Implementasi Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA

3. landasan teknologis mengemukakan bahwa teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengalaman, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber beelajar.

4. landasan empiris tentang Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa

terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar peserta didik dalam menentukkan hasil belajar peserta didik.

4.2.1 Implementasi Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa guru telah memanfaatkan media dengan baik dalam proses pembelajaran serta mengelola pembelajaran dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran guru telah menggunakan media pembelajaran untuk memperjelas materi yang diajarkan. Media yang digunakan juga sudah sesuai. Selain itu guru juga sudah melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pada proses pembelajaran Dalam penelitian ini ditemukan bahwa guru telah memanfaatkan media pembelajaran dengan sangat baik pada saat proses pembelajaran IPA. Rata-rata pemanfaatan media dalam proses pembelajaran IPA di kelas V SDN Kecamatan Mijen Kota Semarang sudah masuk dalam kategori sangat baik, yang meliputi, SDN Jatisari memperoleh kategori sangat baik, dengan jumlah skor 21, SDN Jatibarang 01 memperoleh skor 21, SDN Kedungpane 02 memperoleh skor 21, SDN Cangkiran memperoleh skor 21, SDN Purwosari 2 memperoleh skor 21, SDN wonolopo 01 memperoleh skor 20, masing- masing masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan untuk SDN Tambangan masuk dalam kategori baik dengan jumlah skor 16. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran guru sudah memanfaatkan media mengingat pentingnya media pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran. Guru juga sudah menggunakan media yang bervariasi serta terampil dalam mengelola pembelajaran. Sehingga tercipta iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Proses pemanfaatan media dilakukan bersama-sama dengan peserta didik melalui praktik langsung baik individual maupun kelompok. Dari angket peserta didik maupun dari pengamatan langsung dilapangan terlihat peserta didik lebih aktif pada saat pembelajaran, peserta didik juga lebih termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu peserta didik lebih memahami materi yang dipelajarai karena menekankan pemahaman nyata dengan penggunaan media pembelajaran. Selain itu hasil evaluasi peserta didik menjadi lebih meningkat. Sebagaimana menurut Sudjana dan Rivai 1992:2 dalam Arsyad 2013: 29 mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu: 5. pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 6. bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran 7. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap pembelajaran. 8. peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Pernyataan tersebut relevan dengan teori belajar menurut Piaget, bahwa usia anak sekolah dasar merupakan tahap operasional konkrit dimana pada tahap ini anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkrit. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif. Namun hanya pada situasi konkrit dan kemampuan untuk menggolong- golongkan benda yang sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak Rifai,dkk, 2012: 34. Dengan demikian dapat disimpulkan anak usia sekolah dasar sangat memerlukan perantara atau media yang dapat membantunya memahami pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran anak akan lebih mudah menangkap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal itu terlihat pada saat penelitian, ketika guru hanya menerangkan tentang jenis-jenis batuan peserta didik belum sepenuhnya memahami jenis-jenis batuan tersebut, kemudian guru menyediakan macam-macam batuan konkrit dan peserta didik diminta mengamati langsung jenis serta ciri-ciri batuan. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa dengan melihat dan mengamati benda konkrit, peserta didik lebih mudah menerangkan apa sajakah jenis dan ciri-ciri batuan. Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran dan pemanfaatan media pembelajaran didukung dengan hasil angket peserta didik. Berdasarkan hasil angket mengenai persepsi peserta didik tentang pemanfatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran IPA dimasing-masing sekolah berbeda, yaitu untuk SDN Tambangan Rata-rata kategori dari peserta didik adalah 68,06 masuk pada kategori sangat baik, dengan persentasi 85 dari kriteria yang telah ditentukan. Kemudian untuk SDN Cangkiran memperoleh rata- rata 71, 69 masuk dalam kategori sangat baik, dengan persentase sebesar 90, SDN Jatisari memperoleh rata-rata 74,97 masuk pada kategori sangat baik dengan persentase 94, SDN Wonolopo 01 memperoleh rata-rata skor 71,03 berada dalam kategori sangat baik dengan persentase 89. SDN Jatibarang 01 memperoleh rata-rata skor sebesar 71,80 masuk dalam kategori sangat baik dengan persentasi 90, SDN Purwosari 02 memperoleh rata-rata skor 73,06 yang masuk dalam kategori sangat baik dengan persentasi sebesar 94. Kemudian untuk SDN Bubakan memperoleh rata-rata skor sebesar 73,06 masuk kategori sangat baik dengan persentase 91. Maka dapat disimpulkan dari masing-masing sekolah yang sudah diteliti, persepsi anak tentang pemanfaatan media pembelajaran sudah sangat baik meliputi persepsi penggunaan media pembelajaran oleh guru, sikap peserta didik terhadap penggunaan me-dia pembelajaran, frekuensi menggunakan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan manfaat penggunaan media pembeajaran. Berdasarkan keseluruhan hasil pengamatan guru sudah sangat baik dalam mengelola pembelajaran dan sesuai dengan 4 pilar pendidikan. a. Belajar untuk Mengetahui Berdasarkan hasil pengamatan guru sudah menekankan belajar dengan menekankan dua sisi konsentrasi yaitu kemampuan memori dan kemampuan untuk berfikir. Dengan penggunaan media peserta didik akan memperoleh pemahaman nyata sehingga akan terekam dalam memorinya dalam kurun waktu yang lama. Kemudian konsentrasi sisi kemampuan untuk berfikir, peserta didik diminta untuk menyimpulkan hasil dari percobaan-percobaan dengan memanfaatkan media pembelajaran a. Belajar untuk Bekerja Proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif akan memberi keterampilan kepada anak untuk lebih aktif dan kreatif dalam mengubah kemajuan pengetahuan ke dalam inovasi yang nantinya akan bermanfaat bagi anak setelah dewasa b. Belajar untuk Menjadi Artinya manusia harus tumbuh menjadi dirinyaa sendiri. Perkembangan manusia, dimulai saat lahir hingga sepanjang hidupnya, adalah sebuah proses dialektika yang didasarkan pada pengetahuan dan hubungan pribadi dengan orang lain . Berkaitan dengan hal tersebut pembelajaran yang berlangsung di 8 SDN Kecamatan Mijen Kota Semarang sebagian besar sudah menerapkan pembelajaran dengan kerja kelompok yang dapat melatih peserta didik untuk berinteraksi dengan lingkungannya d. Belajar untuk Hidup Bersama Belajar untuk hidup bersama, hidup bermitra dan sekaligus berkompetensi, hidup berdampingan dan bersahabat antarbangsa, saling menghargai, mengerti dan menerima yang dapat memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian, antar ras, suku dan agama. Berdasarkan hasil pengamatan guru sudah melatih peserta didik untuk belajar menghargai antar peserta didik lainnya. Hal itu terlihat ketika ada peserta didik yang menyampaikan pendapat maupun sanggahan, peserta didik yang lain memperhatikan dan menghargai pendapat tersebut. Sehingga melatih anak untuk hidup toleransi sebagai bekal hidupnya untuk berinteraksi dengan sesama.

4.2.2 Kendala yang dialami guru dalam pemanfaatan pembelajaran IPA