Kedudukan Usaha Kecil dan Menengah

c. Kelompok C UKM yang belum pernah melakukan transaksi luar negeri tetapi memiki potensi yang besar jumlahnya sekitar 30 Kelompok D UKM yang memang tidak ada orentasi ke pasar luar negeri mayoritas UKM yang ada di kelompok ini yakni sekitas 60. 25 Secara sederhana jenis usaha dapat dibedakan dalam 3 bagian yaitu barang, jasa, dan barang dan jasa.

3. Kedudukan Usaha Kecil dan Menengah

Di dalam pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa, berdirinya Negara Indonesia bertujuan antara lain : bahwa Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa batang tubuh UUD 1945 yang terdiri dari 16 bab dan 37 pasal ini dijiwai oleh pembukaannya, dijabarkan lebih lanjut pasal-pasalnya yakni; pasal 23, pasal 27 serta pasal 33 dan 34. dari keempat pasal tersebut yang paling pokok dan melandasi usaha-uasaha pembangunan nasional dibidang ekonomi adalh pasal 33. Adapun bunyi pasal 33 tersebut adalah sebagai berikut : a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. c. Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan sepenuhnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. 26 25 . M. Dawam Rahardjo, Pembangunan Ekonomi Islam ; suatu pendekatan, pemerataan, keadilan, dan ekonomi kerakyatan,Jakarta : Internasa, 1997, h. 26 26 . Edilius, et.al., pengantar ekonomi perusahaan, Jakarta : Rineka Cipta, 1992, h. 12 Drs Soetrisno p.H menerangkan bahwa struktur ekonomi ekonomi Indonesia dari segi kelembagaan ekonomi sektoral berdasarkan yuridis konstitusional yaitu pasal 33 dan 34 terdiri dari sektor ekonomi yaitu : a. Sektor Koperasi b. Sektor Negara c. Sektor swasta, antara lain : 1 Perseroan terbatas 2 Perseroan komoditor 3 Firma 4 Usaha perseroan 5 Perusaan internasional Dalam konsep ekonomi kerakyatan tidak dikenal adanya rumusan kekuasaan sumberdaya alam maupun hasil-hasilnya, sehingga menimbulkan eksploitasi yang tidak adil, seperti yang ada pada konsep konglomerasi. Semua bentuk usaha yang ada di Negara kita, koperasi, CV, PT, atau perusahaan perorangan,dapat menjalankan dan berperan aktif dalam kegiatan ekonomi kerakyatan sesuai kaidah-kaidah kerakyatan. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan taraf hidup sebagian penduduk sekaligus sebagai kekuatan pembangunan bangsa yang beroryentasi kerakyatan, pendekatan konsep pembangunan harus bertujuan untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan manusia harkat dan martabat manusia Indonesia dengan memperhatikan kemampuan dan pengembangan potensi yang dimilikinya. Ada kemungkinan yang dapat ditarik dari pengalaman dinegara-negara yang usaha kecilnya berkembang, antara lain : a. Dalam kegiatan ekonomi yang semakin kompetitif usaha besar tetap berjalan seiring dengan perkembangan usaha kecil. b. Dalam perkembangan usaha besar memang memerlukan bahan baku yang dihasilkan usaha kecil sehingga dapat menjamin berjalannya usaha baik bagi usaha besar maupun bagi usaha kecil. c. Dalam perkembangan usaha besar dan usaha kecil terjadi hubungan saling membutuhkan sehingga saling mendukung kepentingan dan keperluan usaha. Yang pada akhirnya dapat saling memperkokoh sehingga mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha. 27 27 . Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Koperasi dan Strategi, h. 34

BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI SYARIAH BMT ASSALAM

A. Sejarah Koperasi Berdirinya Syariah BMT Assalam

BMT Assalam dibentuk oleh BPDI Pekerjaan Umum dan Menpera untuk melaksanakan salah satu ajaran Islam yaitu:”…Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kepada Allah, Allah amat berat siksaannya. QS Al-Maidah: 2”. Pendirian BMT Assalam tercetus dalam suatu pertemuan BPDI PU dan MENPERA yang antara lain dihadiri oleh Ir.H. Syarifudin Akil, Ir. H.Moh Hasan Dipl HE, Ir. H. Agoes Widjanarko MIP yang kemudian dikukuhkan oleh Menteri Pekerjaan Umum. Pengukuhan BMT Assalam ini dilakukan oleh Bapak Djoko Kirmanto pada tanggal 11 Januari 2005. BMT Assalam didirikan dengan ke putusan BPDI PU dan Menpera dengan Surat Keputusan No: 03KPTSBPDI2006 pada tanggal 11 Januari 2005, maksud dan tujuan mendirikan BMT Assalam yaitu dari hasil usahanya dapat atau ikut menanggung biaya pengelolaan mesjid dan membantu dhuafa dari Umat Islam. Dalam perkembangannya, BMT Assalam terjadi pasang surat dan pergantian Pengurus beberapa kali yang kemudian diputuskan untuk merobah BMT Assalam menjadi Badan Hukum dengan Nama Koperasi Syariah Baitul Maal Wattamwil Assalam dengan Akte Notaris No: 03 Tanggal 14 April 2009, koperasi Syariah BMT Assalam dalam menjalankan usahanya tetap 51