Metode Penelitian 1 Jenis Penelitian

BAB II SOSIAL-POLITIK MALAYSIA SEBELUM DAN SETELAH

KEMERDEKAAN 1957 A. Nasionalisme Malaysia 1. Definisi Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu kesadaran kelompok manusia untuk membentuk sebuah komunitas yang berkebudayaan sama, yang terikat oleh garis-garis batas wilayah yang jelas, memiliki sejarah silam yang mirip, memiliki proyek masa depan yang sama dan mengklaim hak pemerintahan sendiri. Singkatnya, nasionalis berkeyakinan bahwa umat manusia terbagi dalam bangsa-bangsa dan semua bangsa memiliki pemerintahan dan menentukan nasibnya sendiri. Negara dan bangsa multinasional yang terdiri atas berbagai negara secara inheren adalah salah. Oleh karena itu, negara bangsa adalah satu-satunya unit politik yang sah sebagai penjaga identitas bangsa. Persatuan bangsa adalah tujuan utama dari tindakan politik kaum nasionalis. 14 Menurut Walter Theimer dalam bukunya, ”Encyclopedia of World Politics”, nasionalisme berarti satu sentimen kesukuan yang didasarkan atas fitur bangsa terutama bahasa dan kebudayaan dengan kecenderungan menekankan perbedaan 14 Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir, Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depan, Yogyakarta: Qalam. 1993, Cet Pertama, h. 119. antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Soekarno pula menjelaskan bahwa nasionalisme adalah suatu cita-cita yang mengingini serba kebaikan bangsa. 15 Menurut Karl Marx, nasionalisme ada saat sesuatu bangsa dijajah. Maka negara tersebut secara otomatis akan lahir dua golongan yang bertentangan yaitu satu golongan yang menjajah menindas dan satu lagi golongan yang terjajah. Mereka bertentangan karena golongan yang menjajah ingin mempertahankan jajahannya, sedangkan yang terjajah ingin membebaskan diri dari jajahan tersebut. 16 Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai ajaran atau paham untuk mencintai dan menghargai bangsa dan negara sendiri, termasuk kebudayaan, hasil produksi dan sebagainya. 17 Imam Hassan al-Banna berpendapat, jika paham ini bertepatan dengan Islam, maka ia dibolehkan, tetapi jika ia bertentangan dengan Islam, maka Islam adalah bebas darinya. Dan ia menegaskan bahwa Islam mewajibkan umatnya untuk menyayangi tanah air mereka serta mempertahankannya. 18 Menurutnya, apabila yang dimaksud dengan nasionalisme adalah kerinduan atau keberpihakan terhadap tanah air, keharusan berjuang membebaskan tanah air dari jajahan, ikatan kekeluargaan antar masyarakat, dan pembebasan negeri-negeri lain maka nasionalisme dengan 15 Mahdi Shuid. dkk., Longman Teks Pra-U STPM Sejarah Malaysia Selangor Darul Ehsan: Pearson Malaysia Sdn. Bhd., 2009, Cet. Pertama, h. 169. 16 Ibid., h. 169. 17 Zainul Bahri, Kamus Umum, Khususnya Bidang Hukum Politik Bandung: Penerbit Angkasa, 1996, Cet. Pertama, h. 189. 18 Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Fiqh Siyasah Menurut Imam Hassan Al-Banna, Kuala Lumpur: Pustaka Syuhada,2000, Cet. Pertama, h. 149-150 makna demikian dapat diterima dan bahkan dalam kondisi tertentu dianggap sebagai kewajiban. 19 Dalam usaha untuk mengemukakan definisi nasionalisme yang lebih lengkap dan unggul, R. Suntharalingam mendefinisikaan apa yang diberikan oleh Hans Kohn, yaitu sebagai ”Suatu kondisi fikiran, yang menyerap masuk ke dalam jiwa sebagian besar rakyat dan didakwa menyerap masuk ke kalangan semua anggotanya, dia mengakui negara bangsa sebagai bentuk organisasi politik yang unggul, dan bangsa sebagai sumber untuk segala kehidupan budaya yang membangun dan sumber kesejahteraan ekonomi. Oleh itu, puncak kesetiaan manusia adalah berfokus kepada bangsanya, karena kehidupannya sendiri adalah terpercaya berdasarkan kepada dan berkemungkinan oleh kebajikan bangsanya.” 20 2. Awal Gerakan Kesadaran Kebangkitan Semangat Nasionalisme 1906-1957 Perlu diperhatikan bahwa semangat nasionalisme yang ada di Tanah Melayu yang dikenal sebagai Malaysia saat itu adalah semangat nasionalisme yang berfokus lebih kepada nasionalisme Melayu. Ini karena, sebelum Tanah Melayu dijajah, ia adalah salah satu di antara kawasan yang terletak di Kepulauan Melayu. Setelah Semenanjung Tanah Melayu yang kaya dengan biji timah telah dikuasai oleh kolonial Inggris pada akhir abad ke-19. Inggris telah melaksanakan dasar pecah dan perintah 19 http:robbani.wordpress.com200708014 , diakses pada tanggal 13 Februari 2011, jam 23:25 WIB. 20 Roslan Saadon, Gagasan Nasionalisme Melayu Raya: Pertumbuhan dan Perkembangannya Selangor Darul Ehsan: Karisma Publications Sdn. Bhd., 2009, Cet. Pertama, h. 5.