Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

9 Dari pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai murid, yaitu perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran yang telah dipelajari. Ini berarti bahwa prestasi merupakan suatu ukuran berhasil tidaknya seorang siswa setelah mengikuti pelajaran tertentu termasuk pelajaran matematika.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar murid yaitu faktor internal dan eksternal, ini sesuai dengan pendapat Ahmadi dan Supriyono 2004: 138 yang menyatakan bahwa: “Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor internal dan faktor eksternal”. a. Faktor Internal Faktor internal yaitu faktor yang ada pada diri individu itu sendiri. Yang tergolong faktor internal adalah: 1. Faktor Jasmaniah Fisiologis Kondisi fisiologis seseorang pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Contohnya, orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi; mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran Djamarah, 2002: 155. 2. Faktor Psikologis 10 Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Adapun yang termasuk ke dalam faktor psikologis adalah sebagai berikut: a. Minat Minat, menurut Slameto dalam Djamarah, 2002: 157, adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Menurut Dalyono dalam Djamarah, 2002: 157, timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. b. Kecerdasan Intelegensi atau kecerdasan intelektual menunjukkan peranan yang sangat penting khususnya terhadap tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa, kenyataan ini semakin nampak dalam prestasi pada bidang studi yang menuntut banyak berpikir. Menurut Djamarah 2002: 160, kecerdasan dan umur mempunyai hubungan yang sangat erat. Perkembangan berpikir seseorang dari yang konkret ke yang abstrak tidak bias dipisahkan dari perkembangan intelegensinya. Seseorang yang memiliki intelegensi baik IQ-nya tinggi umumnya mudah 11 belajardan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasinya cenderung rendah. c. Bakat Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan seseorang yang perlu dilatih dan dikembangkan agar lebih tertuju. Hampir tidak ada yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu Djamarah, 2002: 162. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau latihan. Dalam kenyataan tidak jarang ditemukan seorang individu dapat menumbuhkan dan mengembangkan bakat bawaannya dalam lingkungan yang kreatif. d. Motivasi Menurut Nasution dalam Djamarah, 2002: 166, motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Karena itu, motivasi belajar perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri motivasi intrinsik dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. e. Kemampuan Kognitif Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para ahli pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan 12 psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk dikuasai. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat dan berpikir Djamarah, 2002: 168. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri individu. Yang tergolong faktor eksternal ialah: 1. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan social budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah. Menurut Djamarah 2002: 143, yang termasuk dalam faktor lingkungan adalah sebagai berikut: a. Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. b. Lingkungan Sosial Budaya 13 Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Demikian juga halnya di sekolah. Ketika anak didik berada di sekolah, maka dia berada dalam sistem sosial di sekolah. Peraturan dan tata tertib sekolah harus ditaaati karena lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. 2. Faktor Instrumental Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Dalam rangka melicinkan ke arah itu diperlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Menurut Djamarah 2002: 146, yang termasuk factor instrumental adalah sebagai berikut: a. Kurikulum Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Sehingga kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. b. Program Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. 14 Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenagan financial, dan sarana prasarana. c. Sarana dan Fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium dan haman sekolah yang memadai. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah. Guru harus memiliki buku pegangan dan buku penunjang agar wawasan guru tidak sempit. Lengkap tidaknya fasilitas sekolah membuka peluang bagi guru untuk lebih kreatif mengajar. Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik. d. Guru Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalamnya. Kalau hanya ada anak didik, tetapi guru tidak ada, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru merupakan tenaga profesional yang berperan langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan anak didik dalam menguasai materi pelajaran sangat dipengaruhi oleh guru. Guru harus menyadari tugas serta tanggung jawab profesinya, sehingga dapat mengembangkan kerangka belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan. 15 2.3 Metode Pembelajaran 2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran