merupakan pola yang di dalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik; hukuman dan imbalan bersifat simbolik; anak diberi kebebasan;
penekanan diletakkan pada interaksi; komunikasi bersifat lisan; anak menjadi pusat sosialisasi; keperluan anak dianggap penting; dan keluarga menjadi
generalized other.
14
C. Keagamaan
1. Pengertian Agama dan Keberagamaan
Agama ialah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut- penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang
dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan masyarakat luas umumnya.
15
Secara mendasar dan umum agama dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan antara manusia
dengan alam ghaib -khususnya dengan Tuhannya- mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya dan mengatur hubungan manusia dengan
alam lingkungannya.
16
Sedangkan secara lebih khusus dengan memperhatikan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, agama dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan- tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam
menginterpretasi dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang ghaib dan suci.
14
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, hal. 31
15
Hendro Puspito, Sosiologi Agama Yogyakarta: Kanisius, 2000, Cet. Ke-16, h. 34
16
Roland Robertson, Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis Jakarta: PT Rajawali Press, 1988, h. v
Sebagai suatu sistem keyakinan maka agama berbeda dengan sistem keyakinan dan isme-isme lainnya karena landasan keyakinan agama adalah
konsep suci sacred dan ghaib supranatural yang dibedakan dari yang duniawi profane dan hukum-hukum alamiah natural. Selain itu hal lain
yang membedakan agama dengan isme-isme lainnya adalah karena ajaran- ajaran agama selalu bersumber pada wahyu Tuhan atau wangsit-dalam
agama-agama lokal dan primitif- yang diturunkan kepada nabi sebagai pesuruh-Nya. Adapun ciri yang mencolok dari agama yang berbeda dengan
isme-isme adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhannya. Dalam kamus sosiologi pengertian agama religion mencakup tiga
aspek yakni : pertama menyangkut kepercayaan terhadap hal-hal yang bersifat speritual. Kedua, merupakan perangkat kepercayaan dan praktek-
praktek speritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri. Ketiga, ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.
17
Dari uraian di atas dapat disimpulkan secara sederhana bahwa agama merupakan seperangkat peraturan atau undang-undang yang dapat mengikat
manusia untuk dijadikan pedoman dalam hidupnya. Agama dianut oleh manusia untuk mengatur perikehidupannya di dunia ini agar menjadi teratur
dan selaras sesuai dengan ajaran-ajaran yang ada dalam agama sehingga tidak terjadi kekacauan. Dalam disiplin perbandingan agama, suatu aliran
kepercayaan bisa disebut sebagai agama apabila di dalamnya ditemukan lima aspek, kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1 Adanya ajaran-ajaran kepercayaan aqidah
17
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi Jakarta: CV. Rajawali Press, 1993, h. 430
2 Adanya sistem pemujaan atau penyembahan ibadah atau ritual
3 Adanya aturan-aturan dalam melaksanakan hubungan dengan Tuhan
dan sesama manusia Syariat. 4
Adanya Nabi yang membawa risalah 5
Adanya kitab suci yang dijadikan sumber hukum. Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat difahami
secara terpisah meskipun kedua mempunyai makna yang sangat erat. Mengenai definisi agama telah dijelaskan di atas sedangkan keberagamaan
berarti pembicaran mengenai pengalaman atau fenomena yang manyangkut hubungan antar agama dengan penganutnya atau suatu keadaan yang ada
dalam diri seseorang penganut utama yang mendorong untuk bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya.
Kata keberagamaan berasal dari kata “beragama”. Kata beragama dalam Kamus Bahasa Indonesia yaitu antara lain :
1 Menganut memeluk agama
2 Beribadat, taat kepada agama baik hidupnya menurut agama,
misalnya dia berasal dari keluarga yang taat beragama. Menurut Djamaluddin mendefinisikan keberagamaan sebagai
“manifestasi” seberapa jauh individu penganut agama meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan
sehari-hari dalam semua aspek kehidupan.
18
18
Muhammad Djamaluddin, Religiusitas dan Stress Kerja pada Polisi Yogyakarta: UGM Press, 1995 , h. 44
2. Dimensi-dimensi Keberagamaan