Pengaturan Penanaman Modal Asing secara Umum

lagi sebagai concessionaris pemegang konsesi. Mereka hanya dapat menjadi kontraktor dari pemerintah dan pemegang Kuasa Pertambangan. 48

B. Pengaturan Penanaman Modal Asing secara Umum

Mengenai perkembangan keterlibatan kontraktor asing di sektor pertambangan hingga tahun 1998, Kontrak Karya Pertambangan telah memasuki Generasi VII. Kontrak Karya Batubara memasuki generasi III dan Kontrak Production Sharing memasuki Generasi III. Dari segi produksi, hingga saat ini bagian terbesar produksi tambang utama Indonesia adalah hasil kegiatan perusahaan-perusahaan asing. Namun dalam sepuluh tahun terakhir ini, sudah mulai tampak adanya minat para pengusaha swasta nasional untuk turut bergiat dalam usaha pertambangan, baik secara sendiri maupun dalam usaha patungan dengan pihak asing. Momentum dimulainya investasi asing di Indonesia adalah sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanamn Modal Asing. Undang-undang ini merupakan payung di dalam menjalankan penanaman modal asing di Indonesia. Undang-undang ini telah dilakukan perubahan dan penambahan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Hal-hal yang diubah dan ditambah adalah mengenai pasal tentang Penanaman Modal Asing. Intinya perubahan dan penambahan ketentuan itu adalah berkaitan dengan kelonggaran-kelonggaran perpajakan yang diberikan 48 Pasal 10 UUPP, Pasal 8 UUPMA dan Pasal 6 UU No. 44 Prp. Tahun 1960. Universitas Sumatera Utara kepada penanam modal asing terutama yang menananmkan modalnya dalam bidang-bidang usaha yang terbuka bafi modal asing Pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Bidang-bidang usaha itu akan ditentukan oleh pemerintah. 49 1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 tentang Persyaratan Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing telah dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan berbagai Peraturan Menteri, antara lain: 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 97 Tahun 1993 Tentang Tata Cara Penanaman Modal; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2000 Tentang Bidang Usaha yang tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Tertentu Bagi Penanaman Modal;yang diganti menjadi Peraturan Prediden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha yang tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di 49 Salim dan Budi, Hukum Investasi di Indonesia,2008, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hal 152. Universitas Sumatera Utara Bidang Penanaman Modal. Kemudian diganti lagi dengan yang paling terbaru dengan Peraturan Prediden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Usaha yang tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal. 50 5. Keputusan Menteri Negara Investasi Kepala BKPM Nomor 38SK1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Keputusan Menteri Negara Investasi Kepala BKPM Nomor 38SK1999 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing ini telah diubah dengan Keputusan Kepala BKPM Nomor 57SK2004 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal yang Didirikan Dalam Ranka Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. Namun, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penaman Modal Asing jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penaman Modal Asing telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi, yakni dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal UUPM. 51 50 Lahirnya UUPM didasarkan pada kepentingan bangsa Indonesia untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembangunan ekonomi, sehingga kita perlu mendapat akses yang lebih baik ke modal dunia dalam arti luas. Untuk dapat menarik investor www.google.com , diakses pada tanggal 23 Agustus 2010. 51 Salim dan Budi, Op Cit, hal 154. Universitas Sumatera Utara asing mengingat daya saing yang dimiliki Indonesia demi perkuatan ekonomi Indonesia, di mana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, berupa : wilayah yang luas dan subur dengan kekayaan alam yang melimpah; upah buruh yang relative rendah; pasar yang sangat besar; lokasi yang strategis; adanya kepentingan untuk mendorong iklim investasi yang sehat; dan tidak adanya pembatasan atas arus devisa, termasuk modal dan keuntungan, sehingga perlu untuk terus memperbaharui undang-undang penanaman modal. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk melakukan penataan dan penyesuaian ketentuan penanaman modal di Indonesia mencakup seluruh sektor. Atas dasar pertimbangan tersebut, pemerintah memandang perlu untuk membuat undang- undang yang baru dan sekaligus menggantikan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penaman Modal Asing jo. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penaman Modal Asing , maka pada tanggal 26 April 2007 telah mensahkan dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. 52 1. Pasal 1 angka 3, angka 6, dan angka 8 tentang Pengertian Penanaman Modal Asing, Penanam Modal Asing dan Modal Asing; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, mengatur dua macam investasi, yaitu investasi asing dan investasi domestic. Ketentuan-ketentuan yang mempunyai hubungannya dengan investasi asing, yaitu: 52 Dhaniswara K. Harjono, Op Cit, hal 64. Universitas Sumatera Utara 2. Pasal 3 tentang Asas dan Tujuan Penanaman Modal; 3. Pasal 4 tentang Kebijakan Dasar Penanaman Modal; 4. Pasal 5 ayat 2 dan ayat 3 tentang bentuk Badan Usaha; 5. Pasal 6 tentang Perlakuan terhadap Penanam Modal; 6. Pasal 7 tentang Pemerintah tidak akan Melakukan Tindakan Nasionalisasi atau Pengambilalihan hak; 7. Pasal 8 tentang Kebebasan Mengalihkan Aset; 8. Pasal 9 tentang Tanggung Jawab Hukum yang belum Diselesaikan oleh Penanam Modal; 9. Pasal 10 tentang Penggunaan Tenaga Kerja, khususnya Tenaga Kerja Asing; 10. Pasal 11 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 11. Pasal 12 tentang Bidang Usaha; 12. Pasal 15 sampai dengan 17 tentang Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Penanam Modal; 13. Pasal 18 sampai dengan Pasal 24 tentang Fasilitas Penanaman Modal; 14. Pasal 32 ayat 1 dan ayat 3 tentang Penyelesaian Sengketa; dan 15. Pasal 33 sampai dengan Pasal 34 tentang Sanksi. 53 Pasal 33 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal mengatur tentang: 54 i. larangan bagi investor asing; dan ii. pengakhiran perjanjian atau kontrak kerja. 53 Ibid, hal 155. 54 Pasal 33 Undang –Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara Investor asing dilarang untuk membuat perjanjian danatau pernyataan yang menegaskan bahwa kepemilikan saham dalam perseroan terbatas untuk dan atas nama orang lain. Konsekuensi logis dari investor asing yang membuat perjanjianpernyataan itu adalah batal demi hukum. Artinya, bahwa perjanjianpernyataan itu dari semula dianggap tidak ada. Bagi investor asing yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan perjanian atau kontrak kerja sama dengan pemeintah, melakukan; 1 tindak pidana perpajakan, 2penggelembungan biaya pemulihan, dan 3bentuk penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecil keuntungan yang mengakibatkan kerugian negara, maka pemerintah dapat mengakhiri perjanjiankontrak kerja sama dengan investor asing. Pengakhiran perjanjiankontrak kerja sama adalah dengan berakhirnya atau tidak berlaku lagi kontrak yang dibuat antara pemerintah dengan investor asing. Namun, pengakhiran kontrak itu baru dilakukan: 55 i. berdasarkan temuan atau pemeriksaan pejabat yang berwenang, dan ii. telah mendapat keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Pemerintah dalam melakukan pengakhiran tidak dilakukan secara gegabah, tetapi didasarkan prinsip-prinsip hukum yang berlaku. Di samping itu, dalam Pasal 34 telah ditentukan sanksi bagi investor asing yang tidak memenuhi kewajiban dalam Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 55 Salim dan Budi, Op Cit, hal 156 Universitas Sumatera Utara Tahun 2007. Sanksinya berupa sanksi administrative. Pasal 15 ini, berkaitan dengan tidak dilaksanakan kewajiban dengan baik oleh investor asing. Kewajiban yang tidak dilaksanakan itu meliputi: 1. tidak menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; 2. tidak melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; 3. tidak membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. tidak menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; 5. tidak mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. Jenis sanksi administratif, yang diajtuhkan kepada investor asing, berupa: 1. peringatan tertulis; 2. pembatasan kegiatan usaha; 3. pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal; 4. pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal. Sanksi administratif ini diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Selain dikenai sanksi administratif,badan usaha atau perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dijabarkan lebih lanjut melalui peraturan pelaksana, antara lain: 1. Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri Melalui Sistem Pelayanan Satu Atap; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2008 perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu danatau di Daerah- Daerah Tertentu; 3. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif Dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal Di Daerah ; 4. Peraturan Kepala BKPM Nomor 11 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; 5. Peraturan Kepala BKPM Nomor 13 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penanaman Modal di Indonesia; 6. Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik; 7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Universitas Sumatera Utara 8. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Bagi Penanaman Modal.

C. Pengaturan Penanaman Modal Asing di Bidang Pertambangan Umum