ditunjukkan dengan rasio kredit dibandikan dana LDR yang berada pada kisaran 58,39.
3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 3.1.1. Perkembangan Aset Bank Umum