Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keber- hasilan belajar. Rochman Natawidjaya dan Moein Moesa 1993 menyatakan
bahwa sikap dan kebiasaan dan kebiasaan dalam belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Oleh sebab itu, jika seorang peserta
didik mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam belajar, salah satu faktor yang penting yang perlu diperiksa adalah bagaimana cara belajar yang ditempuh.
d. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.
Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting dan menentukan pencapaian tujuan pembelajaran. disekolah seringkali ditemukan adanya peserta
didik yang malas dalam belajar. mereka nampak tidak bersemangat dalam belajar, dsb. Peserta didik peserta didik ini tidak sewajarnya dibiarkan begitu saja, karena
akan dapat mengurangi efektivitas belajar peserta didik itu sendiri. Akibatnya peserta didik tidak akan dapat mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk peserta didik seperti itu hendaknya diupayakan agar senantiasa meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Maka yang perlu dilakukan guru
adalah 1.
Mempelajari hal-hal yang melatar belakangi perilaku peserta didik yang tidak mau belajar.
2. Memberikan bantuan untuk meningkatkan motivasi belajar berdasarkan
pemahaman yang mendalam tentang latar belakang perilaku peserta didik itu.
2.1.12 Pengelolaan Kelas
2.1.12.1 Makna Pengelolaan Kelas
Made Pidarta mengatakan dalam Djamarah, 2010:172 bahwa penge- lolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap
problem dan situasi kelas. Sehingga peserta didik dapat memanfaatkan kemam- puannya, bakatnya, energinya pada tugas-tugas individual.
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu ke waktu perbuatan anak selalu mengalami perubahan. Sehingga Djamarah
2010: 173 menyimpulkan makna pengelolaan kelas yaitu suatu upaya mem- perdayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendu-kung
proses interaksi edukatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2.1.12.2 Masalah Pengelolaan Kelas
Menurut Made Pidarta dalam Djamarah,2010: 173 masalah-maslah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan peserta didik adalah sebagai berikut:
a. kurang kesatuan, misalnya adanya kelompok- kelompok, klik- klik, dan pertentangan jenis kelamin.
b. tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap- cakap, pergi kesana kemari, dan sebagainya.
c. reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan, mengucilkan,dan merendahkan.
d. kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan mendorong perilaku peserta didik yang keliru.
e. mudah mereaksi ke hal-hal negatif atau terganggu, misalnya bila didatangi monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah dan sebagainya.
f. moral rendah, permusuhan, permusuhan, agresif.
g. tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas- tugas tambahan, anggota kelas yang baru, dan sebagainya.
2.1.12.3 Penataan Ruang Kelas Menciptaka suasana belajar yang menggairahkan, perlu memperhatikan
penataan dan pengaturan ruang kelas atau belajar. Pengaturan dan penyusunan ruang kelas hendaknya memungkinkan anak duduk berkelompok dan guru ber-
gerak secara leluasa. Djamarah, 2010: 174. Dalam penataan ruang kelas, pengaturannya bisa berdasarkan tujuan pe-
ngajaran, waktu yang tersedia, dan kepntingan pelaksanaan cara belajar peserta didik aktif. Djamarah 2010: 175 juga mengelompokkan penataan ruang kelas
meliputi: 1. pengaturan tempat duduk
proses belajar peserta didik memerlukan tempat dudu. Tempat duduk mempengaruhi peserta didik dalam belajar, bila tempat duduk bagus, tidak
terlau rendah, tidak terlalu tinggi, tidak terlalu besar, tidak berat, dan sesuai dengan postur peserta didik, maka peserta didik dapat belajar dengan baik dan
tenang. 2. pengaturan alat-alat pengajaran
diantara alat-alat pengajaran dalam kelas yang harus diatur adalah: a. perpustakaan kelas, sekolah yang maju memiliki perpustakaan disetiap
kelas, pengaturannya bersama- sama peserta didik
b. alat peraga atau media pembelajaran, alat peraga atau media pengajaran harusnya diletakkan dikelas agar memudahkan penggunaannya, penga-
turan dilakukan bersama-sama peserta didik. c. papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain, ukurannya ahrus disesuaikan,
penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh peserta didik.
d. papan presensi peserta didik, ditempatkan dibagian paling depan sehingga dapat dilihat oleh semua peserta didik, serta difungsikan sebagaimana
mestinya.
2.1.13 Media Pembelajaran