22
dengan cerita-cerita yang lebih beragam.
18
5 Pertunjukan Film
Bagi perpustakaan yang sudah memiliki tenaga operator, proyektor maupun
filmnya, layanan
pertunjukan film
ini dapat
diselenggarakan secara rutin. Pertunjukan film ini lama putarnya disesuaikan dengan usia anak. Anak-anak prasekolah lebih cocok
diputarkan film-film pendek, sedangkan untuk anak-anak yang lebih besarusia sekolah dapat diputar film-film pendidikan, dengan
masa putar kurang lebih 1 jam.
19
6 Pertunjukan Boneka
Di dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah dikemukakan bahwa jenis layanan ini sangat disukai oleh anak-
anak. Yang perlu dipersiapkan oleh perpustakaan apabila sudah memiliki sperangkat boneka dan sarana penunjangnya adalah harus
mempersiapkan petugas
yang dapat
mempersiapkannya. Pertunjukan boneka dapat dilakukan setiap 2 minggu atau 3
minggu sekali berselang-seling dengan pertunjukan film atau acara mendongeng.
20
7 Mainan Anak
Jenis layanan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak, terutama untuk meningkatkan daya intelektual dan imajinasi
mereka serta sebagai sarana rekreasi yang mendidik. Bermain
18
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggara Perputskaan Daerah, h. 36.
19
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggara Perputskaan Daerah, h. 38.
20
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggara Perputskaan Daerah, h. 39.
23
merupakan bagian yang penting dari kehidupan seorang anak. Selama masa kanak-kanak, bermain merupakan aktivitas yang
penting, dimana anak lebihh memahami diri mereka dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain. Jenis mainan yang dapat
disediakan di bagian layanan anak misalnya catur, lego, balok, halma, monopoli, dan lain-lain.
21
C. Minat Membaca
1. Definisi Minat dan Membaca
a. Definisi Minat
Definisi minat dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer adalah kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu, gairah dan keinginan.
22
Minat adalah keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu dorongan untuk berbuat sesuatu belajarsuatu perangkat mental
yang terdiri dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka dan rasa takut; kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu.
23
Minat merupakan kata yang paling sering digunakan untuk menjelaskan alasan keterlibatan seseorang
dalam suatu pekerjaan atau kegiatan dan dengan alasan minat pula seseorang akan tetap tekun melaksanakan kegiatan tersebut meskipun
ia sibuk sekali dengan kegiatan lain.
24
Minat dan kebiasaan membaca merupakan keterampilan yang
21
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggara Perpustakaan Daerah, h. 40
22
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontreporer Ed.1 Jakarta: English Press, 2002 h.979.
23
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikolog Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993 h.156
24
Suryo Sumarsono, Perpustakaan dan Peranannya Untuk Meningkatkan Minat Baca Jakarta: Perpustakaan Yarsi, 2002 h. 18.
24
diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Maka dengan demikian minat dan kebiasaan membaca dapat dibentuk dan dikembangkan, dengan
minat dan kebiasaan membaca akan diperoleh hasil, naik informasi, pengertian, pengetahuan dan lainnya yang disajikan oleh bahan
bacaan. Oleh karena itu minat baca perlu dilakukan sejak dini yang dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
25
Menurut Saleh dan Wahab minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap
orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung
suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian, subyek,
ada usaha
untuk: mendekatimengetahuimemiliki
menguasaiberhubungan dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.
26
Menurut Hurlock minat memiliki dua aspek, yaitu: 1
Aspek Kognitif Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan
individu mengenai bidang yang berkaitan dengan minatnya. Karena minat masa kanak-kanak cenderung egosentris, aspek
kognitif minat ini berkisar sekitar pertanyaan apa saja keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh dari minat itu. Konsep
yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas
25
Ridwan A. Siregar, Pembinaan Minat Baca Anak Sumatra: USU e-Repositori, 2008 h.1
26
Saleh, A.R dan Wahab, M.A, Psikologi Suatu Pengantar: Dalam Perspektif Islam Jakarta: Kencana, 2004 h.262-263
25
pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, serta dari berbagai jenis media masa. Dari
sumber tersebut individu
belajar apa
saja yang
akan menguntungkan serta memuaskan kebutuhan mereka dan yang
tidak. Bila terbukti ada keuntungan dan kepuasan, minat mereka tidak saja menetap melainkan juga menjadi lebih kuat tatkala
keuntungan dan kepuasan menjadi nyata. Hal sebaliknya akan terjadi bila tidak terdapat atau hanya terdapat sedikit keuntungan
atau kepuasan pribadi. 2
Aspek Afektif Aspek afektif atau bobot emosional, konsep yang membangun
aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Aspek afektif berkembang dari
penngalaman pribadi, dari sikap orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut, dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
27
Menurut Hurlock, walaupun kedua aspek di atas penting perannya dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak dikerjakan oleh
individu, dan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif lebih penting daripada aspek kognitif. Hal ini dikarenakan 1
aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan
27
Hurlock, E.B, Perkembangan Anak Jilid 2 Jakarta: Erlangga, 1999 h.116-118
26
motovasi tindakan daripada aspek kognitif, suatu aspek afektif positif dari minat memperkuat minat itu dalam tindakan. 2 Aspek afektif
minat, sekali terbentuk, cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan dengan aspek kognitif. Oleh sebab itu, mengingat
pengaruh minat pada perilaku dan pada penyesuaian pribadi dan sosial dalam perkembangan minat, perhatian yang lebih besar harus
diberikan pada pengembangan aspek afektif positif dari minat ini, daripada aspek kognitifnya.
28
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada suatu hal yang dilakukan dengan rasa lebih
suka pada sesuatu hal tersebut.
b. Definisi Membaca
Membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca
adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
29
Menurut Farida Rahim membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini
melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Proses membaca dimulai melalui pengungkapan simbol-simbol atau huruf melalui indra
penglihatan dan kemudian anak-anak belajar membedakan antara simbol-simbol
atau huruf-huruf
yang digunakan
untuk
28
Hurlock, E.B, Perkembangan Anak Jilid 2 Jakarta: Erlangga, 1999 h.118
29
Kosam Rimbarawa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca dan Menulis Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006 h. 23.