Pengaruh penghasilan nasabah terhadap plihan pembayaran premi : studi pada nasabah PT.Asuransi Takaful Keluarga

(1)

47

KELUARGA)

Oleh

MOHAMAD SUEB NIM. 103046228385

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP PILIHAN PEMBAYARAN PREMI (STUDY PADA NASABAH PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA) diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 12 juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 12 Juni 2008 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Euis Amalia, M.Ag ( ……….……… )

NIP. 150 289 264

2. Sekretaris : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag ( ………….……… ) NIP. 150 318 308

3. Pembimbing I : Ir. Agus Edi Sumanto, MM ( ……….……… )

4. Pembimbing II : Hendra Pertaminawati, M.Ag ( ……….………… ) NIP. 150 368 817

5. Penguji I :Burhanuddin Yusuf, MM ( ……….………… ) NIP. 150 203 012

6. Penguji II :Euis Amalia, M.Ag ( ……… ) NIP. 150 289 264


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

dan apakah ada implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi di perusahaan

tersebut.

Data penelitian ini menggunakan data premir dari hasil quisioner dengan nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga kemudian diolah menjadi data kuantitatif

untuk mencari pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi. Berdasarkan hasil quissioner dengan 30 nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga adalah sebagai berikut :

Χ + − =

Υ' 0,96 1,28 Keterangan:

Y= Tingkat Premi Asuransi (Dalam satuan jutaan) X= Penghasilan nasabah (Dalam satuaan jutaan)

Dari formula tersebut, mengindikasikan adanya kecenderungan meningkatnya penghasilan nasabah berdampak pada meningkatnya premi asuransi, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dari model di atas, dengan memperhatikan besarnya koefisien


(4)

determinasi (r2) sebesar 86,49 % juga dapat diartikan bahwa besar premi asuransi

yang diambil oleh nasabah masih dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diketahui penyebabnya.

Dengan adanya pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi akan mempengaruhi implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi Takaful Keluaga dalam meningkatkan pendapatan premi, antara lain:

a. Meningkatkan merek (Brand)

b. Meningkatkan proses (process)

c. Meingkatkan pangsa pasar d. Meningkatkan target produksi e. Meningkatkan penjualan (selling)

f. Meningkatkan pelayanan (service)

Dari uraian di atas, bahwa pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi ada pengaruh yang signifikan. Sehingga terjadi implikasi kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga lebih meningkatkan lagi sumber daya manusia internal guna untuk mencapai pendapatan premi yang lebih besar lagi dari calon nasabah atau nasabah asuransi.


(5)

KATA PENGANTAR

"

بسم

اللﻩ

الرحمن

الرحيم

"

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, kata itu yang pantas di ucapkan oleh penulis, karena atas rahmat dan hidayah serta inayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat di selesaikan. Selanjutnya shalawat serta salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar sekaligus menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk ilahi.

Adapun tugas skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.

2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum, Ibu. Euis Amalia, M.Ag. dan Bpk. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag. 3. Pembimbing kami, Bpk. Ir. Agus Edi Sumanto, MM . dan Ibu. Hendra

Pertaminawati, M.Ag. yang senantiasa memberikan kami waktu, kritik, saran dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Dosen Muamalat yang telah menganugerahkan beberapa materi, ilmu dan tuntutan serta budi pekertinya semasa kuliah hingga selesai skripsi ini.


(6)

5. PT Asuransi Takaful Keluarga yang telah bersedia membantu dan mendukung kami dalam melakukan penelitian ini dan kesediaan waktu yang diberikan oleh Bpk. Muchtar Ginting, AAIJ selaku pembimbing di perusahaan, serta Bpk. Rezaluddin, AAIJ yang memberikan arahkan kepada penulis.

6. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum serta Perpustakaan umum lainnya.

7. Ayahanda Supardi dan Ibunda tercinta Ismiwati yang tidak henti-hentinya mendo’akan dan memberikan pegorbanan yang tak terhitung nilainya baik moril maupun materil. Semoga semua amal ibadah kedua orang tua kami Allah SWT balas dengan surga-NYA. Amin…

8. My sister, Muhammad Shohih rajin ibadah y…Muslimatun Hasanah yang rajin belajarnya dan harus patuh kepada kedua orang tua, dan ade ku yang paling kecil moga menjadi sukses. Kalian semua adalah ade-adeku yang tercintai dan tersayang.

9. My Best Friends, Kelas Asuransi Syariah Angkatan 2003, Lana, Maul, Iis, Komeng, Yong_Q, Ulum, Vivi, Fitria, Aam, Qarib, Fuad, Adji, Sholehuddin, Ayib, Miena, Ayu, Noe2, Mala, Enur Nurjanah, Muawiyah, Ponk_Q, Ozie, Remaja dan Remaji Desa gede pangrango Cisaat Sukabumi,Terimakasih semuanya.


(7)

10.My Best Friend, di Yayasan Rumah Sehat Dr. Fahri, Bidan Ratih, Bidan Esti, mba Siti, Bpk. Andree, SE, Ibu Emma, Bpk. Aria, dan anak binaan yang ada di pulogebang yang telah banyak memberikan motivasi. Terima kasih semuanya.

11.Yayasan Rumah Zakat Indonesia yang telah memberikan kontribusi pengetikan kepada penulis, Pak Syarif, Ibu Aminah, Pak Husni, Mba Yuni, Mba Cici, Pak Suri dan teman-teman Pembina anak yatim dan dhuafa. Terima kasih semuanya yang telah memberikan semangat

12.BINKAI (Bina Kreasi) Anak Asuh Pulogadung, Ato dan Istri, Yusuf dan Istri, Murni, Lely, Andree, Bu Badriyah, orang tua anak yatim dan dhuafa serta anak binaan. Terima kasih semuanya atas do’a yang telah diberikan kepada penulis.

Demikian ucapan terimakasih yang dapat penulis berikan, semoga tugas akhir ini dapat diterima oleh semua pihak. Apabila masih terdapat kekurangan mohon diberikan masukan dan saran agar kami dapat memperbaiki kekurangan tersebut di waktu yang akan datang, kurang dan lebihnya penulis minta maaf.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Jakarta, 12 Juni 2008


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan masalah……….……….. 4

C. Tujuan dan kegunaan penelitian……….. 5

D. Metodologi penelitian………... 6

E. Sistematika penulisan……….. 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan umum tentang asuransi syari’ah 1. Pengertian asuransi syari’ah……….. 15

2. Prinsip-prinsip dasar asuransi syari’ah ………. 17

3. Hukum asuransi menurut pendapat para ulama……… 24

B. Tinjauan umum tentang penghasilan 1. Pengertian penghasilan……….. 26

2. Penghasilan adalah hak bukan pemberian sebagai hadiah……….... 26

C. Urgensi asuransi bagi perencanaan keuangan keluarga……….. 27

D. Tinjuan umum tentang premi 1. Pengertian premi……… 28


(9)

2. Mekanisme pembayaran premi………..… 30

3. Unsur-unsur premi……….……… 31

E. Tinjauan umum tentang polis 1. Pengertian polis………. 36

2. Syarat-syarat umum polis asuransi syari’ah ………. 36

3. Agar polis diterima dan dibeli peserta………... 38

F. Tinjauan umum tentang klaim 1. Pengertian klaim………..…. 39

2. Hak dan Kewajiban………...… 40

3. Prosedur pengajuan klaim……… 41

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A. Sejarah singkat berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga ………..… 44

B. Visi, Misi……… 45

C. Struktur Organisasi………. 46

D. Produk-produk Asuransi ………... 47

E. Prospek dan perkembangan……… 50

BAB IV ANALISIS PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP PILIHAN PEMBAYARAN PREMI A. Analisis strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam merebut persaingan pasar... 51


(10)

B. Mekanisme menjadi nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful

Keluarga……….. 56

C. Analisis persentase nasabah asuransi yang tinggal di wilayah Jakarta berdasarkan tingkatannya:

1. Berdasarkan tingkat pendidikan ………...……… 60 2. Berdasarkan tingkat pekerjaan………...………... 61 3. Berdasarkan tingkat penghasilan………..………. 62 D. Analisis pengaruh penghasilan nasabah terhadap tingkat premi

asuransi……….………. …. 63

E. Implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi ……… 70 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… …. 73

A. Saran………...………... …. 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

HASIL WAWANCARA

DENGAN PARA STAF PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

1. Faktor apa saja yang mempenggaruhi pasar terhadap jasa asuransi?

Jawab: Faktor yang mempergaruhi permintaan terhadap asuransi adalah

indogenous dan exogenous. Faktor indegenous termaksuk kemakmuran (wealth), tingkat penghasilan (level of income), life style, state, custom and tradition. Bahkan religious belief. Kekuatan masing-masing faktor tersebut dalam mendukung keputusan seseorang untuk ikut serta berasuransi sangat relatif dan tergantung pada lingkungan (locality), keadaan (environment) di sekitarnya. Namun demikian, tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesadaran akan kebutuhan jasmani maupun rohani masyarakat pada umumnya sudah berkembang. Di harapkan dapat memicu meningkatnya permintaan terhadap jasa asuransiyang lebih sesuai dengan kondisi ekonomi dan religi mereka.

Sedangkan faktor exogenous, yang merupakan faktor dari luar, tetapi dapat mendorong terjadinya permintaan. Faktor tersebut antara lain: produk asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga itu sendiri, mulai dari bentuk dan patas penutupan, tingkat suku premi, dan hal-hal yang spesifik dan menarik lainnya. Faktor lain misalnya: peraturan pemerintah, perpajakan atau ketentuan lain yang dapat mendorong seseorang mau ikut serta berasuransi.


(12)

Jawab: Positioning yang ditawarkan adalah PT. Asuransi Takaful Keluarga sebagai lembaga keuangan yang memberikan pelayanan yang terbaik, amanah dan professional, serta didasarkan dengan prinsip-prinsip syari’ah.

3. Bagaimana strategi PT. Asuransi takaful keluarga dalam Pemasaran produknya, agar calon nasabah menjadi nasabah asuransi?

Jawab :Strategi yang digunakan PT. Asuransi takaful keluarga menggunakan sistem, sebagai berikut:

Dalam rangka menarik nasabah, PT. Asuransi Takaful Keluarga menggunakan strategi pemasaran operasional proaktif. Dalam menjalankan strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga terlebih dahulu mengamati, mengantisipasi, dan mengevaluasi terhadap objek-objek pemasaran, personil pemasaran, serta lingkungan pemasaran. Maka, PT. Asuransi Takaful Keluarga memusatkan strategi pemasaran pada peningkatan pelayanan dan inovasi serta kualitas produk melalui sumber daya manusia yang profesional guna memaksimalkan pelayanan terhadap calon nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan ke untungan perusahaan.

4. Bagaimana etika marketing PT. Asuransi Takaful Keluarga ketika bertemu calon nasabah untuk menawarkan produk asuransi?

Jawab: adapun etika marketing PT. Asuransi Takaful Keluarga ketika bertemu calon nasabah untuk menawarkan produk asuransi, sebagai berikut:

1. Membuat janji dengan calon nasabah untuk bertemu

2. Bila bertemu calon nasabah mengucapkan salam dengan penampilan yang rapih, menarik dan sopan.


(13)

4. Menawarkan dan mempersentasikan produk asuransi dengan jelas, transparan dan tidak menutup-nutupi kekurangan produk tersebut dan tidak terlalu over promosi

5. Bila calon nasabah tidak membeli produk asuransi. Maka tetap bersikap ramah, sopan, dan mengucapkan terima kasih atas kesedian waktu yang telah diberikan

6. Bila berpisah dengan calon nasabah mengucapkan salam perpisahan. 5. Produk asuransi apa saja yang diminati nasabah berdasarkan urutan terendah

sampai tertinggi?

Jawab: Adapun Produk asuransi yang diminati nasabah berdasarkan urutan terendah sampai tertinggi, sebagai berikut:

1. Takaful dana pendidikan

2. Takafulink Mizan 3. Takafulink Alia 4. Takafulink istiqamah

PT. Asuransi Takaful Keluarga menerbitkan produk terbaru yang berbasis unit link dengan protek sedikit. Salah satunya Takafulink Mizan,Takafulink Alia, dan Takafulink istiqamah. Adapun perbedaan takafulink tersebut sebagai berikut:

1. Takafulink Mizan adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana dananya ditempatkan disaham 80% sedangkan deposito dan obligasi 20% 2. Takafulink Alia adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana

dananya ditempatkan disaham 20% sedangkan deposito dan obligasi 80% 3. Takafulink istiqamah adalah asuransi yang berbasis investasi, yang mana

dananya ditempatkan di deposito dan obligasi 100%

4. Bagaimana mekanisme calon nasabah menjadi peserta asuransi? Dan berapa lama polis asuransi diterima peserta?


(14)

1. Merketing menawarkan produk asuransi kepada calon nasabah dengan menguraikan illustrasi (gambaran) yang dibutuhkan nasabah dengan menjelaskan manfaat produk tersebut.

2. Bila calon nasabah berminat ikut serta dalam produk asuransi, maka calon nasabah wajib mengisi aplikasi atau formulir takaful keluarga. Adapun isi aplikasi atau formulir takaful keluarga sebagai berikut:

a. Data pribadi

b. Pekerjaan dan penghasilan c. Alamat

d. Data kepesertaan

e. Keterangan sehat calon peserta f. Riwayat kesehatan keluarga g. Keterangan tambahan h. Ahli waris

i. Pernyataan peserta dan petugas j. Akad

3. Calon nasabah melampirkan pas photo dan identitas diri KTP, SIM, atau passport

4. Bukti pembayaran premi pertama diserahkan ke kantor pemasaran, kemudian data di input, di otorisasi, dan diseleksi risiko oleh kantor pusat. 5. Keputusan

a. diterima

b. diterima dengan syarat mengecek ulang kesehatan secara medis dan menambah dana tabarru’nya

c. ditolak (Bila nasabah telah membayar premi pertama maka dikembalikan dengan utuh)

Adapun lama polis asuransi diterima nasabah normalnya 7 hari sampai dengan 10 hari.


(15)

5. Bagaimana loyalitas pelayanan PT. Asuransi Takaful Keluarga terhadap peserta?

Jawab: loyalitas pelayanan PT. Asuransi Takaful Keluarga terhadap peserta, sebagai berikut:

1. Kirim pesan via SMS kepada nasabah untuk menjalin silaturrahmi 2. Memberikan bulletin 3 bulan sekali kepada nasabah

3. Memberitahukan dan mengundang nasabah dalam laoncing produk asuransi baru

4. Memberitahukan dan mengundang nasabah dalam festival atau pameran tentang asuransi (pada tahun 2007 di JCC)

6. Bagaimana system pembayaran premi peserta asuransi! a. Sistem bola jemput, Berapa persen? 15%

b. Sistem transfer, Berapa persen? 50%

c. Sistem peserta datang ke perusahaan, Berapa persen? 35% terutama dikantor cabang

7. Bagaimana prospek dan perkembangan dalam penjualan produk asuransi di wilayah Jakarta?

Jawab: 3 tahun terakhir terdapat pertumbuhan produkvitas PT. Asuransi Takaful Keluarga di Jakarta rata-rata 50% s/d 150% terutama di tahun 2007 yang mencapai pertumbuhan 150% dari tahun sebelumnya.

8. Bagaimana cara PT.Asuransi Takaful Keluarga menghadapi nasabah ada yang nunggak (belum membayar ansuran asuransi) ?

Jawab ; PT.Asuransi Takaful Keluarga akan melakukan pemulihan pembayar premi nasabah yang nunggak (belum membayar ansuran asuransi), dengan cara;

1. PT.Asuransi Takaful Keluarga akan memberikan surat pemberitahuan kepada nasabah mengenai tunggakkan

2. Bila surat pemberitahuan pertama tidak ada respon. Maka PT. Asuransi Takaful Keluarga akan memberi surat lagi maksimal 3 kali


(16)

3. Bila surat pemberitahuan ketiga tidak ada respon. Maka PT.Asuransi Takaful Keluarga akan mengalihkan produknya ke produk Al-khairat. Dan jika nasabah tidak ingin meneruskan programnya dana yang telah disetorkan ke PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat diambil setelah dikurangi biaya-biaya oprasional


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehidupan manusia modern sudah sedemikian sarat dengan beragam risiko dan bahaya yang dipicu sendiri oleh kelemahan, kesalahan, kealpaan, dan ketidakpastian akan peristiwa yang akan terjadi. Manusia tidak dapat mengatasi apa yang akan ia lakukan esok hari, dan manusia pun tidak mengetahui di bumi mana ia meninggal dunia. Manusia setiap waktu dihadapkan dengan serangkaian risiko yang bisa mengancam jiwa, harta, kehormatan, agama, dan tanah airnya. Manusia juga dihadapkan beraneka ragam risiko kecelakaan, mulai dari kecelakaan transportasi, kebakaran, perampokan, hingga menimbulkan kematian. Belum juga ditambah dengan ancaman mental seperti ; kegelisahan, prilaku buruk orang-orang yang berinteraksi dengannya, ancaman globalisasi ekonomi, dan lain-lain.1

Kehidupan manusia tidak akan pernah bisa bebas dari risiko dan ketidakpastian, sebagian besar aktivitas manusia terjadi dalam keadaan penuh bahaya dan ketidakpastian. Dalam dunia bisnis, risiko tersebut dapat dialihkan

1

Husain Husain Syahatah, Asuransi dalam perseptif Syariah, (Jakarta: Amzah, 2006), Cet. 1, h. 1


(18)

sebagai suatu keadaan yang dapat menimbulkan rasa takut tertimpa rugi atau harapan mendapat laba, atau pun kedua-duanya.2

Berdasarkan segmentasi pasar, asuransi yang berbasis syari’ah secara umum di dasarkan pada ciri demografi, seperti muslim, status sosial dengan penghasilan yang berbeda-beda, posisi kerja yang baik, dan target pasar yang ingin dicapai. Namun, ditengah derasnya arus persaingan global dalam industri asuransi khususnya asuransi jiwa. Maka, perusahaan asuransi syari’ah tidak hanya menetapkan segmentasi dan target pasar pada sisi keagamaan saja. Akan tetapi, juga mengutamakan propesionalitas dan pelayanan nasabah yang memuaskan.

Cara lain untuk risiko dengan cara takaful, takaful sebagai asuransi yang memilki konsep tolong menolong dalam hal kebaikan yang sesuai dengan Al-qur’an surat Al-Maidah ayat 2 adalah;

)

ةﺪﺋﺎﻤﻟا

: 2 (

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(QS. Al-Maidah:2)

2

Muhammad Nejattullah Siddiq, Asuransi di dalam Islam, (Bandung, Pustaka,1985 ), cet. 1, h. 3


(19)

Asuransi takaful merupakan lembaga keuangan yang menjalankan operasinya berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah, dengan menghindari unsur gharar

(ketidakpastian), maisir (judi), dan riba (bunga).

Dengan mengikuti program asuransi seseorang dapat memperkecil risiko kerugian yang akan dialami, karena antara nasabah asuransi akan saling memikul risiko, sehingga antara nasabah asuransi yang lainnya menjadi penanggung yang dilandasi dengan rasa saling menolong.

Berasuransi berarti memiliki cadangan guna berjaga-jaga, jika dalam perjalanan hidup terjadi suatu musibah yang membuat penghasilan utama hilang. Misalnya akibat kematian dini. Cadangan ini dapat menyelamatkan keluarga dari suatu malapetaka ekonomi. Dengan adanya manfaat asuransi, kelangsungan penghasilan keluarga sebagai pencari nafkah tetap tejamin, uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan si anak tersedia. Pastilah keluarga yang mengalami peristiwa seperti ini akan merasakan manfaat berasuransi.3 Dengan demikian, kita dapat ketahui bahwa dengan asuransi kemungkinan untuk mendapatkan dana pada peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian terjadi lebih besar dibandingkan dengan tabungan. Hal ini disebabkan dengan adanya kewajiban membayar premi yang harus dipenuhi oleh pihak tertanggung dan akan menerima penggantian kerugian apabila terjadi resiko yang dipertanggungkan.

3

M. Arief Fuad Usman Security for life, hidup lebih nyaman dengan berasuransi, (Jakarta: PT. Elex media komputido, 2004), h. 2


(20)

Seiring dengan persaingan yang ketat di antara perusahaan asuransi salah satunya dalam hal penetapkan tarif premi, sehingga mendorong pihak manajemen perusahaan asuransi melakukan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu perusahaan. Dalam hal ini, upaya untuk menetapkan tarif premi perusahaan asuransi menyerahkan kepada aktuaris. Aktuaris adalah orang yang berpendidikan matematika, bertanggungjawab untuk data keuangan dan statistik yang mempengaruhi tarif premi asuransi jiwa.4

Suatu perusahaan asuransi akan mendapatkan laba jika pendapatan lebih besar dari pada pengeluaran. Demikian pula dengan perusahaan asuransi dimana pendapatan yang diperoleh berasal dari pembayaran premi baik secara langsung kepada perusahaan ataupun melalui perantara.

Dari uraian di atas, maka dapat dilihat pentingnya suatu perencanaan yang cermat dan objektif terhadap kegiatan penjualan produk asuransi dan segmentasi yang akan dilakukan dimana diharapkan terciptanya keinginan membeli dari calon konsumen yang tepat terhadap produk yang dijual. Maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Pengaruh Penghasilan Nasabah Terhadap Pilihan Pembayaran Premi.”(Study Pada Nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga).

B. Pembatasan dan Perumusan masalah Pembatasan masalah :

4

Didi Achdijat, Teknik Pengelolahan Asuransi Jiwa, (Jakarta: Guna darma, 1995), cet. 2, h. 75


(21)

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya penulis membatasi objek yang dikaji dalam skripsi ini, agar tidak terjadi distorsi pemahaman. Penulis membatasi hanya pada masalah pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi asuransi.

Perumusan masalah :

Bagaimana pengaruh penghasilan terhadap pilihan pembayaran premi pada nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga?

Bagaimana implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam meningkatkan pendapatan premi?

Tujuan dan kegunaan penelitian

1. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan, untuk memberikan gambaran akan penjelasan pengaruh penghasilan terhadap pilihan pembayaran premi yang diikuti oleh nasabah. Sehingga PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai:

a. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam meningkatkan premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.

b. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penghasilan terhadap pilihan pembayaran premi.


(22)

a. Menambah wawasan keilmuan tentang strategi pemasaran dan mekanisme menjadi nasabah asuransi yang terdapat pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.

b. Memberi masukan yang bermanfaat bagi lembaga asuransi dalam menentukan langkah selanjutnya kearah yang lebih baik.

Metode penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah jenis penelitian kuantitatif yaitu penulis menggambarkan permasalahan yang didasari pada data yang ada yang berupa angka-angka. Dan penulis juga menggunakan penelitian kualitatif yaitu penulis menggambarkan permasalah yang berdasarkan pada data yang ada dan bersifat teoritis. Alasan penulis memilih metode kuantitatif , karena penulis mengambil sampel dari nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga mengenai pengaruh penghasilan terhadap pilihan pembayaran premi, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk diambil kesimpulan. Dan juga penulis memilih metode kualitatif sebagai pelengkap, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk diambil kesimpulan.

Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan ada 2 jenis : a. Data Primer


(23)

Merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu pihak-pihak yang terdapat dalam perusahaan asuransi diantaranya: melibatkan nasabah asuransi dan karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh berbagai sumber seperti surat kabar, buku yang berkaitan, dan sumber lainnya

Teknik penulisan

Teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku panduan skripsi UIN Syarif Hidayatullah tahun 2007.

Objek penelitian

Penulis mengambil objek penelitian pada perusahaan PT. Asuransi Takaful Keluarga yang melibatkan karyawan dan nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga.

Populasi dan sample

Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Ridwan, Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang yang menjadi kuantitas dan

karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Sample adalah bagian dari populasi

(sebagian atau wakil populasi yang diteliti) yang diambil sebagai sumber data

5


(24)

dan dapat mewakili seluruh populasi.6 Dalam penelitian ini, sample

penelitiannya adalah nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga yang tersebar di wilayah Jakarta, dan diambil sample sebanyak 30 orang, karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana.

Untuk menganalisis, penulis menggunakan Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian bila anggota populasi dianggap homogen.7

Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah :

a. Study Keperpustakaan ( Library Research )

Pengumpulan data dari berbagai literatur yang ada seperti ; Buku sumber, Dokumen Asuransi, makalah atau artikel serta tulisan yang berhubungan dengan penelitian.

b. Study Lapangan ( field research )

6

Suharsini Arikunto, Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka cipta, 1998), h. 117

7

Ali Mauludi, Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan sosial, (Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h. 31


(25)

Merupakan riset yang dilakukan secara langsung kepada perusahaan yang menjadi objek penelitian, sehingga penulis mendapatkan data yang diperlukan sebagai informasi yang bisa digunakan untuk menganalisa permasalahan dalam penelitian instrumen yang dilakukan oleh penelitian ini, melalui ;

1) Wawancara

Melakukan wawancara langsung kepada pihak yang terkait dengan penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan.

2) Pengamatan (Observasi)

Melakukan observasi ke perusahaan untuk mengetahui kegiatan perusahaan yang bersangkutan.

Metode Analisis Data

Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini ; a. Menggunakan persamaan regresi linear

Teknik analisis regresi linear adalah teknik analisis yang digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel X (penghasilan) dan variabel Y (pilihan pembayaran premi) dimana digunakan pendekatan metode causal

atau sebab akibat. Dalam statistik fungsi persamaan tersebut seperti dijabarkan sebagai berikut :


(26)

Χ + =a b Yˆ

Dimana :

=

Yˆ Penghasilan

=

Χ Pilihan pembayaran premi =

a Intersep ( pintasan ) bila mana X=0 =

b Koefisien arah atau slope dari garis regresi dalam hal ini a dan b disebut regresi Linear

b. Menggunakan koefisien korelasi

Teknik analisis koefisien korelasi adalah teknik menganalisis yang digunakan untuk mencari hubungan atau pengaruh antara variabel X (penghasilan) dan variabel Y (pilihan pembayaran premi) dimana digunakan pendekatan metode produt moment. Dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

(

) (

)( )

( )

(

)

(

)

( )

(

)

( )

[

2 2 2 2

]

− − − = Y Y n X X n Y X XY n r

Arti dari koefisien korelasi (r) sebagai berikut;

1) Bila 0,90 < r < 1,00 atau –1,00 < r < -0,90 Artinya: Hubungan yang sangat kuat

2) Bila 0,70 < r < 0,90 atau –0,90 < r < -0,70 Artinya: Hubungan yang kuat


(27)

3) Bila 0,50 < r < 0,70 atau –0,70 < r < -0,50 Artinya: Hubungan yang moderat

4) Bila 0,30 < r < 0,50 atau –0,50 < r < -0,30 Artinya: Hubungan yang lemah

5) Bila 0,0 < r < 0,30 atau –0,30 < r < -0,0 Artinya: Hubungan yang sangat lemah8

c. Menggunakan uji koefisien determinasi

Uji koefisien Determinasi ditunjukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variable independent (penghasilan) menjelaskan variable

dependen (pilihan pembayaran premi) dalam persentase. Dengan rumus sebagai berikut:

% 100

2 X r KD = Dimana:

KD = koefisien determinasi =

2

r koefisien korelasi

d. Pengujian hipotesis dengan menggunakan t-Student

Dalam pengujian hipotesis kita akan menghadapi sekumpulan sample, dan kesimpulan analisis sample tesebut akan kita tarik dalam kesimpulan umum yang merupakan kesimpulan populasi. Dengan demikian, maka

sample yang kita ambil haruslah representatif untuk populasi (benar-benar

8

Boediono, Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 184-185


(28)

mewakili populasi). Setiap problem yang akan dipecahakan selalu mengandung dua jawaban yaitu; menghadapi dua macam hipotesis.

Hipotesis yang akan kita hadapi adalah ;

1) H (Hipotesis nol) 0 yang memprediksi bahwa independent variabel (treatment) atau variabel bebas tidak mempunyai efek pada dependent

variabel atau variabel terikat dalam populasi. H0juga memprediksi tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya. 2) H1(Hipotesis alternative) yang memprediksi bahwa independent

variabel (treatment) atau variabel bebas mempunyai efek pada

dependent variabel dalam populasi. H1juga memprediksi adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya.

Jadi, untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan t-Student

adalah menyusun hipotesis matematis yang bentuknya sebagai berikut; H0 :β =0

H1:β ≠0

Hipotesis matematis di atas dapat di verbalkan menjadi;

0

H : Rata-rata skor/nilai populasi pertama tidak berbeda secara


(29)

H1: Rata-rata skor/nilai populasi pertama berbeda secara signifikan dengan rata-rata skor/nilai populasi ke dua.9

Sistematika penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian singkat secara garis besar mengenai pokok yang dibahas guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan antara suatu bab dengan bab yang lain, adapun uraian dalam tiap bab adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan: Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan: Tinjauan umum tentang asuransi syari’ah yaitu; pengertian asuransi syari’ah, prinsip-prinsip dasar asuransi syari’ah, hukum asuransi menurut pendapat para ulama.

Tinjaun umum tentang penghasilan yaitu: Pengertian penghasilan, penghasilan adalah hak bukan pemberian sebagai hadiah.

Urgensi asuransi bagi perencanaan keuangan keluarga

Tinjuan umum tentang premi yaitu: Pengertian premi, Mekanisme pembayaran premi, unsur-unsur premi.

9


(30)

Tinjauan umum tentang polis: pengertian polis, syarat-syarat umum polis asuransi syari’ah, agar polis diterima dan dibeli nasabah.

Tinjauan umum tentang klaim yaitu: Pengertian klaim, Hak dan Kewajiban, prosedur pengajuan klaim.

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA Bab ini menguraikan: Sejarah singkat berdirinya PT. Asuransi Takaful Keluarga, Visi, misi, struktur organisasi, produk-produk asuransi, prospek dan perkembangan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP PILIHAN PEMBAYARAN PREMI

Bab ini menguraikan: Analisis strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam merebut persaingan pasar. Mekanisme menjadi nasabah asuransi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga. Analisis persentase nasabah yang tinggal di wilayah Jakarta berdasarkan tingkatannya: berdasarkan tingkat pendidikan,berdasarkan tingkat pekerjaan, dan berdasarkan tingkat penghasilan, Analisis pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi, Implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam menungkatkan pendapatan premi.

BAB V PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI Tinjauan umum tentang Asuransi Syari’ah

Pengertian Asuransi Syari’ah

Kata Asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance,10 yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi bahasa popular dan diadopsi dalam kamus besar bahasa Indonesia dengan kata “pertanggungan“.11 Echols dan Syadilly memaknai kata insurance dengan (a) Asuransi, dan (b) Jaminan.12 Dalam bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah assurantie (Asuransi) dan

Verzekering (pertanggungan)13

Menurut Wirjono Projodikoro Asuransi adalah “Suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan terjadi atau diderita oleh yang dijamin, karena akibat suatu pristiwa yang belum jelas.”14

10

John M Echols dan Hasan Syadilly, Kamus Inggris – Indonesia, ( Jakarta: Gramedia, 1990), h. 326.

11

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1996 ), h. 63. 12

Echols dan Hasan Syadilly, Kamus Inggris – Indonesia, h. 326. 13

Wirjono Projodikoro, Hukum Asuransi Di Indonesia, ( Jakarta: Pembimbing, 1958), h. 1 14

Ibid, h. 1


(32)

Menurut Abbas Salim Asuransi dipahami sebagai “Suatu kemauan untuk menerapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai

(substitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.” 15

Menurut Ahmad Azhar Basyir Asuransi adalah “Suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan meneima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan, keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan terjadi karena suatu prestiwa yang tak tertentu.”16

Menurut R. Subekti dan R. Tjitrosudibio Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, Asuransi adalah “Suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya, karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya, karena suatu peristiwa tak tertentu.”17

Menurut Herman Darmawi Asuransi adalah “Dari sudut pandang ekonomi, hokum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematika,

15

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000), h. 1

16

Ahmad Azhar Basyir, Takaful sebagai Alternatif Asuransi Islam, (Ulumul qur’an, 2/VII/96), h.15.

17

Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang kepailitan, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1994), cet.22, h. 74.


(33)

menyatakan bahwa Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang terdapat kelima aspek tersebut.” 18

Menurut Faturraman Djamil Asuransi adalah “Suatu persetujuan dalam mana pihak yang menanggung berjanji terhadap pihak yang tertanggung untuk menerima sejumlah premi menganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh pihak yang ditanggung, sebagai akibat suatu peristiwa yang belum terang terjadi.”19

Asuransi menurut UU RI Nomor 2 Tahun 1992 tentang perasuransian Bab 1 pasal 1 adalah “Asuransi adalah perjanjian abtara dua pihak atau lebih, dengan mana pihakpenanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi Asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hokum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”

Prinsip-Prinsip Dasar Asuransi Syari’ah

Prinsip dasar yang ada dalam asuransi Syari’ah tidaklah jauh berbeda dengan prinsip dasar yang berlaku pada konsep ekonomika islami secara

18

Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001 ), Cet.3, h. 2. 19 Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah, (Jakarta: Logos, 1995), h. 133.


(34)

komprehensip dan bersifat major, hal ini disebabkan karena asuransi syari’ah merupakan turunan dari konsep ekonomika islami. Biasanya literature

ekonomika islami selalu melakukan penurunan nilai pada tataran konsep atau institusi yang ada dalam lingkup kajiannya, seperti lembaga perbankan dan perasuransian.

Begitu juga dengan Asuransi, harus dibangun di atas pondasi dan prinsip dasar yang kuat serta kokoh. Dalam hal ini, prinsip dasar Asuransi Syari’ah adalah ; 20

a. Tauhid (Unility)

Merupakan dasar utama dari setiap bentuk bangunan yang ada dalam Syari’ah Islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia harus didasari pada nilai-nilai tauhidy. Artinya dalam setiap gerak langakah serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan.

Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai ketuhanan. Paling tidak dalam setiap melakukan aktivitas berasuransi ada semacam keyakinan di dalam hati bahwa Allah SWT selalu mengawasi setiap gerak langkah manusia.

20

AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), cet. 1, h. 125-135.


(35)

Sebagaimana Allah SWT berfirman ;

)

ﺪﻳﺪﺤﻟا

: (

Artinya: Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian dia bersemayam di atas ´arsy[1453] dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid:4)

b. Keadilan (Justice )

Terpenuhnya keadilan antara pihak-pihak yang terikat dengan akad Asuransi. keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dengan perusahaan Asuransi.

Pertama, nasabah Asuransi harus memastikan pada kondisi yang mewajibkan untuk selalu membayar premi dalam jumlah tertentu kepada perusahaan Asuransi dan mempunyai hak untuk mendapatkan sejumlah dana santunan jika terjadi peristiwa kerugian. Kedua, perusahaan Asuransi


(36)

yang berfungsi sebagai lembaga pengelolah dana mempunyai kewajiban membayar klaim kepada nasabah.21

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

⌧ ☺

☺ ⌧

☺ ⌧

⌧ ⌧

)

ءﺎﺴﻨﻟا

: (

Artinya: Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, Karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S. An-nissa’ 129)

c. Tolong – Menolong ( Ta’awun )

Seseorang yang masuk Asuransi, sejak awal harus mempunyai niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban sesama anggota yang pada suatu ketika mendapatakan musibah.

Praktek tolong menolong dalam Asuransi adalah unsur utama pembentuk bisnis asuransi. Tanpa adanya unsur ini atau hanya semata-mata untuk mengejar keuntungan bisnis berarti perusahaan asuransi itu sudah kehilangan karekter utamanya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

21


(37)

)

ةﺪﺋﺎﻤﻟا

: 2 (

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada

Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah:2)

d. Kerja Sama (Cooperation )

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari sesamanya. Sebagai apresiasi dari posisi dirinya sebagai makhluk sosial, nilai kerja sama adalah suatu normal yang tidak dapat ditawar lagi. Hanya dengan mewujudkan kerja sama antar sesama, manusia baru dapat merealisasikan kedudukanya sebagai makhluk sosial.

Kerja sama dalam bisnis asuransi dapat berwujud dalam bentuk akad

yang dijadikan acuan antara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu antara anggota dan perusahaan asuransi. Dalam oprasionalnya, akad yang dipakai dalam bisnis asuransi dapat memakai Musyarakah, mudharabah atas lainnya.

e. Amanah ( trustworthy/ Al-amanah )

Dalam perusahaan asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi nasabah untuk mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus mencerminkan


(38)

nilai-nilai kebenaran dan keadilan dalam bermuamalah dan melalui

auditor public.

Prinsip amanah juga harus dimiliki nasabah Asuransi, seorang yang menjadi nasabah Asuransi berkewajiban menyampaikan informasi yang benar berkaitan dengan pembayaran dana premi dan tidak memanipulasi kerugian (Peril) yang menimpa dirinya. Jika seorang peserta asuransi tidak memberikan informasi yang benar dan manipulasi data kerugian yang menimpa dirinya, berarti nasabah tersebut telah menyalahi prinsip amanah dan dan dapat dituntut secara hukum.

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

⌧ ☺ ☺

☺ ⌧

)

ءﺎﺴﻨﻟا

: (

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. A-nissa’ : 58)

f. Kerelaan ( Al-Ridho )

Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota (Nasabah) Asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan


(39)

sejumlah dana premi yang disetorkan ke perusahaan Asuransi, yang difungsikan sebagai dana tabarru’.

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

☺ )

ءﺎﺴﻨﻟا

: 29 (

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ( QS. An-Nissa’: 29 )

g. Larangan Riba

Razi dalam kitabnya Tafsir kabir mengajukan beberapa alasan mengenai pengharaman riba:22

1) Riba tak ada lain adalah mengambil harta orang lain tanpa ada nilai imbalan apapun.

2) Riba dilarang karena menghalangi manusia untuk terlibat dalam usaha yang aktif.

3) Kontrak riba adalah media yang digunakan oleh orang kaya untuk mengambil kelebihan dari modal.

4) Kontrak riba memunculkan hubungan yang tegang diantara manusia.

22


(40)

5) Keharaman riba dibuktikan dalam ayat Al-qur’an, dan kita tidak perlu mencari alasan-alasan.

h. Larangan Judi ( Maisir )

unsur maisir artinya adanya salah satu pihak yang untung namun dilain pihak mengalami kerugian. Hal ini tampak jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya sebelum masa

reversing periode. Biasanya tahun ke tiga maka yang bersangkutan tidak akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian kecil saja.

i. Larangan ketidakpastian (Gharar)

Gharar dalam bahasa adalah al-khida ‘ (penipuan) yaitu suatu tindakan yang di dalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan.

Menurut Syafi’i Antonio gharar dalam Asuransi ada dua yaitu: 1) Bentuk akad Syari’ah yang melandasi penutupan polis

2) Sumber dana pembayaran klaim dan keabsahan Syar’i penerimaan uang klaim itu sendiri.

Hukum Asuransi menurut pendapat para ulama

Orang yang melibatkan diri ke dalam asuransi ini, adalah termaksud salah satu ikhtiar untuk menghadapi masa depan dan masa tua. Namun karena masalah Asuransi ini tidak ada dalam nash, maka masalahnya dipandang sebagai masalah ijtihad, yaitu perbedaan pendapat tersebut harus dihargai.


(41)

Perbedaan pendapat itu terurai sebagai berikut:

a. Asuransi itu haram dalam segala macam bentuknya, termasuk Asuransi jiwa.

Pendapat ini dikemukakan oleh sayyid Sabiq, Abdullah Al-qalqili (Mufti Yordania), Yusuf Qardhawi dan Muhammad Bakhil, Al- Muth’I ( Mufti Mesir )23

Alasan-Alasan yang mereka kemukakan ialah: 1) Asuransi sama dengan Judi

2) Asuransi mengandung unsur tidak pasti

3) Asuransi mengandung riba

4) Asuransi pengandung pemerasan, karena pemegang polis, apabila tidak biasa melanjutkan pembayaran preminya, dan hilang dari yang sudah dibayarkan

5) Premi yang sudah dibayarkan akan diputar dalam praktek riba

6) Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang tidak tunai 7) Hidup dan mati manusia dijadikan objek bisnis, dan sama halnya

mendahulukan takdir Allah SWT

b. Asuransi diperbolehkan dalam praktek seperti sekarang

Pendapat kedua ini dikemukakan oleh Abdullah Wahab Khallaf, Mustafah Ahmad Zarqa (guru besar hukum Islam pada fakultas Syari’ah

23

M. Ali Hasan, Masail Fighiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), ed.1, cet.3. h. 60.


(42)

Universitas Syria), Muhammad Yusuf Musa (guru besar hukum Islam pada Uiversitas Cairo Mesir), dan Abdurrahman Isa (pengarang kitab Al-Muamalah Al-Haditsah wa Ahkamuha).24

Alasan-Alasan yang mereka mengemukakan ialah:

1) Tidak ada nash Al-qur’an dan Al-Hadist yang melarang Asuransi 2) Ada kesepakatan dan kerelaan kedua belah pihak

3) Saling menguntungkan kedua belah pihak 4) Asuransi dapat menanggung kepentingan umum 5) Asuransi termasuk akad Mudharabah

6) Asuransi termasuk koperasi

7) Asuransi dianalogikan dengan sistem pensiunan

c. Asuransi yang bersifat sosial diperbolehkan dan yang bersifat komersial diharamkan

Pendapat ketiga ini dianut oleh Muhammad Abu Zahrah (guru besar Hukum Islam Universitas Cairo)25

Alasannya yaitu; sama dengan kelompok pertama dalam Asuransi yang bersifat komersial (haram) dan sama pendapat yang ke dua dalam Asuransi yang bersifat sosial (boleh)

24

Ibid, h. 61 25


(43)

Alasan golongan yang mengatakan Asuransi Syubhat adalah karena tidak ada dalil yang tegas menjelaskan haram atau tidak haramnya Asuransi itu.

Tinjauan umum tentang penghasilan 1. Pengertian penghasilan

Penghasilan adalah suatu bentuk penerimaan sejumlah uang yang diterima oleh seseorang karena tenaga dan hasil dari pekerjaannya.26

2. Penghasilan adalah hak bukan pemberian sebagai hadiah

Bila saja tenaga merupakan faktor utama dalam proses produksi, maka selayaknya mereka memperoleh imbalan nilai lebih yang profesional melalui pendekatan yang manusiawi. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia merupakan sistem dasar penghasilan, baru setelah itu dikombinasikan dengan yang lainnya.

Sebagai mana Allah SWT berfirman:

☺ ⌧

☺ )

تﻼﺼﻓ

: 8 (

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal

saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya". (Q.S. Fushshilat:8)

Dari ayat di atas, terlihat bahwa penghasilan hendaknya profesional, sesuai dengan kadar kerja dalam proses produktif dan dilarang adanya

26

Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, (Yogjakarta: PPMI, 2000), h. 34


(44)

eksproitasi. Karena itu, aspek normatif perlu dijabarkan dalam bentuknya yang konkrit.27

Urgensi asuransi bagi perencanaan keuangan keluarga

Berasuransi bagi keluarga berarti memiliki cadangan guna berjaga-jaga, jika dalam perjalanan hidup terjadi suatu musibah yang membuat penghasilan utama hilang. Misalnya akibat kematian dini. Cadangan ini dapat menyelamatkan keluarga dari suatu malapetaka ekonomi. Dengan adanya manfaat asuransi, kelangsungan penghasilan keluarga sebagai pencari nafkah tetap tejamin, uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan si anak tersedia. Pastilah keluarga yang mengalami peristiwa seperti ini akan merasakan manfaat berasuransi.28

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

☺ ☺

)

ﺮﺸﺤﻟا

: (

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18)

Tinjauan umum tentang premi

27

Ibid, h. 34-35 28


(45)

Pengertian premi

Premi (premium) adalah suatu jumlah uang yang harus dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan atas kesanggupan penanggung untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang mungkin akan diderita tertanggung karena suatu peristiwa yang diperjanjikan.29

Premi merupakan unsur terpenting dalam perjanjian pertanggungan pada umumnya, karena pembayaran premi mempunyai arti sebagai perwujudan pelaksanaan salah satu kewajiban yang timbul akibat terjadinya kesepakatan perjanjian asuransi. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembayaran premi ini merupakan kewajiban utama bagi tertanggung. Tanpa pembayaran premi tertanggung tidak akan dapat memperoleh hak atas ganti

rugi yang terjadi dan hal ini sesuai dengan motto yang menyatakan

“no premium-no insurance.”

Premi biasanya dinyatakan dengan persentase dari jumlah pertanggungan yang menggambarkan penilaian penanggung terhadap risiko yang ditanggungnya. Ketentuan mengenai premi dan seluk beluknya banyak diatur dalam UU no. 2 tahun 1992, peraturan pemerintah No. 73 tahun 1992 dan keputusan-keputusan menteri keuangan No. 225/KMK 017/ 1993 dalam rangkah pengawasan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan asuransi.

Secara garis besar ketentuan mengenai seluk beluk premi tersebut adalah sebagai berikut:

29


(46)

Bahwa premi harus ditetapkan pada tingkat mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak ditetapkan secara diskriminatif. Artinya, premi yang ditetapkan tidak terlalu rendah sehingga nantinya perusahaan asuransi akan mampu membayar ganti kerugian. Tidak berlebihan artinya tidak telalu tinggi sehingga tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan. Dan premi juga tidak boleh ditetapkan secara

diskriminatif artinya pengenaan premi yang berbeda pada jenis dan risiko penutupan yang sama.

Penetapan tingkat premi asuransi harus berdasarkan pada perhitungan analisis risiko yang sehat (mencari keseimbangan berdasarkan statistik)

Premi yang diakumulasi oleh suatu perusahaan asuransi dipakai sebagai dasar menghitung persyaratan hutang (solvabilitas) bagi perusahaan asuransi juga menggunakan sebagai dasar pengawasan pemerintah terhadap perusahaan asuransi yang bersangkutan.30

Mekanisme pembayaran premi

Premi yang dibayar oleh nasabah asuransi tergantung sifat kontrak yang telah dibuat antara perusahaan asuransi dengan tertanggung sebagai berikut: premi meningkat (Natural premium-Increasing premium)

pembayaran premi disisni makin lama makin bertambah besar, pada waktu tahun-tahun permulaan premi asuransi yang dibayar rendah, tetapi setelah itu makin lama makin bertambah tinggi dari tahun ke tahun.

30


(47)

Pembayaran premi meningkat setiap tahun oleh karena:

1) umur pemegang polis bertambah lama bertambah naik (tua) berarti risiko meningkat pula.

2) Kemungkinan terjadi risiko meningal dunia lebih cepat. Premi merata (level premium)

Pada level premium besarnya premi yang dilunasi oleh pemegang polis untuk setiap tahunnya sama besar. Sesungguhnya pada tahun-tahun berikutnya pembayaran premi lebih rendah bila kita bandingkan dengan

increasing premium.31

Biasanya premi itu dibayar dimuka secara tunai, tetapi bila pertanggungan itu akan berlaku lama, maka pembayaran premi itu dapat diperjanjikan secara angsuran. Apabila penutupan perjanjian asuransi itu dilakukan dengan perantara makelar, maka penanggung dapat membebani makelar itu untuk membayar premi, dan selanjutnya makelar dapat menagih uang premi itu kepada tertanggung.32

Premi juga dapat dibayar secara tunai, dengan cek ataupun transfer melalui bank atau melalui agen dan dapat langsung ke perusahaan asuransi. Premi juga dapat dibayar di tempat lain yang ditentukan oleh perusahaan asuransi..

31

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada, 2003), ed. 2, h. 30-31

32

Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum dagang Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 51


(48)

Unsur-unsur premi syari’ah

ada tiga unsur utama yang menentukan perhitungan premi asuransi syari’ah yaitu:

Tabel mortalita

Daftar table kematian berguna untuk mengetahui besarnya klaim. Kemungkinan timbulnya kerugian yang dikarenakan kematian, serta meramalkan beberapa lama batas waktu (umur) rata-rata seorang biasa hidup.

Ada beberapa macam mortalita table yang biasa digunakan, yaitu: 1) General of mortality tables (table yang didasarkan pada statistik

penduduk)

2) Basic motality tables (table yang didasarkan pada pengalaman masa lampau untuk melihat berapa besar kematian tahun-tahun sebelumnya) 3) Salect mortality tables (table yang didasarkan dengan melukiskan

tingkat kematian tahun-tahun terakhir diantara satu kelompok)

4) Ultimate mortality tables (dalam penggunaan mortality tables ada standar yang dipakai untuk menghitung jumlah kematian tersebut) misalnya; Commissioners 1941 standard ordinary mortalita tables

(CSO 1941)33

Table mortalita CSO terdiri dari lima kolom, sebagai berikut:

33

M. Syakir Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, (Jakarta: gema insani, 2004), h. 312-313


(49)

a) Kolom umur, dari umur 0 sampai umur 99 tahun b) Jumlah yang hidup untuk masing-masing tingkat umur. c) Jumlah yang mati untuk masing-masing tingkat umur d) Tingkat kematian per 1000 orang

e) Harapan hidup dinyatakan dalam satuan tahun untuk masing-masing tingkat umur.34

Investasi dana

Salah satu ciri lain yang sangat prinsip dari sudut pandang syari’ah islam dalam asuransi syari’ah adalah investasi dana-dana yang terkumpul dari peserta hanya dibenarkan melalui instrument yang menggunakan akad yang sesuai dengan syari’at islam. Islam mengajarkan agar berusaha hanya mengambil yang halal lagi baik. Karena Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia, bukan hanya untuk orang-orang yang beriman dan muslim saja, agar mengambil segala sesuatu yang halal lagi baik, dan tidak mengikuti langkah-langkah setan.

Oleh karena itu, asuransi syari’ah dalam menginvestasikan dananya hanya kepada bank-bank syari’ah, BPRS, Obligasi syari’ah, pasar modal syari’ah, leasing syari’ah, pegadaian syari’ah serta instrument bisnis lainnya dengan tetap menggunakan akad-akad yang dibenarkan oleh syari’ah islam. Ketika asuransi syari’ah melakukan investasi secara direct

34


(50)

“langsung’ sesuai persentase yang dibenarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, maka itupun harus menggunakan sistem bagi hasil atau sistem lainnya yang ada dalam akad perniagaan yang islami.35 Yang dimaksud sistem lainnya yaitu sistem yang sesuai dengan SK DJLK mengenai jenis-jenis investasi bagi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan sistem :

1. Deposito dan sertifikat deposito syari’ah 2. Sertifikat wadi’ah Bank Indonesia

3. Saham syari’ah yang tercatat di bursa efek

4. Obligasi syari’ah yang tercatat di bursa efek

5. Surat berharga syari’ah yang diterbitkan atau dijamin pemerintah 6. Penyertaan langsung syari’ah

7. Unit penyertaan reksadana syari’ah

8. Bangunan atau tanah dengan bangunan untuk investasi

9. Pembiayaan kepemilikan tanah atau bangunan, kendaraan bermotor, dan bagi modal dengan skema murabahah

10. pembayaran modal kerja dengan skema mudharabah 11. pinjaman polis36

Pembebanan biaya oprasional (Loading)

35

Sula, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, h. 306 36


(51)

Dalam penghitungan premi dasar (net premium) biaya-biaya operasional perusahaan asuransi itu dibebankan ke dalam premi. Alokasi biaya operasional dalam premi disebut loading. Premi dasar yang sudah ditambah dengan loading disebut premi brutto (gross premium).37

Unsur premi pada asuransi syari’ah terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan (untuk asuransi jiwa) dan unsur tabarru’ saja (untuk asuransi kerugian dan term insurance pada life). Unsur tabarru’ pada asuransi jiwa, perhitungannya didasarkan pada table mortalita (tingkat kematian), yang besarnya tergantung usia dan masa perjanjian. Semakin tinggi usia dan semakin besar pula nilai tabarru’nya. Besarnya premi asuransi jiwa yang pada asuransi syari’ah terdiri dari premi tabarru’, premi tabungan dan biaya. Sedangkan, besarnya tabarru’ pada asuransi kerugian merujuk ke rate standar yang dibuat oleh aktuaris perusahaan asuransi.

Premi (tabarru’) pada asuransi syari’ah disebut juga net premium

karena hanya terdiri dari mortalitas (harapan hidup), dan di dalamnya tidak terdapat unsur loading (komisi agen, biaya administrasi dan lain-lain) juga tidak termasuk unsur bunga sebagaimana asuransi konvensional.38

Disinilah keunggulan asuransi syari’ah, karena tidak mengandung unsur bunga, yang telah ditentukan di awal pembutan produk. Misalnya 9

37

Ibid, h. 92 38


(52)

%. Sehingga, tidak akan terjadi “salah kalkulasi” karena bunga SBI, bunga deposito, atau bunga kredit turun, yang bisa mengakibatkan perusahaan asuransi merugi, karena selisih antara bunga teknik dan bunga di market sangat tipis, dan tidak cukup untuk menutupi biaya-biaya operasional.

Sementara itu pada asuransi syari’ah, hal ini tidak akan terjadi karena premi pada asuransi syari’ah tidak terdapat unsur bunga. Tetapi, yang terjadi salah perhitungan bagi hasil, jika menggunakan akad mudharabah

di akhir masa perjanjian berdasarkan realitas bisnis yang terjadi.39

Tinjauan umum tentang polis

1. Pengertian polis

Polis asuransi adalah surat yang dikeluarkan oleh penanggung ataun perusahaan asuransi sebagai bukti bahwa seseorang atau suatu yang dikelurkan perusahaan atau suatu badan hukum telah menutup pertanggungan dengan perusahaan asuransi.40

2. Syarat-syarat umum polis asuransi syari’ah

Sesuai dengan peraturan pasal 255 KUHD, asuransi jiwa harus diadakan secara tertulis dengan bentuk akte yang disebut polis asuransi menurut pasal 204 KUHP polis asuransi memuat sebagai berikut:

a. Tanggal diadakan

39

Ibid, h. 312 40

Kansil, Crestine kansil, Pokok-pokok pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,2002), h. 180


(53)

Dalam polis harus dicantumkan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk mengetahui kapan asuransi itu dimulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.

b. Nama tertanggung

Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar premi dan berhak menerima manfaat, apabila dalam masa asuransi terjadi risiko meninggal atau tertanggung selamat dalam jangka waktu berlakunya asuransi berakhir. Maka tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau manfaat awal dari perusahaan asuransi. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi dikenal ahli waris. Yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dari perusahaan asuransi. Karena ditunjuk oleh tertanggung sebagai ahli waris dan tercantumdalam polis ahli waris berkedudukan sebagai pihak ke tiga yang berkepentingan.

c. Orang yang jiwanya diasuransikan

Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan jiwa tanpa badan tidak ada artinya. Dan sebaliknya, badan tanpa jiwa tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud yang hanya dapat dikenal melalui badanya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang diasuransikan. Baik sebagai pihak tertanggung maupun sebagai pihak


(54)

ketiga yang berkepentingan, namanya itu harus tercantum dalam polis asuransi,

d. Saat mulai dan berakhirnya masa pertanggunggan

Saat mulai dan berakhirnya masa pertanggunggan merupakan jangka waktu berlakunya asuransi, artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban perusahaan asuransi. Misalnya: mulai tanggal 12 September 1995 sampai 12 September 2005. apabila dalam jangka waktu itu terjadi risiko, maka perusahaan asuransi berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai ahli waris.

e. Manfaat awal (MA)

Manfaat awal adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat diadakan perjanjian asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh perusahaan asuransi kepada ahli waris dalam hal terjadi risiko atau pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal ini berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi risiko.

f. Premi asuransi

Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi dan jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi berlangsung. Besarnya jumlah


(55)

premi asuransi bergantung pada manfaat awal yang disetujui oleh pemegang polis pada saat diadakan perjanjian asuransi.41

3. Agar polis diterima dan dibeli peserta

Agar polis dapat diterima dibeli peserta, polis harus memenuhi tiga syarat adalah:42

a. Polis harus menyediakan benefit yang memenuhi kebutuhan pembeli b. Premi yang ditetapkan oleh polis harus dalam batas kemampuan keuangan

pembeli

c. Premi yang dibebankan untuk asuransi harus bersaing dengan pasar Tinjauan umm tentang klaim

Pengertian klaim

Menurut Dewan Syari’ah Nasional Majlis Ulama Indonesia, klaim adalah hak nasabah asuransi yang wajib dibayarkan atau diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.

Klaim adalah suatu pemberian kompensasi keuangan (financial Compensation) kepada tertanggung atas kerugan, kerusakan, kehilangan keuntungan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ke-3 yang telah diderita tertanggung, klaim dilakukan kedua belah pihak yaitu perusahaan asuransi. Pihak nasabah meminta haknya, dalam hal ini, pembayaran sesuai

41

M. Abdul Khadir, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002), h. 196

42


(56)

dengan yang dijanjikan jika terjadi kerugian financial dan pihak perusahaan asuransi melaksanakan kewajiban untuk membayarkan klaim kepada nasabah yang mengalami kerugian.43

Klaim adalah Aplikasi oleh nasabah untuk memperoleh pertanggungan atas kerugian yang tersedia berdasarkan perjanjian. Sedangkan klaim adalah proses yang mana nasabah asuransi dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian tersebut dihormati sepenuhnya sebagaimana yang seharusnya. Oleh karena itu, penting bagi pengelolah asuransi syari’ah untuk mengatasi klaim secara efisien.

Pada semua perusahaan asuransi yang berdasarkan konsep takaful, sebenarnya tidak ada alasan untuk memperlambat klaim yang diajukan tertanggung. Tindakan memperlambat itu tidak boleh dilakukan. Karena klaim adalah suatu proses yang telah diantisipasi sejak awal oleh semua perusahaan asuransi. Disamping itu, yang lebih penting lagi bahwa klaim adalah hak nasabah asuransi dan dananya diambil dari dana tabarru’.44

Hak dan kewajiban

a. Hak dan kewajiban tertanggung

Merupakan ketentuan polis bahwa pihak yang mengajukan klaim haruslah mempunyai kepentingan atas barang yang diasuransikan, yang

43

Rasmita Ramli, Manajemen Klaim, (Depok: UI, 1999), h. 1

44


(57)

harus dibuktikan dengan bukti otentik yang merupakan salah satu dari dokumen klaim, antara lain:

Hak tertanggung:

1) Menuntut agar polis ditanda tangani oleh penanggung 2) Menuntut agar polis diserahkan oleh penanggung

3) Meminta ganti rugi kepada penanggung apabila penanggung lalai hingga menimbulkan kepada tertanggung.

4) Meminta ganti rugi kepada penanggung apabila terjadi suatu peristiwa seperti yang tercantum dalam polis.

Kewajiban tertanggung adalah:

1) Bila terjadi kerugian yang dijamin oleh polis, tertanggng segera memberitahukan kepada penanggung, kemudian mengajukan klaim yang dilengkapi dokumen pendukung klaim.

2) Memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai objek yang diasuransikan.

3) Memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi peristiwa yang menimpa objek yang diasuransikan.

b. Hak dan kewajiban penanggung

1) Menuntut pembayaran klaim kepada tertanggung yang berkaitan objek yang diasuransikan.


(58)

2) Membatalkan asuransi jika keterangan yang diberikan tidak benar atau kurang lengkap dengan kewajiban mengembalikan kepada penanggung polis.

3) Menanda tangani dan menyerahkan polis kepada tertanggung.45 Prosedur pengajuan klaim

Adapun prosedur pengajuan klaim sebagai berikut:46 Pemberitahuan klaim

Setelah peristiwa yang sekiranya akan membawa tertanggung menderita kerugian, tertanggung atau wakil segera memberitahukan kepada penanggung, laporan lisan harus dipertegas dengan laporan tertulis.

Bukti klaim kerugian

Nasabah asuransi yang mendapat musibah diminta menyediakan fakta-fakta yang utuh dan bukti-bukti kerugian, baik dengan penyerahan klaim tertulis dengan melengkapi lembaran kalim maupun dokumen yang mendukung.

Penyelidikan

Setelah laporan dilampirkan dengan dokumen pendukung diterima penanggung, dianalisa administrasi. Misalnya, mengenai premi sudah

45

M. Suparma Sastrawidja, Aspek-Aspek Hukum Asuransi Dan Surat Berharga, (Bandung: Alumni, 1997), h. 21

46


(59)

dibayar atau belum. Kemudian survay ke lapangan atau menunjukan

independen adjuster, jika hal itu diperlukan.

Jika klaim ditolak, penanggung akan segera menyampaikan surat penolakan atas klaim yang diajukan tertanggung. Dan sebaliknya, jika klaim secara teknis dijamin polis, penanggung akan segera menghubungi tertanggung mengenai kesepakatan bentuk dan nilai pengantian yang akan diberikan kepada tertanggung. Semua respondensi akan dilakukan secara tertulis antara penanggung dengan tertanggung.

Penyelesaian

Setelah terjadinya kesepakatan mengenai jumlah penggantian sesuai peraturan perundangan yang berlaku, diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi kesepakatan.


(60)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A. Sejarah Berdiri

Sebagai pelopor asuransi syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip syariah, selama lebih dari satu dasawarsa, melalui dua perusahaan operasionalnya: PT Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa Syariah) dan PT Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum Syariah).

PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) berdiri pada 24 Februari 1994 atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Melalui kedua anak perusahaannya yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum, Perusahaan telah memberikan jasa perlindungan asuransi yang menerapkan prinsip-prinsip murni syariah pertama di Indonesia.

PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad. Diikuti dengan pendirian anak perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum Syariah


(61)

yaitu PT Asuransi Takaful Umum, yang diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie pada 2 Juni 1995.

Di tahun 2004, Perusahaan melakukan restrukturisasi yang berhasil menyatukan fungsi pemasaran Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum sehingga lebih efisien serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, juga diikuti dengan peresmian kantor pusat, Graha Takaful Indonesia di Mampang Prapatan, Jakarta pada Desember 2004. Selain itu, dilakukan pula revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan ruang kantor cabang di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan.

B. Visi dan Misi 1. Visi

Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh Indonesia menjelang tahun 2011.

2. Misi

PT Asuransi Takaful bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah.


(62)

(63)

D. Macam-macam Produk Asuransi Takaful 1. Layanan Individual

a. Takafulink

Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai Syariah yang disediakan PT Asuransi Takaful Keluarga. Program ini menawarkan hasil investasi yang optimal dengan pilihan sesuai preferensi Anda.

Ada 3 bagian yang ada pada produk Takafulink : 1) Takaful Istiqomah : Investasi di pendapatan tetap

2) Takaful Mizan : Investasi pada pendapatan tetap 80 % dan saham 20 %

3) Takaful Alia : PT Asuransi Takaful Keluarga mempersembahkan Takafulink Alia bagi anda yang menginginkan hasil investasi optimal dengan jenis investasi campuran melalui sistem pengelolaan syariah. b. Takaful Falah

Adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang dirancang secara khusus bagi Peserta yang menginginkan Manfaat Asuransi secara menyeluruh, ketika Peserta mengalami musibah Meninggal baik karena Sakit ataupun Kecelakaan; Cacat Tetap Total karena Sakit atau Kecelakaan; Cacat Tetap Sebagian karena Kecelakaan; Dana Santunan Harian selama peserta dirawat inap di Rumah Sakit dan juga Manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit kritis.Peserta juga berkesempatan mendapatkan Nilai Tunai Polis ketika kepesertaan berakhir.


(64)

c. Takaful Dana Investasi

Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana ibadah haji.

d. Takaful Dana Haji

Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana ibadah haji.

e. Takaful Kecelakaan Diri

Program Takaful yang memberikan santunan kepada peserta atau ahli warisnya bila peserta meninggal dunia, cacat, atau mengeluarkan biaya perawatan akibat kecelakaan

f. Takaful Wakaf

Program Takaful bagi yang merencanakan pengumpulan dana sebagai dana wakaf.

g. Fulnadi

Adalah program asuransi perorangan yang bermaksud menyediakan dana pendidikan, dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk putra-putrinya sampai sarjana.

2. Grup / Kumpulan a. Takaful Al Khairat

Program Takaful Al-Khairat adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang diperuntukkan kepada ahliwarisnya apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.


(65)

b. Takaful Kecelakaan Diri

Program Takaful Kecelakaan Diri Kumpulan adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan untuk perusahaan, organisasi atau perkumpulan yang bermaksud menyediakan santunan kepada karyawan/anggota apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian.

c. Takaful Kecelakaan Siswa

Program Takaful Kecelakaan Siswa adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan kepada Sekolah/Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan Non Formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada siswa/mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total maupun sebagian atau meninggal.

d. Takaful Wisata & Perjalanan

Program Takaful Wisata & Perjalanan adalah program yang diperuntukkan bagi Biro Perjalanan dan Wisata/Travel yang berkeinginan memberikan perlindungan kepada pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total, sebagian atau meninggal selama wisata maupun perjalanan dalam dan luar negeri.


(66)

Program Takaful Pembiayaan adalah suatu bentuk perlindungan asuransi yang memberikan Manfaat Takaful yaitu berupa jaminan pelunasan hutang apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.

4. Takaful Kesehatan a. FulMedicare

Adalah Program Asuransi Kesehatan yang memberikan manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit karena resiko penyakit atau kecelakaan.

b. Takaful Family Care

Program Takaful Kesehatan Kumpulan untuk karyawan beserta keluarga Anda tercinta.

E. Prospek dan perkembangan

Pada 3 tahun terakhir terdapat pertumbuhan produkvitas PT. Asuransi takaful keluarga di Jakarta rata-rata 50% s/d 150% terutama di tahun 2007 yang mencapai pertumbuhan 150% dari tahun sebelumnya.


(67)

: BAB IV

ANALISIS PENGARUH PENGHASILAN NASABAH TERHADAP PILIHAN PEMBAYARAN PREMI

F. Analisis strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam merebut persaingan pasar

1. Segmentasi penentuan pasar, dan positioning PT. Asuransi Takaful Keluarga

Selain potensi pasar yang lebih besar bagi pengembang jasa asuransi. Maka untuk melihat prospek pasar bagi PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat dikemukakan oleh faktor-faktor yang sesungguhnya dapat mempengaruhi permintaan terhadap jasa asuransi.

Faktor yang mempergaruhi permintaan terhadap asuransi adalah

indogenous dan exogenous. Faktor indegenous termasuk kemakmuran (wealth), tingkat penghasilan (level of income), life style, state, custom and tradition. Bahkan religious belief. Kekuatan masing-masing faktor tersebut dalam mendukung keputusan seseorang untuk ikut serta berasuransi sangat relatif dan tergantung pada lingkungan (locality), keadaan (environment) di sekitarnya. Namun demikian, tingkat pendidikan, pengetahuan dan kesadaran akan kebutuhan jasmani maupun rohani masyarakat pada umumnya sudah berkembang. Di harapkan dapat memicu meningkatnya permintaan terhadap jasa asuransi yang lebih sesuai dengan kondisi ekonomi dan religi mereka.


(68)

Sedangkan faktor exogenous, yang merupakan faktor dari luar, tetapi dapat mendorong terjadinya permintaan. Faktor tersebut antara lain: produk asuransi PT. Asuransi Takaful Keluarga itu sendiri, mulai dari bentuk dan kemasan penutupan, tingkat suku premi, dan hal-hal yang spesifik dan menarik lainnya. Faktor lain misalnya: peraturan pemerintah, perpajakan atau ketentuan lain yang dapat mendorong seseorang mau ikut serta berasuransi.

Berdasarkan uraian di atas, segmentasi pasar, asuransi yang berbasis syari’ah secara umum di dasarkan pada ciri demografi, seperti muslim, status sosial dengan penghasilan yang tinggi, posisi kerja yang baik, dan target pasar yang ingin dicapai. Namun, ditengah derasnya arus persaingan global dalam industri asuransi khususnya asuransi jiwa. Maka PT. Asuransi Takaful Keluarga tidak hanya menetapkan segmentasi dan target pasar pada sisi emosional keagamaan saja. Akan tetapi juga mengutamakan propesionalitas dan pelayanan nasabah yang memuaskan.

PT. Asuransi Takaful Keluarga juga mempromosikan perbedaan yang akan menarik bagi pasar sebagai sasarannya. Positioning yang ditawarkan adalah PT. Asuransi Takaful Keluarga sebagai lembaga keuangan yang memberikan pelayanan yang terbaik, amanah dan professional, serta didasarkan dengan prinsip-prinsip syari’ah. 47

47

M. Rezaluddin, Branch Manager Ka. Cab. Cempaka Mas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 23 Januari 2008.


(69)

2. Strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam merebut persaingan pasar

PT. Asuransi Takaful Keluarga perlu melakukan kebijakan dalam menghimpun dana nasabah asuransi yang bersifat umum. Namun demikian, setiap usaha asuransi di dalam memasarkan produknya, yang bertujuan untuk meningkatkan sumber dana dengan menargetkan sejumlah nasabah maupun calon nasabah potensial sesuai dengan apa yang telah direncanakan, merupakan bagian dari strategi pemasaran salah satu yang paling mendasar dan sangat diperlukan dalam strategi. Pemasaran adalah bagaimana cara dan upaya untuk mempertahankan maupun meningkatkan volume pertumbuhan nasabah untuk tetap loyal menjadi nasabah asuransi.

Dalam rangka menarik nasabah, PT. Asuransi Takaful Keluarga menggunakan strategi pemasaran operasional proaktif. Dalam menjalankan strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga terlebih dahulu mengamati, mengantisipasi, dan mengevaluasi terhadap objek-objek pemasaran, personil pemasaran, serta lingkungan pemasaran. Maka, PT. Asuransi Takaful Keluarga memusatkan strategi pemasaran pada peningkatan pelayanan dan inovasi serta kualitas produk melalui sumber daya manusia yang profesional guna memaksimalkan pelayanan terhadap calon nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan.48

48 Ibid


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa:

2. Pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi pada PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat dimodelkan sebagai berikut :

Χ + − =

Υ' 0,96 1,28 Keterangan:

Y= Tingkat Premi Asuransi (Dalam satuan jutaan) X= Penghasilan nasabah (Dalam satuaan jutaan)

Dari formula tersebut, mengindikasikan adanya kecenderungan meningkatnya penghasilan nasabah berdampak pada meningkatnya premi asuransi, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dari model di atas, dengan memperhatikan besarnya koefisien determinasi (r2) sebesar 86,49 % juga dapat diartikan bahwa besar premi asuransi yang diambil oleh nasabah masih dipengaruhi oleh faktor lain yang belum diketahui penyebabnya.


(2)

3. Dengan adanya pengaruh penghasilan nasabah terhadap pilihan pembayaran premi akan mempengaruhi implikasi pengaruh penghasilan nasabah terhadap kinerja PT. Asuransi Takaful Keluaga dalam meningkatkan pendapatan premi, antara lain:

a. Meningkatkan merek (Brand) b. Meningkatkan proses (process) c. Meingkatkan pangsa pasar d. Meningkatkan target produksi e. Meningkatkan penjualan (selling) f. Meningkatkan pelayanan (service) B. Saran-Saran

Penulis memberikan saran kepada PT. Asuransi Takaful Keluarga agar di masa yang akan datang dapat mempertimbangkan beberapa hal, sebagai berikut:

1. PT. Asuransi Takaful Keluarga dapat memilih segmen pasar yang tepat, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan produksi.

2. Untuk menjaga loyalitas nasabah PT. Asuransi Takaful Keluarga hendaknya memberikan service atau pelayanan yang prima kepada nasabahnya.

3. PT. Asuransi Takaful Keluarga terus aktif dalam menjalankan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) internal serta melakukan pembenahan diri dan mempersiapkan bekal dengan mengadakan pelatihan dan pendidikan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA Al-qur’anul karim

Syahatah, Husain Husain, Dr, Asuransi dalam perseptif Syariah, Jakarta: Amzah, 2006 Siddiq, Muhammad Nejattullah, Asuransi di dalam Islam, Bandung: Pustaka,1985 Fuad Usman, M. Arief, Security for life, hidup lebih nyaman dengan berasuransi,

Jakarta: PT. Elex media komputido, 2004

Achdijat, Didi, Teknik Pengelolahan Asuransi Jiwa, Jakarta: Guna darma, 1995 Ridwan, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2003

Arikunto, Suharsini, Prosedur penelitian; Suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka cipta, 1998

Mauludi, Ali, MA, Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan sosial, Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006

Boediono, Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

Irianto, Agus, Prof, Dr, Statistik konsep dasar dan aplikasi, Jakarta: Prenada, 2004 John M Echols dan Hasan Syadilly, Kamus Inggris – Indonesia, Jakarta: Gramedia,

1990

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996

Projodikoro, Wirjono, Hukum Asuransi Di Indonesia, Jakarta: Pembimbing, 1958 Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2000 Basyir, Ahmad Azhar, Takaful sebagai Alternatif Asuransi Islam, Ulumul qur’an,

2/VII/96

Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang kepailitan, Jakarta: Pradnya Paramita, 1994


(4)

Djamil, Faturrahman, Metode Ijtihad Majelis Tarjih Muhammadiyah, Jakarta: Logos, 1995

Ali, AM. Hasan, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Kencana, 2004 Kashmir, Lembaga Keuangan non Bank, Jakarta: Raja Grafindo, 2000

Muhammad Ar-Razi, Fakhruddin, Tafsir Al-Kabir, Bulaq, 1872

Hasan, M. Ali, Masail Fighiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, Yogjakarta: PPMI, 2000

Suhawan, Asuransi, Bandung: CV. Armiko, 1999

Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada, 2003

Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum dagang Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001

Sula, M. Syakir, Asuransi Syari’ah Konsep dan Sistem Oprasional, Jakarta: gema insani, 2004

Kansil, Crestine kansil, Pokok-pokok pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,2002

Khadir, M. Abdul, Hukum Asuransi Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002 Ramli, Rasmita, Manajemen Klaim, Depok: UI, 1999

Sastrawidja, M. Suparma, Aspek-Aspek Hukum Asuransi Dan Surat Berharga, Bandung: Alumni, 1997

M. Rezaluddin, Branch Manager Ka. Cab. Cempaka Mas, Wawancara Pribadi, Jakarta, 23 Januari 2008.


(5)

NASABAH ASURANSI PADA PT.ASURANSI TAKAFUL KELUARGA Nama :………..

Alamat:……….

Pertanyaan-pertanyaan

1. Produk asuransi apa yang anda ambil?

A. Takafulink Mizan B. Takafulink Alia C. Dana Pendidikan

D. Dana Haji E. Lain-lain……

2. Berapa premi yang harus dibayarkan? Jawab:………

3. Bagaimana cara bayar premi asuransi ke perusahaan takaful keluarga? A. Bulanan B. Triwulan C. Semesteran

D. Tahunan E. Sekaligus

4. Apa jenjang pendidikan terakhir anda?

A. SD B. SMP C. SMU D. Diploma

E. S1 F. S2 G. S3

5. Apa pekerjaan anda?

A. Pegawai negeri B. Pegawai swasta C. Wiraswasta D. lain-lain….. 6. Berapa penghasilan anda perbulan?


(6)