Kebutuhan Peserta didik Cara Mengatasi Permasalahan Belajar Peserta didik

Ahli psikologi dan pendidikan serta semua orang berpendapat bahwa setiap anak manusia berbeda secara lahir dan batin. Jangankan pada aspek biologis, pada aspek psikologis anak juga mengalami perbedaan. Secara psikologis, seorang anak mengalami perbedaan dengan karakteristik mereka masing-masing. Ada yang murah senyum, pemarah, berjiwa sosial, egois, cengeng, bodoh, cerdas, rajin, periang, pemurung, yang semuanya dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan. Djamarah, 2010: 59. Djamarah 2010: 59 juga berpendapat bahwa di sekolah perbedaan aspek psikologi tidak dapat dihindari dalam pengelolaan pembelajaran, aspek psikologis sering menjadi persoalan, terutama yang menyangkut minat, bakat, dan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Guru sadar bahwa dalam pembelajaran yang diberikan tidak semuanya dapat diserap oleh peserta didik, entah karena penyampaian guru kurang tepat atau peserta didik yang kurang memper-hatikan. Melalui pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing peserta didik memiliki perbedaan baik secara biologis, intelektual, maupun psikologisnya. Ketiganya sangat berkaitan erat dalam keberhasilan pendidikannya. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru harus memperhatikan dan memahami karakteristik yang dimiliki setiap anak sehingga dalam penyampaian pendidikan dapat berjalan dengan tepat.

2.1.10 Kebutuhan Peserta didik

1. Teori Kebutuhan Anak Teori kebutuhan anak yang dikembangkan oleh Maslow dapat menjadi acuan terhadap teori- teori tentang kebutuhan dan masih relevan hingga kini. Maslow 2008:3.25 membagi berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 5 aspek kebutuhan yaitu: Gambar 3.1. Hirarki Kebutuhan Maslow Kebutuhan yang rendah dalam hierarki ini harus paling tidak terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan yang lebih tinggi pada hierarki tersebut menjadi sumber motivasi yang penting. Jika dilihat dari gambar diatas, kebutuhan mendasar seorang individu adalah kebutuhan fisiologis, lalu kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dan seterusnya sehingga kebutuhan tersebut berkembang menjadi kebutuhan mengaktualisasikan diri. Tahapan kebutuhan tersebut tidak bersifat statis. Tingkat kebutuhan tersebut bisa semakin meningkat maupun melemah tergantung dari perkembangan masing- masing individu.

2.1.11 Cara Mengatasi Permasalahan Belajar Peserta didik

Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam belajar, menurut Darwis 2006: 54 ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru, antara lain melaksanakan pengajaran perbaikan, pengajaran pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan peningkatan motivasi belajar. a. Pengajaran Perbaikan Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberi- kan kepada seseorang atau beberapa orang peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kekhususan ini terletak pada peserta didik yang dilayani, bahan pelajaran, metode, dan media penyampaiaannya. b. Pengajaran Pengayaan Pengajaran pengayaan adalag suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada peserta didik-peserta didik yang sangat cepat dalam belajar. Biasanya peserta didikpeserta didik yang sangat cepat dalam belajar dapat menguasai bahan-bahan pelajaran lebih cepat dari teman-temannya. Beberapa bentuk pengajaran pengayaan yang mungkin dapat ditempuh adalah dengan jalan memberikan tugas kepada peserta didik: 1. membaca kompetensi atau sub kompetensi bahasan yang lain yang bersifat perluasan atau pendalaman dari pokok atau sub bahasan yang sedang dipelajari, 2. melaksanakan kerja pratik atau percobaan- percobaan, dan 3. mengerjakan soal-soal latihan. c. pembinaan Sikap Kebiasaan Belajar yang Baik Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keber- hasilan belajar. Rochman Natawidjaya dan Moein Moesa 1993 menyatakan bahwa sikap dan kebiasaan dan kebiasaan dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Oleh sebab itu, jika seorang peserta didik mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam belajar, salah satu faktor yang penting yang perlu diperiksa adalah bagaimana cara belajar yang ditempuh. d. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting dan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran. disekolah seringkali ditemukan adanya peserta didik yang malas dalam belajar. mereka nampak tidak bersemangat dalam belajar, dsb. Peserta didik peserta didik ini tidak sewajarnya dibiarkan begitu saja, karena akan dapat mengurangi efektivitas belajar peserta didik itu sendiri. Akibatnya peserta didik tidak akan dapat mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan. Untuk peserta didik seperti itu hendaknya diupayakan agar senantiasa meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Maka yang perlu dilakukan guru adalah 1. Mempelajari hal-hal yang melatar belakangi perilaku peserta didik yang tidak mau belajar. 2. Memberikan bantuan untuk meningkatkan motivasi belajar berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang latar belakang perilaku peserta didik itu.

2.1.12 Pengelolaan Kelas