pelanggan dan calon pelanggan. Bila ini teralisasi, maka pelanggan yang puas akan menjalin hubungan berkesinambungan dengan personil dan perusahaan yang
bersangkutan. Secara garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berkaiatan dengan tiga
hal berikut: a.
melakukan difensiasi kompetitif b.
mengelola kualitas jasa c.
mengelolah produktivitas.
C. Asuransi Takaful Dalam Islam
1. Pengertian Asuransi Secara bahasa, takaful berasal dari akar kata kafala yang artinya
menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Kata takaful merupakan bentuk mashdar dari kata :
ﻞﻓﺎﻜ – ﻞﻓﺎﻜ ﻳ - ًﻼﻓﺎﻜ
Dalam Kamus Al-Munawir dijelaskan bahwa arti kata kafala yang merupakan kata dasar dari takaful adalah : pertanggungan yang berbalasan, hal saling
menanggung. Istilah kata takaful ini merupakan istilah yang relatif baru, jika dilihat tidak
satupun ayat-ayat Al-Quran menggunakan istilah takaful ini. Bahkan dalam hadits pun, juga tidak dijumpai kata yang menggunakan istilah takaful ini.
Namun secara sistem keukhuwahan, takaful sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah.
Kata Takaful di Dalam lafaz Al-Qur’an tidak dijumpai satu ayatpun yang secara tersurat menggunakan kata ‘takafulÂ’. Demikian juga dalam hadits.
Namun demikian, terdapat sejumlah kata delapan kata dalam delapan ayat
yang menggunakan kata yang seakar dengan kata takaful, yaitu dari kata kafala. Kata-kata yang berakar dari kata kafala tersebut, secara umum
keseluruhannya mengarah pada makna memelihara, memikul resiko. Menurut bahasa kata asuransi dalam bahasa Belanda adalah “Vezekering”
yang berarti pertanggungan, sedangkan asuransi dalam bahasa Inggris yaitu berasal dari kata “Assurance” artinya jaminan.
21
Menurut istilah asuransi adalah suatu akad dimana penajaminan dengan kehendak akad tersebut, berkewajiban membayar kepada si terjamin atau
kepada orang yang mendapat laba, disyaratkan ta’min itu bagi kebaikannya, sejumlah dari harta pembayaran secara tertib atau ganti dari harta yang lain.
Ketika terjadi suatu kejadian mauppun terbuktinya suatu bahaya yang disyaratkan dalam akad. Dari pengertian menurut bahasa tersebut, maka dapat
didefinisikan bahwa asuransi adalah suatu persetujuan pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, umtuk menerima sejumlah uang premi
21
Wojowasito, dan W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Jakarta:Hasta, 1979, h. 9
sebagai ganti kerugian, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi.
22
Definisi asuransi menurut ketentuan pasal 11 butir 1 undang-undang nomor 2 tahun 1992 adalah:
“Perjanjian antara 2 pihak atau lebih, dengan nama pihak penaggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
utnuk memberikan ssuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”.
23
Setelah memperhatikan beberapa pengertian asuransi, baik dari segi bahasa maupun istilah, maka secara praktis dapat dikatakan bahwa asuransi
adalah suatu alat sosial yang mengalihkan resiko pribadi kepada semua anggota kelompoknya dengan memanfaatkan dana yang dikumpulkan bersama dari
kelompok itu untuk membayar kerugian yang dialami oleh priobadi dalam hal- hal yang sudah ditentukan.
22
Ibid, h. 16
23
Arif Djohan Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Perasuransian Di Indonesia, tahun 1992-1997, Jakarta: Harvarindo, 1998, h. 3
2. Dasar Hukum Asuransi Islam Landasan syariah Asuransi Islam sebenarnya bertumpu pada konsep azas
tolong-menolong dalam hal kebaikan dan takwa disertai rasa aman yang menjadikan semua peserta asuransi sebagai keluarga besar yang saling menjamin
dan menaggung resiko satu sama lainnya.
24
Sedangkan menurut Karnaen A. Perwataatmadja bahwa konsep asuransi islam itu berazaskan takaful yang merupakan perpaduan rasa tanggung jawab dan
persaudaraan antara peserta. Dalam hal ini peserta setujua untuk memberikan sumbangan keuangan sebagai derma tabarru karena Allah semata untuk
membantu peserta yang tertimpa musibah kematian, bencana dan sebagainya. Landasan syariah asuransi Islam, diantaranya:
a. Konsep tolong-menolong sebagaimana firmaan Allah SWT:
… اﻮ او ناوْﺪ ْاو ْﺈْا ﻰ اﻮ وﺎ ﺎ و ىﻮْ او ﺮ ْا ﻰ اﻮ وﺎ و
بﺎ ْا ﺪ ﺪ ا نإ ا ةﺪﺋﺎ ا
: 2
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya
. Al-Maidah ayat 2
24
Ibid, h.3
b. Konsep saling meridhoi, firman Allah SWT:
ﻜ ْ ْ ﻜ اﻮْ أ اﻮ آْﺄ ﺎ اﻮ اء ﺬ ا ﺎﻬ أﺎ ةرﺎ نﻮﻜ ْنأ ﺎ إ ﺎ ْﺎ ْ
ﺎ ر ْ ﻜ نﺎآ ا نإ ْ ﻜ ْأ اﻮ ْ ﺎ و ْ ﻜْ ضاﺮ ْ ءﺎ ا
: 29
Arti: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu
. Annisa: ayat 29 c.Konsep saling memberi manfaat, firman Allah SWT: ar-Ra’ad 17
ﺎ ار اﺪ ز ْ ا ْ ﺎ ﺎهرﺪ ﺔ دْوأ ْ ﺎ ءﺎ ءﺎ ا لﺰْأ ﻚ ﺬآ ْ ﺪ ز عﺎ ْوأ ﺔ ْ ءﺎﻐ ْا رﺎ ا ْ نوﺪ ﻮ ﺎ و
ﺰ ا ﺎ ﺄ ﺎ ْاو ْا ا بﺮْﻀ سﺎ ا ْ ﺎ ﺎ أو ءﺎ هْﺬ ﺪ
لﺎ ْ ﺄْا ا بﺮْﻀ ﻚ ﺬآ ضْرﺄْا ﻜْ ﺪﺋﺮ ا
: 17
Arti : Allah telah menurunkan air hujan dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang
mengembang. Dan dari apa logam yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada pula buihnya seperti buih arus
itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan bagi yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada
harganya;
adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan. Ar-Ra’ad: ayat 17
3.Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah. Dalam menjalankan kegiatan asuransi syariah PT. Asuransi Takaful Keluarga
mempunyai bebrapa prinsipdasar yang dijadikan sebagai pedoman. Adapun prinsip dasar tersebut adalah:
a. Saling bertanggung jawab
Rasa tanggung jawab warga masyarakat terhadap warga lain merupakan factor yang mempererat rasa persatuan dan persaudaraan yang akan memperkokoh
masyarakat yang bersangkutan. Misalnya si fakir akan merasa aman karena terlindungi oleh yang kaya, yang sakit tidak akan sengsara karena mendapat
pertolongan dari yang sehat, dan sebaliknya. PT. Asuransi Takaful Keluarga juga bertanggung jawab atas amanah yang
telah dipercayakan secara penuh oleh para peserta. Dengan memiliki jiwa ketarbukaan dan keikhlasan dalam membantu apa yang menjadi kebutuhan
para peserta. b.
Sikap saling bekerjasama Kekayaan hendaklah digunakan untuk meringankan beban penderitaan atau
membantu memnuhi kebutuhan keluarga atau masyarakat yang kurang mampu, sama halnya dengan kerjasama antara peserta dalam mengatasi
kesulitan yang dihadapinya. Oleh karena itu seorang muslim harus dapat merasakan bagaimana beban
penderitaan yang menimpa saudaranya, dengan demikian akan timbul sikap saling membutuhkan antara sesama muslim.
c. Saling melindungi dan menjaga keselamatan.
Niat yang ikhlas karena Allah ikut membantu sesame yang mengalami pendeeritaan karena musibah, atau meringankan beban resiko keuangan bagi
yang mengalmi musibah, merupakan landasan awal asuransi Islam. Premi yang dibayarikan kepada perusahaan asuransi Islam harus didasarkan kepada
kerjasama dan tolong-menolong, salah satunya denga dana tabarru sedekah sesuai dengan perintah Allah dan untuk mendapatkan keridhoan.
d. Menghindari unsur-unsur gharar, maisir, dan riba
Unsur gharar, maisir, dan riba sangatlah merugikan terhadap para peserta yang ingin menginvestasikan uangnya kepada PT. Asuransi tersebut, selain itu
hal ini sangatlah dilarang dalam hukum islam seperti halnya unsur gharar yang berarti tipuan dimana didalam akad ini terjadi ketidak jelasan dengan
meliputi beberapa sesuatu yang diperoleh ada atau tidak, besar atau kecil, dan tidak diketahui berapa lama kita harus membayar.
Dalam menghindari hal semacam ini asuransi takaful menggunakan perjanjian yang bersifat takafuli yang berarti saling menaggung atau menolong diantara
peserta asuransi. Sedangkan untuk pembayaran klaim diambil dari dana tabarru yang dikumpulkan dari setiap peserta yang diniatkan untuk membantu
dan menanggung sesame peserta yang terkena musibah. Dalam asuransi takaful tidak adanya unsur maisir dimana semua dana premi
tetap menjadi kepemilikan peserta kecuali dana yang telah dimasukkan kedalam dana tabaarru atau dana bagi hasil, berbeda dengan konvensional
yang sepenuhnya memiliki dana premi dari tiap peserta yang tidak mengajukan klaim perpanjangan kontrak kembali atau mengundurkan diri.
Asuransi takaful selalu menginvestasikan dananya ke dalam pembiayaan atau proyek lainnya dalam bentuk tabarru maupun mudharabah.
Hal inilah yang membedakan antara lembaga keuangan lainnya sehingga tidak merugikan orang lain karena begitulah cara Islam mengajarkan kepada
manusia untuk saling mengasihi dan tidak untuk saling menjatuhkan, kalau hal yang demikian itu dapat berjalan dengan baik maka negara Indonesia akan
menjadi negara yang makmur, dan adil. Asuransi Syariah sudah sepatutnya dijadikan bahan untuk rujukan terhadap
asuransi lainnya, karena sebagian besar pengelolaan dananya saling menguntungkan hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah
untuk lebih mendorong dan memberikan subsidi dalam memajukan perekonomian umat selain itu masyarakat juga hendaknya menilai lebih jauh
besar sekali manfaat yang didapat dalam berasuransi secara syariah.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG