Kedudukan Peserta didik Metafisika dan Pendidikan

Guru harus mengembangkan kemampuan dirinya dengan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahahuan dan teknologi, karena jika tidak demikian maka guru akan ketinggalan zaman dan pada akhirnya sulit membawa peserta didik dimasa dimana mereka akan mengalami kehidupan. g. Guru dapat mengembangkan potensi anak Dalam melakukan kegiatan ini guru harus mengetahui betul potensi peserta didik. Guru berperan penting dalam mengembangkan potensi peserta didik, hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan diri menjadi manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan masyarakat lingkungannya.

2.1.9 Kedudukan Peserta didik

2.1.9.1 Peserta didik sebagai Pokok Persoalan Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan Djamarah, 2010:51. Menurut Djamarah 2010:51 peserta didik dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. Sebagai pokok persoa- lan, peserta didik memiliki kedudukan yang menempati posisi yang menentukan dalam interaksi. Guru tidak mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik sebagai subyek pembinaan. Jadi peserta didik adalah “kunci” yang menentukan terjadinya interaksi edukatif. Dalam perspektif pedagogis, peserta didik adalah sejenis makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam hal ini peserta didik disebut sebagai “homo educantum ”. Maka pendidikan merupakan suatu keharusan yang diberikan kepada peserta didik. Peserta didik sebagai manusia yang berpotensi perlu dibina dan dibimbing dengan perantara guru Djamarah, 2010:52. Sehingga kesimpulan dari adanya pendapat tersebut, dalam proses pendidikan selain guru, peserta didik juga merupakan subjek penting untuk terselenggaranya suatu pendidikan. Namun dalam perkembangannya peserta didik masih perlu mendapat bimbingan dari guru. Maka guru sangat perlu memahami masing- masing karakter peserta didik agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. 2.1.9.2 Pembawaan Lingkungan Peserta didik Proses perkembangan dan pendidikan yang terjadi pada peserta didik tidak terlepas dari pengaruh pembawaan peserta didik itu sendiri maupun dari faktor lingkungan. Djamarah 2010:54 mengungkapkan bahwa perkembangan dan kematangan jiwa seorang anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan lingkungan. Lingkungan dapat dijadikan tempat kematangan jiwa seseorang. Dengan demikian baik tidaknya sikap seseorang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut. Anak yang baru lahir selalu menuntut penyempurnaan dirinya bahkan sejak mereka dalam kandungan. Anak dalam kandungan melaui ibunya menga- lami kematangan diri, baik fisik, mental, maupun emosional. Hubungan batin antara ibu dan anak terjalin sangat erat sekali Djamarah, 2010: 54. 2.1.9.3 Perbedaan Individual Peserta didik Djamarah 2010: 55 mengemukakan bahwa persoalan perbedaan indi- vidual peserta didik perlu mendapat perhatian dari guru, sehubungan dengan pengelolaan pembelajaran agar berjalan dengan kondusif. Sehingga dapat diklasifikasikan perbedaan individual peserta didik sebagai berikut: 1. Perbedaan Bilogis Djamarah 2010: 55 berpendapat bahwa didunia ini tidak ada seseorang yang memiliki jasmani yang sama persis, meskipun dalam satu keturunan. Anak kem- bar dari satu sel pun memiliki jasmani yang berlainan. Aspek biologis lainnya adalah hal-hal yang menyangkut kesehatan peserta didik, misalnya kesehatan yang berhubungan dengan mata, telinga, yang langsung berhubungan dengan pene-rimaan bahan pelajaran di kelas. Kedua aspek ini sangat penting dalam proses pendidikan. 2. Perbedaan Intelektual Setiap peserta didik memiliki intelegensi yang berlainan. Dalam perbedaan itu dirasakan ada kesulitan untuk menetahui dengan ukuran yang tepat mengenai tinggi rendahnya intelegensi seorang anak. Sebab semuanya dipengaruhi oleh fak- tor lingkungan dalam bentuk pengalaman yang diperoleh anak dalam hidupnya. Perbedaan individual dalam perlu guru ketahui dan pahami terutama dalam hubungannya dengan penggelompokan anak di dalam kelas. Anak yang kurang cerdas jangan dikelompokkan dengan anak yang kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi dimasukkan kedalam kelompok anak-anak yang cerdas, dengan harapan agar anak yang kurang cerdas terpacu untuk lebih kreatif, ikut terlibat langsung dengan motivasi yang tinggi dalam bekerja sama dengan kawan- kawan sekelompok dengannya. 3. Perbedaan Psikologis Ahli psikologi dan pendidikan serta semua orang berpendapat bahwa setiap anak manusia berbeda secara lahir dan batin. Jangankan pada aspek biologis, pada aspek psikologis anak juga mengalami perbedaan. Secara psikologis, seorang anak mengalami perbedaan dengan karakteristik mereka masing-masing. Ada yang murah senyum, pemarah, berjiwa sosial, egois, cengeng, bodoh, cerdas, rajin, periang, pemurung, yang semuanya dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan. Djamarah, 2010: 59. Djamarah 2010: 59 juga berpendapat bahwa di sekolah perbedaan aspek psikologi tidak dapat dihindari dalam pengelolaan pembelajaran, aspek psikologis sering menjadi persoalan, terutama yang menyangkut minat, bakat, dan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Guru sadar bahwa dalam pembelajaran yang diberikan tidak semuanya dapat diserap oleh peserta didik, entah karena penyampaian guru kurang tepat atau peserta didik yang kurang memper-hatikan. Melalui pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing peserta didik memiliki perbedaan baik secara biologis, intelektual, maupun psikologisnya. Ketiganya sangat berkaitan erat dalam keberhasilan pendidikannya. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru harus memperhatikan dan memahami karakteristik yang dimiliki setiap anak sehingga dalam penyampaian pendidikan dapat berjalan dengan tepat.

2.1.10 Kebutuhan Peserta didik