Normalisasi Data Smoothing Grafik Riset Terkait

Langkah 1 : Kerjakan jika kondisi berhenti bernilai FALSE a. Untuk setiap vektor input x, kerjakan : • Untuk setiap j, hitung : bobot i = • Bandingkan bobot i • Untuk bobot untuk mencari bobot terkecil i terkecil, ambil lama untuk mendapatkan : baru= lama + α x i – lama 2.36 2.37 b. Perbaiki learning rate α baru =0,5 α 2.38 c. Kurangi radius ketetanggaan pada waktu-waktu tertentu, dengan cara meng-update nilai bobot i d. Tes kondisi berhenti min error atau maxepoch terpenuhi

2.4 Normalisasi Data

Dalam proses pembelajaran trainning, jaringan membutuhkan data trainning yaitu data yang di-input-kan. Pada proses yang menggunakan derajat keanggotaan yang berada pada interval 0 dan 1 maka transformasi data hendaknya dilakukan pada interval yang lebih kecil yaitu [0.1 , 0.9], untuk itu perlu dilakukan normalisasi data, agar terbentuk data yang berada diantara 0 dan 1. Salah satu rumus yang dapat digunakan dalam proses normalisasi data tersebut adalah persamaan berikut : Universitas Sumatera Utara 2.39 Dimana : : data actual yang telah dinormalisasi : nilai maksimum data actual : nilai minimum data actual a : data terkecil b : data terbesar

2.5 Smoothing Grafik

Proses smoothing grafik dilakukan untuk mendapatkan hasil grafik yang lebih baik. Proses ini dilakukan dengan mengambil titik puncak dari grafik hasil trainning yang telah terbentuk dari titik puncak grafik tersebut, kemudian akan ditarik garis linear dari titik awal dan titik akhir sehingga dapat menghasilkan grafik yang lebih baik.

2.6 Riset Terkait

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan beberapa riset terakait yang dijadikan acuan yang membuat penelitian berjalan lancar. Adapun riset-riset terkait tersebut adalah : Tabel 2.2. Riset terkait No Judul Riset Nama Peneliti Dan Tahun Metode Yang Digunakan Hasil Penelitian 1. Induction of fuzzy rules and membership functions from trainning examples Hong, Tzung- Pei. dan Lee, Chai-Ying. 1996 Trainning examples Metode Trainning Examples untuk menghasilkan fuzzy rules dan fungsi keanggotaan secara otomatis 2. Identification of membership functions based on fuzzy observation data Tamaki, Futoshi. Kanagawa, Akihiro. dan Ohta, Hiroshi. Fuzzy observation model Metode identifikasi fungsi keanggotaan berdasarkan frekuensi dari fuzzy set yang dipilih. Universitas Sumatera Utara 1998 Tabel 2.2. Riset terkait Lanjutan 3. Neural Networks in Materials Science. Bagis, Aytekin. 2003. Tabu search. Optimasi membership functions untuk kontroler logika fuzzy menggunakan algoritma tabu search. 4. Fuzzy Membership Function Elicitation using Plausible Neural Network. Li, Kuo-chen Li. dan Chang, Dar- jen. 2005 Plausible Neural Network. Pembangkit fungsi keanggotaan otomatis dengan atau tanpa label class berdasarkan similarity dan pengukuran likelihood sampel data. 5. Generating fuzzy membership function with self-organizing feature map Yang, Chih- Chung. dan Bose, N.K. 2006 Self- organizing feature map Pembangkit fungsi keanggotaan fuzzy otomatis menggunakan self- organizing feature map

2.7 Perbedaan Dengan Riset Yang Lain