Pencapaian RMK-3 Kebijakan Ekonomi: Rancangan Malaysia Ketiga

mengorganisasikan kembali masyarakat untuk mengurangi dan seterusnya menghapus identitas etnis menurut fungsi ekonomi. Tujuan utama kebijakan ini diperkenalkan adalah untuk mewujudkan solidaritas negara dengan mengurangi perbedaan ekonomi, sosial, kebudayaan, penempatan dan sebagainya. 161 Sebab utama yang menimbulkan perasaan tidak puas hati di kalangan rakyat adalah dalam faktor kemiskinan. Ini bukan saja berlaku di luar kota tetapi juga di kota. Kondisi ini dapat mengganggu stabilitas negara dan persatuan bangsa karena masalah kemiskinan adalah berdasarkan etnis dengan kadar kemiskinan paling tinggi di kalangan orang Melayu yang berfokus pada aktivitas pertanian tradisional. Usaha telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah sosial ekonomi dan proyek pembangunan telah dirancang agar: a. Menciptakan peluang pekerjaan untuk semua golongan rakyat yang menganggur. b. Menambahkan daya produksi dan penghasilan. c. Memberi peluang perpindahan orang yang bekerja di sektor yang rendah daya produksinya ke sektor yang lebih lumayan. d. Mengurangi perbedaan penghasilan antara etnis antara kawasan kota dan luar kota dan antara wilayah. e. Modernisasi kehidupan di luar kota. f. Mewujudkan kelompok perusahaan dan perdagangan etnis. g. Mengadakan kondisi pekerjaan yang mencerminkan komposisi etnis di Malaysia. 161 Dasar Ekonomi Baru. Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari http:pmr.penerangan.gov.myindex.php?option=com_contentview=articleid=2373Adasar- ekonomi-baru-catid=883Adasar-dasar-negaraItemid=20.html . h. Memperbaiki taraf dan kualitas hidup rakyat dalam pendidikan, pelatihan, kesehatan, fasilitas-fasilitas infra-struktur dan lain-lain. Untuk mengorganisasikan kembali masyarakat untuk mengurangi dan seterusnya menghapus identitas etnis menurut fungsi ekonomi. Sudah menjadi hasrat pemerintah agar menjelang tahun 1990 kepemilikan saham atau ekonomi Malaysia akan melambangkan komposisi kepentingan etnis di negara ini, di mana partisipasi Bumiputra sebesar 30 , 40 bukan Bumiputra dan 30 terdiri dari investor luar negeri. Dalam mencapai tujuan penyusunan kembali DEB, 162 strategi berikut telah disusun dengan: a. Meningkatkan daya produksi dan taraf kehidupan etnis miskin melalui proses modernisasi kawasan luar kota. b. Mengurangi kondisi yang tidak seimbang dalam struktur guna tenaga yang ada sekarang ini dengan cara yang progresif dan melalui pertumbuhan ekonomi seluruhnya agar pada tahun 1990 posisi buruh mencerminkan jumlah etnis. c. Menambah dengan lebih cepat lagi bagian rakyat Malaysia dalam kepemilikan modal dalam stok perusahaan dan pertumbuhan ekonomi. d. Membentuk sebuah masyarakat perdagangan dan industri di kalangan orang Melayu dan etnis agar dapat membentuk dan memiliki 30 ekonomi dalam tahun 1990 dan mendirikan beberapa lembaga seperti MARA, Bank Pembangunan, Bank Bumiputra, dan Amanah Saham Nasional ASN. 162 Internasional Law Book Services, Malaysia Kita, Panduan dan Rujukan untuk Peperiksaan Am Pemerintah, 2005, Cet. Keenam, h. 392.

e. Memajukan negeri dan kawasan yang dianggap mundur dalam pengembangan

wilayah baru seperti DARA, KESEDAR, KEJORA dan sebagainya. Sebelum DEB dilaksanakan, wujud jarak perbedaan ekonomi di antara etnis Melayu dan Bumiputra lain dengan etnis lain. Perbedaan ekonomi yang dimaksudkan adalah dari sudut pemilikan dan pengurusan perniagaan dalam sektor pertanian, perladangan, pengangkutan, perbankan dan perusahaan. Hal itu dapat dibuktikan berdasarkan kepada keseluruhan modal saham serikat berhad di Semenanjung Malaysia yang menunjukkan orang Melayu hanya memiliki 1.5 , berbanding 23.7 yang dimiliki oleh bukan Melayu, sedangkan 62.1 dikuasai oleh orang asing. 163 Demi untuk mencapai tujuan yang pertama, berbagai usaha didirikan seperti FELDA dan RISDA bagi membantu golongan pekebun kecil. Pelaksanaan proyek Lembaga Padi dan Beras Negara LPN bagi petani supaya boleh menghasilkan padi yang baik dan beras yang berkualitas serta menambah hasil mereka. Bagi golongan nelayan pula, Lembaga Kemajuan Ikan Malaysia LKIM didirikan untuk meningkatkan penghasilan mereka. Tun Hussein Onn juga menggalakkan para nelayan, pekebun kecil dan petani agar melibatkan diri dalam perusahaan dan perindustrian. Ia bertekad untuk meneruskan usaha meningkatkan saham bagi membantu orang Melayu dari sudut ekonomi mereka. Di bawah pemerintahannya, ia telah memperkenalkan Skema Amanah Saham Nasional ASN yang merupakan satu 163 S. Hasyim Ahmad, Tun Hussein Onn: Potret Seorang Negarawan, h. 134.