Investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB pada triwulan III-2009 diperkirakan

Triwulan III 2009 22 Sumber: Bank Indonesia Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Data prompt indicator lainnya yang mempengaruhi konsumsi adalah Nilai Tukar Petani NTP. NTP pada Agustus 2009 tercatat sebesar 102,93, lebih tinggi dibanding NTP Desember 2008 yang mencapai 102,05. Ini menunjukkan bahwa masyarakat di pedesaan masih memiliki daya beli yang cukup baik. Sumber: BPS, diolah Sumber: PT Asaparis

1.2.2. Investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB pada triwulan III-2009 diperkirakan

tumbuh sebesar 8,45, meningkat dibanding triwulan II-2009 yang tumbuh 5,92. Hal ini menunjukkan bahwa perlambatan perekonomian yang mendorong perlambatan investasi berangsur-angsur mulai berakhir. Namun beberapa data prompt indicator belum mengindikasikan peningkatan produksi. Seperti yang ditunjukkan oleh data konsumsi semen yang masih mengalami perlambatan di triwulan III-2009. Data statistik impor juga belum mengindikasikan adanya pertumbuhan impor barang modal. Grafik 1.23. Konsumsi Semen 100000 200000 300000 400000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 2009 To n -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Ko nsumsi Semen g y-o -y - axis kanan 4 8 12 16 20 24 28 32 36 3500 7000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 2009 miliar Rp Grafik 1.22. Kredit Konsumsi Nominal g y-o-y - axis kanan 40 80 120 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 2007 2008 2009 Grafik 1.24. Nilai Tukar Petani NTP Grafik 1.25. Penjualan Motor 1000 2000 3000 4000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 2009 Unit -80 -40 40 80 y-o -y Unit g Penjualan M o t o r Triwulan III 2009 23 Sumber: Asosiasi Semen Indonesia Sumber: Bank Indonesia Sementara itu data prompt indicator lain berupa kredit investasi pada triwulan III- 2009 t yang mencapai Rp 2,8 triliun yang mengalami peningkatan 17,37 dibandingkan outstanding kredit di triwulan III-2008. Hal ini menunjukkan bahwa dunia investasi sudah mulai bergerak sembali setelah sebelumnya turun cukup tinggi semenjak triwulan I-2009. ` Sumber: Bank Indonesia 1.2.3. Ekspor Impor Nilai tambah ekspor dari Bali pada triwulan III-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 12,93, menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,13. Pertumbuhan ekspor pada triwulan III-2009 terutama berasal dari pertumbuhan ekspor produk-produk pertanian yang tumbuh mencapai 5,7 dibandingkan realisasi ekspor produk pertanian pada triwulan yang sama tahun lalu. Nilai ekspor produk pertanian pada triwulan III-2009 mencapai 22,1 juta dolar Amerika. Sementara ekspor produk manufaktur mengalami kontaksi sebesar 43,7 y-o-y dengan realisasi ekspor sebesar Grafik 1.27 Impor Barang Modal 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 2009 ribu USD Impo r B arang M od al Grafik 1.26. Konsumsi Semen 100000 200000 300000 400000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 2009 To n -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Ko nsumsi Semen g y-o -y - axis kanan -5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 500 1000 1500 2000 2500 3000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2006 2007 2008 2009 miliar Rp Grafik 1.28. Kredit Investasi Nominal g y-o-y - axis kanan Triwulan III 2009 24 70,2 juta dolar Amerika. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor didominasi oleh produk- produk barang primer dan memiliki kandungan impor import content rendah. Berdasarkan komoditinya, dapat dilihat bahwa komoditi ikan dan udang masih tumbuh di triwulan III-2009. Sementara komoditas-komoditas lain seperti kayu, pakaian jadi, perhiasan, dan perabot rumah justru mengalami kontraksi. Stabilnya cuaca selama triwulan III-2009 mendukung proses penangkapan ikan. Isu badai El-Nino yang sempat muncul di pertengahan triwulan III 2009 relatif tidak berdampak terhadap perairan Bali, sehingga mendukung aktivitas penangkapan ikan di laut lepas. Sementara itu, informasi dari dunia usaha yang diperolah melalui Survei Kegiatan Dunia Usaha dan Survei Liasson, terungkap bahwa permintaan terhadap produk ekspor unggulan Bali seperti tekstil dan produk tekstil TPT atau garmen dipekirakan mengalami penurunan 15-20. Daya beli yang lemah di negara tujuan ekspor, sebagai imbas dari krisis keuangan menjadi determinan turunnya volume dan nilai ekspor produk TPT tersebut. Pasar ekspor produk garmen yang lesu tidak hanya terjadi di pasar Amerika Serikat tapi juga di pasar Eropa seperti Rusia dan Perancis. Mengatasi hal tersebut eksportir berupaya mengalihkan pasar ke dalam negeri dan mencari pasar baru seperti Australia dan Afrika Selatan. Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia Grafik 1.30. Perkembangan Volume Ekspor -80 -60 -40 -20 20 40 60 80 100 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 2007 2008 2009 y-o -y g Pert anian g M anuf akt ur Grafik 1.29. Perkembangan Nilai Ekspor Bali 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2Q3 2006 2007 2008 2009 juta USD -15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 y-o -y Ekspo r g Eksp o r - axis kanan Triwulan III 2009 25 Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia Sementara itu, nilai tambah impor Bali pada triwulan III-2009 diperkirakan tumbuh sebesar 6,39, sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 10,73. Krisis keuangan global yang turut berimbas pada peningkatan nilai tukar mengakibatkan turunnya pertumbuhan impor di triwulan III. Impor pada triwulan III 2009 didominasi oleh produk manufaktur dengan pangsa 89,8, sementara produk pertanian hanya memiliki pangsa 10,2. Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia Grafik 1.31. Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditi Utama Bali -100 -50 50 100 150 200 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 2007 2008 2009 y-o -y 03 - Ik an dan Udang 44 - Kay u, Bar ang dar i Kay u 62 - Pak aian J adi Buk an Rajut an 71 - Per hiasan Per mat a 94 - Per abot , Pener angan Rumah Grafik 1.32. Komposisi Ekspor Bali Triwulan III-2009 Pertanian, 32 Manufaktur, 68 Grafik 1.33. Perkembangan Nilai Impor Bali 20 40 60 80 100 120 140 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2Q3 2006 2007 2008 2009 juta USD -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 150.0 200.0 250.0 300.0 y-o -y Ekspo r gEksp or - axis kanan Grafik 1.34. Komposisi Impor Bali Triwulan III-2009 Manufaktur , 90 Pertanian, 10 Triwulan III 2009 26 BOKS A. BOKS A. BOKS A. BOKS A. Karakteristik Wisatawan Domestik di Bali Bali sebagai pusat kunjungan wisatawan asing wisman ke Indonesia terus berupaya meningkatkan pelayanannya guna meningkatkan kunjungan wisman di masa depan. Sampai dengan bulan Agustus 2009 total kunjungan wisman mencapai 1,37 juta orang melebihi periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1,29 juta orang. Namun demikian, kunjungan wisatawan domestik wisdom juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Data Dinas Pariwisata Bali menunjukkan bahwa 57,1 penumpang kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan 55,9 penumpang terminal domestik Bandara Ngurah Rai adalah wisdom. Jumlah wisdom ini hampir 1,5 kali lipat dari jumlah wisman. Dengan demikian, pasar wisdom bagi destinasi wisata Bali termasuk pasar yang harus mendapat perhatian serius bagi pelaku industri wisata di Bali. Pengetahuan yang lebih luas mengenai karakteristik wisdom menjadi sangat penting untuk menentukan strategi pemasaran ke depan. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Bali mengadakan survei terhadap 3.000 responden di dua pintu utama Bali yaitu pelabuhan Gilimanuk dan Bandara Ngurah Rai. Survei ini dilaksanakan pada tahun 2008. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar wisdom berasal dari provinsi utama di Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan sebagian besar wisdom di Bali berasal dari provinsi yang relatif dekat dan relatif lebih kaya daripada provinsi lainnya. Bahkan angka kunjungan wisdom dari NTB yang juga relatif dekat juga tidak banyak. Wisdom asal Jawa Timur juga melebihi wisdom asal Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Grafik 1 5 10 15 20 25 30 Share Jakarta Jaw a Barat Jaw a Tengah Jaw a Timur Sumatera Kalimantan Sulaw esi NTT NTB Lainnya Provinsi Asal Wisatawan Domestik ke Bali 2008 Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali Sebagian besar wisdom tidak menggunakan paket tour 66,2 dan sebagian besar mengunjungi Bali bersama teman 49,2. Informasi mengenai Bali sebagian besar diperoleh dari temanrelasi ataupun media elektronik. Peran agen perjalanan dalam memberikan informasi kepada wisdom tidaklah besar atau hanya 11 dari total wisdom yang mengunjungi Bali. Sebagian besar agen perjalanan lebih berkonsentrasi dalam menggarap pasar wisman. Proporsi wisdom yang sebagian besar mahasiswa dan pelajar menyebabkan tidak banyak wisdom yang memanfaatkan jasa agen perjalanan. Sebagian besar dari mahasiswa maupun pelajar lebih senang melakukan kunjungan berdasarkan informasi dari rekan-rekan yang pernah mengunjungi Bali sebelumnya. Oleh karena sebagian besar wisdom tidak menggunakan paket tour, banyak wisdom yang memanfaatkan berbagai moda transportasi di Bali untuk mengunjungi berbagai lokasi wisata di Bali salah satunya adalah mobil sewaan. Lebih dari separuh wisdom yang diwawancarai menggunakan mobil sewaan sebagai moda transportasi utama selama mengunjungi daerah wisata di Bali. Triwulan III 2009 27 Grafik 2. Sumber Informasi Wisnus temanrelasi 40 agen perjalanan 11 media elektronik 34 media cetak 12 lainnya 3 Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali Banyaknya wisdom yang menggunakan mobil sewaan mendorong perkembangan usaha penyewaan kendaraan. Proses sewa kendaraan yang relatif mudah semakin menarik minat wisdom untuk menyewa kendaraan. Hasil wawancara di lapangan menunjukkan bahwa wisman yang ingin menyewa kendaraan cukup memberikan fotokopi paspor dan membayar uang sewa kendaraan sementara untuk wisdom dengan menjaminkan kartu identitas seperti kartu tanda penduduk KTP dan membayar uang sewa. Meskipun memiliki porsi yang cukup besar, konsumsi wisdom masih kalah jauh apabila dibandingkan konsumsi wisman. Konsumsi wisman rata-rata per harinya hanya sebesar Rp 354.000,00 jauh lebih sedikit dibandingkan pengeluaran wisman yang secara rata-rata mencapai Rp 1.365.280 per hari. Konsumsi wisdom ini hanya 20,1 dari total konsumsi wisatawan di Bali. Perbedaan konsumsi ini menyebabkan banyak pengusaha yang mengabaikan wisdom dalam memasarkan produknya. Sebagai contoh, pelayanan restoran di daerah wisata utama seperti Legian Kuta seringkali tidak ramah terhadap wisdom. Hal ini patut disayangkan sebab pasar wisdom relatif stabil dan tidak sensitif terhadap isu-isu global seperti terorisme dan krisis keuangan global. Wisdom juga menjadi jaring pengaman bagi pelaku industri wisata di Bali apabila terjadi penurunan angka kunjungan wisman khususnya pada low season. 59.6 40.4 20.6 79.4 Jumlah Konsumsi Perbandingan wisman dan wisdom wisman wisdom Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali Triwulan III 2009 28 BOKS B. Kondisi Dunia Usaha Pada Masa Krisis Keuangan Global Krisis keuangan global yang bermula dari krisis perumahan di Amerika Serikat menyebabkan terganggunya perekonomian di banyak negara termasuk Indonesia. Episentrum krisis global yang berada di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat menyebabkan permintaan barang ekspor Indonesia menurun sehingga mengganggu seluruh aktivitas usaha yang terkait dengan komoditas berorientasi ekspor. Survei kegiatan dunia usaha SKDU yang dilakukan secara rutin oleh Bank Indonesia dapat digunakan untuk memantau perkembangan dunia usaha sekaligus perkembangan ekspektasi ekonomi dari kalangan dunia usaha guna mengantisipasi dampak krisis keuangan global pada perekonomian Bali. Krisis keuangan global diperkirakan mulai dirasakan perekonomian Indonesia pada pertengahan tahun 2008 sampai dengan awal tahun 2009. Hal ini dikonfirmasi oleh SKDU yang menunjukkan penurunan kegiatan usaha pada akhir 2008 triwulan IV – 2008 hingga awal 2009 triwulan I – 2009. Setelah periode tersebut, kegiatan usaha terus mengalami kenaikan hingga menjelang akhir 2009 lihat Grafik .... Begitu juga dengan perkembangan harga juga menunjukkan penurunan pada akhir 2008 dan awal 2009 lihat Grafik .... G R AF IK P E R K E MB ANG AN K E G IAT AN US AHA -40 -20 20 40 60 S B T D A L A M R E A L IS A S I K E G IA TA N US A HA -14.3 19.5 29.08 13.63 5.83 21.2 32.62 -6.97 -19.14 8.93 38.31 P E R K IR A A N K E G IA TA N US A HA 3.85 13.64 23.92 41.07 27.94 27.28 26.79 28.34 8.10 29.32 19.00 26.79 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 2007 2008 2009 Sumber : Bank Indonesia Pemulihan ekonomi Bali mulai tampak setelah triwulan I – 2009. Angka saldo bersih tertimbang yang merepresentasikan kegiatan usaha terus meningkat hingga triwulan III – 2009. Peningkatan ini mendorong optimisme masyarakat akan peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali di akhir tahun 2009 yang ditunjukkan oleh perkiraan peningkatan kegiatan usaha di triwulan IV – 2009. Perekonomian Bali sangat terbantu oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara wisman yang melebihi angka kunjungan wisman tahun sebelumnya. Pada pertengahan tahun 2009, beberapa negara tujuan utama wisatawan dunia seperti India dan Thailand dianggap tidak aman bagi wisatawan dunia sehingga banyak wisatawan yang mengalihkan kunjungannya ke Indonesia. Triwulan III 2009 29 G R A F IK P E R K E MB A NG A N HA R G A J UA L 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV 2007 2008 2009 S B T D A L A M R E A L IS A S I H A R G A J UA L P E R K IR A A N H A R G A J UA L Sumber : Bank Indonesia Perkembangan dunia usaha diikuti juga dengan perkembangan harga jual. Perbaikan ekonomi mendorong peningkatan permintaan akan barang dan jasa sehingga dunia usaha meresponnya dengan kenaikan harga jual setelah sempat mencapai titik terendahnya pada triwulan I – 2009. Namun demikian, dunia usaha berencana mengurangi harga jualnya pada akhir tahun 2009 dalam bentuk potongan harga discount untuk menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru 2010. Grafik Perkembangan Penggunaan Kapasitas Terpasang dan Penggunaan Tenaga Kerja -30 -20 -10 10 20 30 40 50 60 70 80 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III 2007 2008 2009 penggunaan tenaga kerja kapasitas usaha Sumber : Bank Indonesia Perkembangan indikator lainnya seperti kapasitas terpasang dan penggunaan tenaga kerja belum menunjukkan perbaikan. Penggunaan kapasitas terpasang pada tahun 2009 cenderung menurun meski tipis. Sementara penggunaan tenaga kerja masih terus menurun meskipun angka penurunannya cenderung berkurang pada triwulan III – 2009. Hal ini menunjukkan perkembangan kegiatan dunia usaha ternyata tidak serta merta direspon dengan peningkatan penggunaan kapasitas terpasang dan penggunaan tenaga kerja. Diharapkan pada akhir tahun 2009 terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja sehingga angka pengangguran dapat ditekan dan perekonomian dapat terus meningkat. Triwulan III 2009 30 Halaman Ini Sengaja Dikosongkan Triwulan III 2009 31 Perkembangan harga barang dan jasa di Kota Denpasar pada triwulan III-2009 cenderung meningkat yang tercermin dari laju inflasi yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi triwulan III-2009 sebesar 1,77 q-t-q lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan II-2009 yang mencapai -0,61 q-t-q. Namun secara tahunan inflasi lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu mencapai 4,39 y-o-y menurun dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,80 y-o-y. Secara umum inflasi di Kota Denpasar masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional triwulan III-2009 yang mencapai 2,83 y-o-y.

2.1. KONDISI UMUM