Dari tegangan tarik yang terjadi bahwa beban yang digunakan aman untuk digunakan karena tegangn tarik ijin lebih besar dari tegangan
tarik yang terjadi yaitu : 5,23 [
kg mm
2
] 6 [
kg mm
2
]
b. Tegangan geser yang terjadi pada batang ulir
Tegangan geser yang diizinkan τ
g ,
adalah : τ
g ,
= 0,5 x σ
a
= 0,5 x 6 [
kg mm
2
] = 3 [
kg mm
2
] Tegangan geser yang terjadi pada ulir adalah :
τ
g
= z
p k
d W
. .
. .
1
π Sularso, Elemen Mesin, hal 297
Dimana : W
= beban angkat rencana d
1
= diameter dalam ulir 54,046 [mm] k
= 0,84 untuk ulir metris Sularso, Elemen Mesin, hal.297 p
= pitch z
= jumlah ulir maka :
τ
g
= 9
5 ,
5 84
, 046
, 54
14 ,
3 12000
= 1,706 [
kg mm
2
] Dari perhitungan tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan
geser ijin yaitu : 1,706 [
kg mm
2
] 3 [
kg mm
2
]
Universitas Sumatera Utara
c. Tekanan permukaan pada batang ulir
Tekanan permukaan yang terjadi pada ulir adalah : q =
z h
d W
. .
.
2
π Sularso, Elemen Mesin, hal.297
dimana : q
= tekanan permukaan yang terjadi pada ulir. W = beban rencana
d
2
= diameter efektif ulir = 56,428 [mm] h
= tinggi kaitan = 2,977 [mm] z
= jumlah ulir maka :
q = 9
977 ,
2 428
, 56
14 ,
3 12000
= 2,52 [
kg mm
2
] Dari perhitungan tegangan permukaan yang terjadi ternyata lebih kecil
dari tegangan permukaan ijin bahan, yaitu : 2,52 [
kg mm
2
] 3 [
kg mm
2
]. Maka bahan yang digunakan aman.
Pemeriksaan Kekuatan Pada Bagian Kritis Kait a. Untuk penampang I – II
Gambar 3.2 Penampang Kritis Kait I – II
Universitas Sumatera Utara
1 Tegangan lentur pada serat terdalam
Tegangan diketahui bahwa ukuran baut kait adalah M 56 dengan data sebagai berikut :
- diameter luar d = 60 [mm]
- diameter efektif d
2
= 56,428 [mm] - diameter inti d
1
= 54,046 [mm] - pitch p
= 5,5 [mm] - tinggi kaitan
= 2,977 [mm] Dari data-data di atas maka kita peroleh ukuran kait sebagai berikut :
- Tebal sisi luar b
o
= 0,9 x d
1
Ir. Syamsir A.Muin, Pesawat Angkat, hal.163 = 0,9 x 54,046
= 48,64 [mm] - Tebal sisi dalam b
1
= 2,2 x d
1
= 2,4 x 54,046 =118,90 [mm]
- Tinggi penampang h = 2,4 x d
1
= 2,4 x 54,046 = 129,71 [mm]
- Jari-jari serat terdalam R
1
= 1,25 x d
1
= 1,25 x 54,046 =67,55 [mm]
Universitas Sumatera Utara
Adapun rumus yang digunakan untuk mendapatkan tegangan lentur serat terdalam adalah:
τ
∫ 1
=
1 1
. .
. R
e A
h M
Hollowenko, hal.26 Dimana:
τ
∫ 1
= tegangan lentur serat terdalam. M
= ω . R momen bengkok
W = beban rencana 12000 [kg]
R = jari-jari sumbu titik berat
= R
1
+ 3
. 2
1 1
b b
b b
h
o
+ +
= 67,55 + 46
, 48
90 ,
118 3
46 ,
48 .
2 90
, 118
71 ,
129 +
+ = 123,306 [mm]
Momen bengkok M = W . R = 12000 x 123,306
= 1479672 [kg.mm] h
1
= jarak garis netral ke serat terdalam = R
n
– R
1
R
n
= jari.jari netral
R
n
= ln
. .
2
1 1
1 1
1
b b
R R
h R
b R
b h
b b
− −
− +
Dimana : R = h + R
1
= 129,71 + 67,55 = 8761,91 [mm]
Universitas Sumatera Utara
R
n
= 46
, 48
90 ,
118 55
, 67
91 ,
9761 ln
71 ,
129 55
, 67
. 46
, 48
91 ,
8761 .
90 ,
118 2
71 ,
129 46
, 48
90 ,
118 −
−
−
+
= 129,88 [mm]
h
1
= R
n
– R
1
= 129,88 – 67,55 = 62,33 [mm]
A = luas penampang kritis =
2
1
b b
h +
=
90 ,
118 46
, 48
2 71
, 129
+
= 10865 [mm
2
] = 108,65 [cm
2
] e = jarak sumbu netral dengan sumbu titik berat
= R – R
n
= 129,88 – 123,306 = 6,574 [mm]
R
1
= jari-jari serat terdalam 67,55 [mm] Maka :
τ
∫ 1
=
1 1
. .
. R
e A
h M
= 55
, 67
574 ,
6 10865
33 ,
62 1479672
= 19,11 [kgmm
2
]
2 Tegangan lentur pada serat terluar
Adapun rumus untuk mendapatkan tegangan lentur pada serat terluar adalah :
l
τ
= .
. .
R e
A h
M Hollowenko, hal 261
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
l
τ
= tegangan lentur serat terluar. M = momen bengkok
h = jarak garis netral ke serat terluar
= R – R
1
= 123,306 – 67,55 = 55,756 [mm] A = luas penampang
= 10865 [mm
2
] e = 6,574 [mm]
R = 8761,91 [mm]
Maka ;
l
τ
= 91
, 8761
574 ,
6 10865
756 ,
55 1479672
= 1,31 [kgmm
2
]
b. Untuk Penampang III – IV