96
a.  Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Hasil  uji  statistik  t  dapat  dilihat  pada  tabel  4.17,  jika  nominal  probabilitas  t lebih  kecil  dari  dari  0,05  maka  H
a
diterima  dan  menolak  H
0,
sedangkan  jika probabilitas t lebih besar dari dari 0,05 maka H
a
ditolak dan menerima H
0.
Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coeffici
ents T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1  Constant  1,949  7,963
0,245  0,808 TSIAR
0,838  0,246 0,543
3,406  0,002 0,333
3,003 TSIAE
-0,48  0,235 -0,27
-0,205  0,839 0,493
2,027 TSIAH
0,583  0,211 0,376
2,766  0,009 0,458
2,184 Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.17 di atas menjelaskan hasil regresi berganda sebagai berikut:
Y= 1,949+0,838X
1
+-0,48X
2
+0,583X
3
Hipotesis  1:  Pengaruh  Sistem  Informasi  Akuntansi  Siklus  Pendapatan terhadap
Inventory Management
Hasil  uji  hipotesis  1  dapat  dilihat  pada  tabel  4.17  menjelaskan  bahwa variabel  sistem  informasi  akuntansi  siklus  pendapatan  mempunyai  tingkat
signifikansi  sebesar  0,002.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  sistem  informasi akuntansi siklus pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap inventory
management, karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05.
97 Hasil  uji  hipotesis  menunjukkan  bahwa  sistem  informasi  akuntansi
siklus  pendapatan  berpengaruh  terhadap  inventory  management.  Hal  ini menunjukkan  bahwa penggerak  variabel X
1,
yang dikutip dari  buku  Romney dan  Steinbart  2012:353  yaitu:
“An  organization  performs  the  four  basic revenue cycle activities: 1. Sales order entry, 2. Shipping, 3. Billing 4. Cash
collection”.  Yang  diartikan  sebagai  berikut  suatu  perusahaan  menerapkan empat  aktivitas  dasar  dalam  siklus  pendapatan:  1.  Menginput  catatan
penjualan, 2. Pengiriman, 3. Penagihan, 4. Pengumpulan kas. Maka, pengukuran dalam sistem informasi akuntansi siklus pendapatan
terhadap  inventory management yang digeraki oleh kutipan buku Heizer dan Render
2010:83-89 menjelaskan
mengenai penggerak
inventory management:  1.  Analisis  ABC,  2.  Akurasi  catatan  persediaan,  3.
Perhitungan  siklus,  dan  4.  Kontrol  persediaan  pelayanan,  memiliki  tingkat signifikansi  yang  baik  sehingga  berakibat  terhadap  uji  hipotesis  sistem
informasi  akuntansi  siklus  pendapatan  berpengaruh  terhadap  inventory management.
Berdasarkan  penelitian  yang  diteliti  oleh  Fauzi  2014:12  menjelaskan bahwa  sistem  informasi  siklus  pendapatan  yang  ditingkatkan  dengan
pengendalian  internal  perusahaan  mampu  memaksimalkan  manajemen persediaan perusahaan sehingga berpengaruh positif. Dan menurut  penelitian
Fernando  2014:2  menjelaskan  bahwa  dengan  meningkatkan  perbaikan sistem  pendapatan  dan  persediaan  dapat  membantu  meningkatkan  kinerja
operasional  perusahaan,  proses  pembuatan  laporan  menjadi  lebih  cepat  dan
98 akurat,  proses  pengecekan  persediaan  lebih  cepat,  proses  penelusuran  data
transaksi  menjadi  lebih  mudah  dan  pembagian  tugas  lebih  jelas  bagi  para karyawan  sehingga  mengurangi  tingkat  kecurangan  dan  memberikan
pengaruh positif terhadap manajemen persediaan perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh pihak
peneliti  di  beberapa  perusahaan  dagang  di  Kota  Bogor,  Jakarta,  dan Tangerang Selatan, bahwa sistem informasi akuntansi siklus pendapatan telah
diterapkan pada aktivitas penjualan kepada pelanggan dan telah  menerapkan teknologi  yang  efektif  dalam  memenuhi  kebutuhan  pelanggan.  Penerapan
sistem  informasi  akuntansi  siklus  pendapatan  mampu  untuk  meningkatkan kinerja  dan  keamanan  kas  masuk  dari  penjualan  persediaan  dari  pelanggan.
Sistem  informasi akuntansi siklus pendapatan  ini  efektif dalam  menyediakan informasi  yang  cocok  bagi  manajemen  persediaan  sehingga  mampu
melakukan  pengecekan  persediaan  lebih  cepat,  proses  penelusuran  transaksi penjualan  dan  mampu  meningkatkan  kinerja  dan  keamanan  dalam
operasional  penjualan  terhadap  persediaan  yang  dimiliki  perusahaan  dagang ini.
Hipotesis  2:  Pengaruh  Sistem  Informasi  Akuntansi  Siklus  Pengeluaran terhadap
Inventory Management
Hasil  uji  hipotesis  2  dapat  dilihat  pada  tabel  4.17  menjelaskan  bahwa variabel  sistem  informasi  akuntansi  siklus  pengeluaran  mempunyai  tingkat
signifikansi  sebesar  0,839.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  sistem  informasi
99 akuntansi  siklus  pengeluaran  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap
inventory management, karena tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hasil  uji  hipotesis  menunjukkan  bahwa  sistem  informasi  akuntansi
siklus pengeluaran tidak berpengaruh terhadap inventory management. Hal ini menunjukkan  bahwa penggerak  variabel X
2,
yang dikutip dari  buku  Romney dan  Steinbart  2012:392  yang  menjelaskan  mengenai  aktivitas  dasar  sistem
informasi  akuntansi  siklus  pengeluaran  dijelaskan  sebagai  berikut: “An
organization performs the four basic expenditure cycle activities: 1. Ordering materials,  supplies,  and  services,    2.  Receiving  materials,  supplies,  and
services,  3.  Approving  supplier  Invoice  4.  Cash disbursements”.  Yang  di
artikan  sebagai  berikut  suatu  perusahaan  menerapkan  empat  aktivitas  dasar dalam  siklus  pengeluaran:  1.  Pemesanan  bahan  baku  atau  barang  dagang,
perlengkapan,  dan  jasa,  2.  Penerimaan  bahan  baku  atau  barang  dagang, perlengkapan, dan jasa, 3. Persetujuan faktur pemasok, 4.  Pengeluaran kas.
Maka, pengukuran dalam sistem informasi akuntansi siklus pengeluaran terhadap  inventory management yang digeraki oleh kutipan buku Heizer dan
Render 2010:83-89
menjelaskan mengenai
penggerak inventory
management:  1.  Analisis  ABC,  2.  Akurasi  catatan  persediaan,  3. Perhitungan  siklus,  dan  4.  Kontrol  persediaan  pelayanan  tidak  memiliki
tingkat signifikansi yang baik sehingga berakibat terhadap uji hipotesis sistem informasi akuntansi siklus pengeluaran tidak berpengaruh terhadap inventory
management.  Dan  terdapat  faktor-faktor  lain  yang  tidak  dijelaskan  dalam penelitian  ini  seperti  ketidakpastian  lingkungan,  kondisi  perusahaan,
100 teknologi dan informasi, pengendalian internal serta eksternal perusahaan dan
lainnya. Berdasarkan penelitian  yang diteliti oleh Rosina dan  Dianni  2014:15,
menjelaskan  bahwa  pengelolaan  persediaan  yang  diterapkan  pada  toko  ini belum  maksimal  sehingga  banyak  aktivitas-aktivitas  yang  tidak  profitable.
Dengan aktivitas pengeluaran dalam inventory management yang tidak diikuti dengan  pengendalian  internal  perusahaan  membuat  banyak  aktivitas  tidak
profitable  dalam  meningkatkan  profitabilitas,  sehingga  tidak  memiliki hubungan yang signifikan.
Dan  penelitian  Nejadhosseini  2012:140  ini  memiliki  hasil  hubungan antara sistem  informasi akuntansi  yang  memiliki  hasil  yang  negatif terhadap
kinerja  manajemen  secara  menyeluruh  pada  perusahaan  yang  terlisting  pada Dubai  Financial  Market  DFM,  karena  sistem  informasi  akuntansi  tidak
menyediakan  informasi  yang  cocok  kinerja  manajemen  secara  menyeluruh untuk  memfasilitasi  efektivitas  penyampaian  strategi  dan  tujuan  operasional
perusahaan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh pihak
peneliti  di  beberapa  perusahaan  dagang  di  Kota  Bogor,  Jakarta,  dan Tangerang  Selatan,  sistem  informasi  akuntansi  siklus  pengeluaran  tidak
memiliki aplikasi software yang paling modern tidak seperti siklus penjualan dan  hanya  menerapkan  sistem  komputerisasi  dalam  transaksi  pembelian
barang  dagang  dari  supplier,  selain  itu  perusahaan  belum  menerapkan kebijakan  akuntansi  secara  menyeluruh  seperti  diskon  pembelian,
101 pembayaran hutang konsinyasi dan penerapan metode pencatatan serta sistem
persediaan  dengan  jumlah  barang  yang  banyak  sulit  diterapkan  secara menyeluruh,  selain  itu  kebijakan  manajemen  mutu  dari  persediaan  barang
yang baru datang dari supplier sulit untuk diterapkan secara maksimal secara menyeluruh  dalam  penerapannya  karena  kurangnya  pengendalian  yang
memadai dalam opersionalnya. Dan faktor lain seperti lingkungan, kurangnya responden dan resiko-resiko yang mungkin tidak diketahui secara menyeluruh
oleh  perusahaan  dan  kemajuan  teknologi  yang  selalu  memperbaharui teknologi  sistem  informasi  akuntansi  pengeluaran.  Maka  efektivitas
penggunaan  sistem  informasi  akuntansi  akan  dirasakan  apabila  perusahaan memiliki  pengendalian  internal  yang  baik  dan  mampu  mendukung  siklus
pengeluaran. Sehingga sistem informasi akuntansi siklus pengeluaran kurang mampu menyediakan informasi yang cocok manajemen persediaan.
Hipotesis  3:  Pengaruh  Sistem  Informasi  Akuntansi  Siklus  Sumber  Daya Manusia terhadap
Inventory Management
Hasil  uji  hipotesis  3  dapat  dilihat  pada  tabel  4.17  menjelaskan  bahwa variabel sistem  informasi akuntansi siklus sumber daya  manusia  mempunyai
tingkat  signifikansi  sebesar  0,009.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  sistem informasi  akuntansi  siklus  sumber  daya  manusia  berpengaruh  secara
signifikan  terhadap  inventory  management,  karena  tingkat  signifikansinya lebih kecil dari 0,05.
Hasil  uji  hipotesis  menunjukkan  bahwa  sistem  informasi  akuntansi siklus  sumber  daya  manusia  berpengaruh  terhadap  inventory  management.
102 Hal  ini  menunjukkan  bahwa  penggerak  variabel  X
3,
yang  dikutip  dari  buku Romney dan Steinbart 2012:459 yang menjelaskan mengenai aktivitas dasar
sistem  informasi  akuntansi  siklus  sumber  daya  manusia  dijelaskan  sebagai berikut:
“An organization performs the five basic payroll human resources management cycle activities: 1. Update payroll master data, 2. Validate time
and  attendance  data,  3.  Prepare  payroll,  4.  Disburse  payroll,  5.  Disburse payroll taxes and miscellaneous deduction”.  Yang diartikan sebagai  berikut
suatu perusahaan menerapkan empat aktivitas dasar dalam penggajian siklus sumber daya manusia: 1. Mengupdate data induk gaji, 2. Memvalidasi waktu
dan data absensi, 3. Menyiapakan penggajian, 4. Membayarkan penggajian, 5. Membayarkan pajak penggajian dan pengurangan biaya lain-lain.
Maka,  pengukuran  dalam  sistem  informasi  akuntansi  siklus  sumber daya  manusia  terhadap  inventory  management  yang  digeraki  oleh  kutipan
buku  Heizer  dan  Render  2010:83-89  menjelaskan  mengenai  penggerak inventory  management:  1. Analisis  ABC,  2.  Akurasi  catatan  persediaan,  3.
Perhitungan  siklus,  dan  4.  Kontrol  persediaan  pelayanan,  memiliki  tingkat signifikansi  yang  baik  sehingga  berakibat  terhadap  uji  hipotesis  sistem
informasi  akuntansi  siklus  sumber  daya  manusia  berpengaruh  terhadap inventory management.
Setiap  sumber  daya  manusia  dalam  suatu  perusahaan  pasti  memiliki kepentingannya  masing-masing  yang  terkait  ke  dalam  kinerja  perusahaan,
khususnya sumber daya  manusia  yang terkait dengan  manajemen persediaan seperti  alur  proses  gudang,  penyimpanan  barang  dagang,  masuk  keluarnya
103 persediaan,  keamanan  serta  pengendalian  internal  persediaan  dan  sumber
daya  supplier  memiliki  hubungan  yang  signifikan  terhadap  kinerja manajemen persediaan.
Berdasarkan penelitian Machmud dan Pinatik 2014:773, pengendalian telah  dilakukan  secara  efektif,  didukung  oleh  efektivitas  operasi,  keandalan
laporan  keuangan,  kepatuhan  terhadap  hukum,  dan  peraturan  perusahaan. Tujuan  utamanya  untuk  tercapainya  eksistensi,  kelengkapan,  akurasi,
klasifikasi,  tepat  waktu,  posting  dan  pengikhtisaran.  Pengendalian  yang dilakukan  terhadap  sumber  daya  manusia  perusahaan  efektif  dan  berdampak
positif terhadap pengelolaan persediaan barang dagangan dengan baik Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh pihak
peneliti  di  beberapa  perusahaan  di  Kota  Bogor,  Jakarta,  dan  Tangerang Selatan,  sistem  informasi  akuntansi  siklus  sumber  daya  manusia  sangat
berpengaruh dengan manajemen persediaan, karena aktivitas dan kecermatan kinerja pegawai sangatlah berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas barang
dagang  yang terdapat di toko dan gudang. Kontrol persediaan dan perlakuan sistem  penggajian  yang  baik  dan  selalu  tepat  waktu  akan  mempengaruhi
kinerja sumber daya manusia dalam mengatur manajemen perusahaan. Selalu melakukan  pengecekan,  persiapan  sumber  daya  manusia  sebelum  bekerja
serta  melakukan  evaluasi  setelah  bekerja  mampu  menunjukkan  efektivitas sistem  informasi  akuntansi  siklus  sumber  daya  manusia,  sehingga  mampu
memberikan  informasi  yang  dibutuhkan  oleh  perusahaan  dalam  mengelola persediaan barang dagang perusahaan.
104
b.  Hasil Uji  Signifikansi Simultan Uji Statistik F